Di Nikahi Majikan Ku

...****...

𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎

•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈

Keraguan di hati naura runtuh, Ia bisa melihat lebih dari sekedar hadiah mahal. Naura melihat kesungguhan seorang pria yang ingin mengakhiri kesendiriannya dan memilihnya sebagai pendamping hidup, air mata Naura menetes tak terbendung bukan karena sedih melainkan karena rasa lega.

Adrian memasangkan gelang itu di lengan Naura, dengan senyum tulus yang terukur di bibir nya.

" terimakasih, aku akan menjaganya " ucap lirih Naura.

" bagaimana "

" apa yang bagaimana " tanya Naura binggung, dengan air mata yang masih menetes, Naura mengusap pipinya yang basah menyeka air matanya.

" ya, bagaimana kalau kita lanjutkan buat anak yang banyak_ " goda Adrian dengan nada suaranya yang berubah menjadi nakal, sama sekali tidak sesuai dengan suasana haru beberapa detik lalu.

Naura seketika tersentak kaget, ekpresinya yang tadi penuh kesedihan langsung berubah menjadi terkejut, lalu malu, Naura memukul pelan punggung tangan Adrian wajahnya menjadi memerah, senyum tipis terlihat dari sudut bibir nya.

" bisa-bisa nya kamu masih bisa bercanda setelah membuat ku menangis " seru Naura.

Adrian tertawa lepas, lalu berdiri menghampiri Naura, dengan senyum nakal yang terukir di bibir nya, Adrian meraih tangan Naura lalu menarik nya hingga Naura jatuh dalam pelukan nya.

Adrian memeluk nya dengan erat, menghujani kepala Naura dengan ciuman, Ia bisa mencium aroma shampo Naura, menciptakan aroma yang memabukkan.

Adrian memegang dagu Naura, menatapnya dengan lekat dan dalam " sayang aku serius. Ayo kita buat anak yang banyak agar kamu atau aku tidak bisa lari dari pernikahan ini " ucapannya.

Naura tersenyum malu-malu pipinya meni m unjuk rona merah, Ia memukul-mukul dada bidang Adrian.

Adrian mencondongkan kepalanya, hembusan nafas nya terasa hangat di kulit wajah Naura, perlahan bibir mereka saling bersentuhan, ciuman yang lembut tanpa terburu-buru karena gairah. Naura memejamkan matanya merasakan setiap gerakan lembut bibirnya yang telah di kuasai oleh suaminya.

Tiba-tiba dengan gerakan kuat Adrian membawa Naura ke gendongannya dalam posisi bridal style, Naura hanya pasrah mengikuti permainan suaminya.

Membawa Naura ke kamar mereka, lalu Membaringkan nya ranjang, Adrian melepaskan pautan bibir mereka menatap mata Naura dengan penuh hasrat yang membara.

tangan Adrian membingkai wajah Naura dengan lembut, lalu tersenyum tipis melihat istrinya yang hanya diam karena malu. Dengan lilin yang menerangi kamar mereka suasana terasa lebih indah.

Malam itu pun mereka mengikat janji. Janji untuk berbagi kehidupan dan harapan, sentuhan mereka bukan di dorong oleh hasrat melainkan untuk saling memiliki dan untuk menciptakan pondasi yang tak tergoyahkan dalam hubungan pernikahan mereka.

...***...

ketika pesawat mereka tiba di Jakarta Naura dan Adrian sudah di jemput oleh asisten galang, dia segera membantu Adrian dan Naura untuk memasukkan koper-koper mereka. Yah sebenarnya ini tugas sopir, karena terburu-buru galang jadi membawa mobil sendiri untuk menjemput Naura dan Adrian, karena ada hal penting di kantor dan membutuhkan Adrian hadir di sana.

" apa ada masalah di kantor saat aku pergi " tanya Adrian, tangannya masih menggenggam erat tangan Naura, seakan Ia tak mau melepaskan tangan istrinya.

" semuanya aman tuan, namun ada klien penting yang datang kemarin untuk membicarakan hal penting, klien pentu itu adalah tuan Hardi dari proyek revitalisasi kota tua, beliau datang kemarin sore dan sangat mendesak bertemu anda. Beliau ingin berbicara tentang pendanaan baru dan ada beberapa penyesuaian desain arsitektur yang sangat krusial"

Adrian mengerutkan dahinya, proyek revitalisasi kota adalah proyek arsitektur dan pengembangan bisnis terbesar yang sedang di tangani Adrian.

" kenapa dia tidak menunggu jadwal yang sudah di tentukan " tanya Adrian dengan suara dingin.

" beliau mengatakan, adanya desakan dari investor luar negeri tuan. Ia meninggalkan pesan agar anda segera menghubungi nya siang ini, saya sudah mengatur agar semua berkas terbaru di siapkan di ruang kerja anda "

Adrian menghela nafas panjang, lalu menoleh ke arah Naura yang ada di sampingnya, Adrian menunjukkan wajah frustasi karena harus kembali berhadapan dengan pekerjaan setelah liburan singkatnya.

" maaf sayang, sepertinya aku akan langsung ke kantor jangan menunggu ku mungkin aku akan pulang larut malam " ucap Adrian, Ia mengusap kepala Naura.

" iya gak apa-apa " jawab Naura dengan senyum tipis di bibirnya.

***

Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya mobil yang membawa Naura dan Adrian telah tiba di kediaman mereka rumah besar yang menjadi tempatnya pulang, rumah yang Naura rindukan.

Naura turun dari mobil di sambut oleh beberapa ART yang membantunya membawakan koper-koper mereka ke dalam rumah.

" sayang aku akan langsung ke kantor " pamit Adrian dengan senyum tipis Ia mengecup kening Naura, dan Naura mencium punggung tangan suaminya sebelum dia pergi.

sepertinya pernikahan mereka baik-baik saja, tuan juga terlihat lebih bahagia dengan Naura.

Sebaiknya aku tidak perlu mengkhawatirkan mereka, toh tuan akan mempertahankan pernikahan ini, dia tidak akan melepaskan Naura dengan mudah. ( batin galang)

serigala berbulu domba memang, banyak kali akal bulusnya. ( gerutu galang)

" hey. Kenapa diem aja ayo masuk, katanya ada kerjaan penting " seru Adrian, Ia melihat galang yang berdiri dengan tatapan kosong.

" ah ya, ayo tuan saya akan menjelaskan nya dengan lebih rinci di perjalanan " kata galang Ia melempar senyum tipis pada Naura, senyum dengan rasa hormat pada nyonya bos nya.Naura membalas senyum galang lalu melihat mobil yang membawa suaminya keluar dari pekarangan rumah.

Naura pun masuk kedalam Ia bisa mencium aroma yang beberapa hari ini dia rindukan, apa lagi studio nya yang Ia tinggalkan. Naura menoleh ke arah leni yang sedang di belakangnya membawa koper.

" mbak nanti koper yang pink di buka aja di dapur, itu oleh-oleh yang aku bawa untuk kalian. Nanti fi bagi aja ya " ucap Naura.

" iya. Nyonya terima kasih " ucap leni Ia sedikit menundukkan kepalanya dengan rasa terimakasih.

" iya sama-sama, anggap saja itu hadiah karena kalian telah bekerja keras " ucap Naura, Ia pun berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya, di ikuti oleh leni di belakangnya.

cek lek__Naura membuka pintu kamar, Ia merebahkan tubuhnya di ranjang besar sambil menatap langit-langit kamar yang mewah, Naura masih berfikir ini semua seperti mimpi. Mimpi yang tak pernah Ia bayangkan sebelumnya.

" mbak taruh aja kopernya di sana, nanti biar aku yang merapikan nya " perintah Naura.

" baik nyonya " jawab leni.

" nyonya apa ada yang di butuhkan lagi, atau mungkin anda ingin saya membuatkan sesuatu " tanya leni sebelum dia pergi.

" tidak, aku hanya ingin tiduran sebentar " jawab Naura, Ia membalikkan badan nya menjadi miring.

" baik " leni pun keluar, Ia menutup pintu kamar dengan hati-hati agar tidak mengganggu Naura yang tengah memejamkan matanya.