 
                            kisah cinta dua anak manusia yang tumbuh bersama sejak kecil, tapi karena suatu hal yang akhirnya membuat mereka berpisah.
kisah tentang seorang Elio pewaris tunggal keluarga konglomerat dengan seorang gadis bernama Aurora yang hidupnya penuh teka teki dan misterius.
bisakah elio membawa kembali gadis tercintanya untuk bisa selalu bersama dengannya?
ikuti kisah mereka, dan jangan lupa tinggalkan jejak untuk terus menyemangati author....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Sejak bangun tidur Elio sudah mengamuk karena tidak mendapati aurora di kamarnya, dia yang tidak pernah sekalipun memarahi art dirumahnya, pagi ini dia memarahi mereka semua karena tidak ada yang tahu Aurora kemana.
"Bu... Ibu....", Elio mencari keberadaan ibu Shofia di kamar ibu Shofia,
"iya nak, ada apa?", tanya ibu Shofia bingung karena wajah Elio terlihat begitu panik,
"Ara dimana Bu, kok pagi pagi sudah tidak ada di kamar? ", tanya Elio,
"dia pamit pergi lebih pagi karena ada urusan nak El, gak tahu urusan apa", jawab ibu shofia,
" sama siapa Bu?", tanya Elio lagi, dia tahu Aurora pasti sedang menghindarinya,
"ibu juga tidak tahu nak, Ara gak bilang nak, coba kamu tanya temen temen kamu yang lain siapa tahu ada yang bareng Ara", usul ibu shofia,
" ya sudah Bu, makasih", ucap Elio,
dia segera meninggalkan tempat itu dan pergi ke kamarnya, bersiap siap ke sekolah,
dia harus segera bicara pada Aurora, dia tidak akan membiarkan Aurora lama lama menghindarinya, dia juga harus minta maaf pada Aurora.
"ada apa shof?", tanya mommy Wilona yang baru saja melihat Elio berlari dari sana,
"Elio mencari ara nyonya", jawab ibu Shofia,
"biar saja, biar tahu rasa itu anak", ucap mommy Wilona yang membuat ibu Shofia bingung,
"tahu rasa, emang Elio kenapa nyonya?", tanya ibu shofia penasaran,
"eeh... Gak pa pa shof, saya lagi kesal saja sama itu anak, dan hanya Ara yang bisa membuatnya seperti itu", jawab mommy Wilona asal, tidak mungkin kan dia memberi tahu yang sebenarnya lada ibu Shofia, mau di taruh mana mukanya sebagai orang tua Elio yang sudah seenaknya nyosor anak ibu Shofia.
"ohhh, ya tidak begitu juga nyonya, bagaimana pun anda adalah orang tuanya, jadi anda yang harusnya lebih bisa dekat dengan Elio", tutur ibu Shofia,
" ya mau gimana lagi shof, itu anak bisa ngomong banyak dan panjang lebar cuma sama Ara, kalau sama saya dan yang lainnya, dia mau jawab saja sudah bagus", kata mommy Wilona, ibu Shofia jadi terkekeh, Memang benar kenyataannya seperti itu,
"ya sudah ,nyonya gak mau bikin kopi dulu buat tuan, saya mau masak dulu", kata ibu sofia,
" iya".
Di kamarnya, Elio dengan secepat kilat menyelesaikan ritual mandi dan siap siapnya, meskipun hanya mandi bebek tapi jangan salah, tidak mengurangi kadar ketampanan dan image keren pada dirinya.
"nak El gak sarapan dulu?", tanya Bu Shofia yang sedang menata masakan di meja makan, sedangkan mommy Wilona menyiapkan sarapan untuk Daddy Rajendra yang juga sudah siap dimeja makan.
"gak Bu, nanti aja, El berangkat", ucap Elio tak lupa dia mencium punggung tangan ketiga orang di sana plus ciuman di pipi untuk mommy Wilona,
"gak keburu shof, mau mengejar cinta takut keduluan orang", cibir mommy Wilona tapi tidak di hiraukan sama sekali oleh Elio yang sudah melangkah cepat ke garasi.
"mom, Elio sedang cemas, jangan malah begitu", tegur Daddy Rajendra,
" mommy masih kesel sama tuh anak", jawab mommy Wilona,
Sementara ibu Shofia hanya menyimak saja tanpa ingin bertanya karena itu urusan keluarga mereka.
Elio mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi agar bisa cepat sampai di sekolah dan bertemu dengan Aurora, tak lupa dia mengirim pesan kada ke empat temannya, kalau melihat atau bertemu dengan Aurora disuruh langsung menghubungi Elio.
Sementara itu, di kedai bubur ayam pinggir jalan, yang cukup ramai pembeli, Aurora dan Azka menikmati bubur ayam mereka dengan khidmat, banyak pasang mata yang menatap kagum pada mereka berdua, visual yang sama sama memukau, cantik dan tampan, aura mereka berdua pun sama sama menunjukan aura positif hingga yang menatap merasa senang.
"jadi apa yang bisa gue dengerin?", tanya Azka setelah buburnya habis,
"apa?", tanya Aurora sok Tidak mengerti,
" meskipun kita terpisah 10 tahun, tapi gue masih sangat mengenal Lo aurora, jelas banget ada hal yang membuat Lo galau", ucap Azka, membuat aurora mendengus sebal,
"masih sama, gue gak pernah bisa menyembunyikan apapun dari Lo ka", kata Aurora,
" lalu, ada apa?", tanya Azka lagi,
"gue kesel banget sama io ka, gue marah dan gue rasanya gak pengen ketemu sama dia", kata Aurora,
" hah, kenapa Ra, apa yang udah Elio lakuin Sampai lo kayak gitu? ", tanya Azka penasaran, bukannya menjawab Aurora malah menunduk dan matanya berkaca kaca,
"hei, Ra, kenapa, Elio ngapain Lo Ra?", tanya Azka mendekati aurora, dia akan menghajar elio kalau sampai Elio melakukan hal hal Tidak baik pada Aurora,
"dia cium bibir gue ka, hiks", Aurora kembali nangis, Azka menghembuskan nafas kasar,
"Jangan nangis, oke, tenang Ra, bisa Lo ceritain kenapa Elio Sampai melakukan hal itu?", tanya Azka lembut, dia memegang tangan Aurora,
"dia mau gue jadi kekasihnya ka, tapi gue bilang kalau dia bukan termasuk kriteria cowok gue, dia malah langsung cium bibir gue", jawab Aurora, Azka menghirup nafas kuat kuat, sumpah dia ingin sekali menonjok Elio saat ini juga, bisa bisanya itu anak malah membaut aurora jadi trauma seperti ini.
"Ra, mau dengerin gue?", tanya Azka dan Aurora pun mengangguk, sejak dulu Azka adalah sosok yang paling bijaksana dan selalu bisa memberikan Aurora ketenangan, makanya aurora sejak dulu senang sekali menempel pada Azka yang sudah seperti kakaknya itu.
"Elio sayang dan cinta sama Lo sejak dulu, Lo ingat bagiamana dulu saat kecil dia selalu kesal dan marah kalau Lo dekat sama yang lain, terbiasa bersama sejak kalian kecil bagi Elio Lo udah seperti separuh dari bagian hidupnya, saat Lo pergi Elio kehilangan separuh dari hidupnya Ra, dia hancur, dia berantakan, dia rapuh, hampir 2 bukan setiap hari Elio selalu menangis dan minta agar orang tuanya bisa mengembalikan Lo kerumahnya, tapi mereka tidak berdaya, hingga lama kelamaan Elio menjadi sosok yang begitu tertutup, suka menyendiri, jarang bicara, sampai dia pernah dibawa ke psikolog sama mommy nya", Azka menceritakan semuanya pada Aurora, dan aurora menyimak dengan seksama.
"Elio adalah orang yang tidak bisa mengekspresikan apa yang dia rasakan Ra, dia sedih, bahagia, sakit, terluka, dia selalu memendamnya sendiri, dia juga bukan orang yang pandai berbicara, semua hilang setelah Lo pergi, dan sekarang Lo kembali, separuh hidupnya kembali, jiwanya kembali Ra, dan saat dia bilang suka sama Lo tapi Lo mengatakan kalau dia bukan kriterianya, Elio merasa tidak terima tapi dia tidak bisa mengatakannya makanya dia langsung bereaksi dengan mencium Lo",
sepanjang sejarah, baru kali ini Azka bicara sepanjang itu, dan itu cuma berlaku untuk Aurora.
"tapi gak dengan langsung mencium kan ka, gue... Gue merasa di lecehkan, hiks hiks...", tangis Aurora kembali tumpah, azka memeluk Aurora agar gadis itu tenang,
"husst, jangan menangis, dilihat orang Ra, dikira gue ngapa ngapain Lo", bujuk Azka hingga Aurora pun mulai tenang,
"yuk kesekolah, Elio sudah mau membalikkan sekolahan gara gara gak nemuin Lo di manapun", ajak Azka, ponselnya sudah sejak tadi bergetar tapi tidak dia hiraukan karena tahu pelakunya pasti Elio yang kalang kabut mencari Aurora,
"tapi gue masih kesal sama dia ka, gue gak mau ngomong sama dia", ucap Aurora,
" iya iya, itu hak Lo, sekalian biar Elio bisa memikirkan kalian tindakan dia salah dan sudah membuat Lo takut, yuk, nih anak anak Udah neror gue sejak tadi", kata Azka.
keduanya menuju mobil sport milik Azka dan segera berangkat ke sekolah karena jam masuk sekolah tinggal 30 menit lagi.