Terpaksa Menikahi Narapidana

Apa yang terjadi pada Meta, ternyata di rasakan juga oleh Arman. Jika Meta gila karena obat-obatan dan juga rasa trauma yang di timbulkan akibat pele-cehan itu.

Berbeda dengan Arman yang mulai tidak waras karena rasa takut yang berlebihan. Setiap hari, ada saja pesan masuk yang meneror diri nya.

Berapa kali pun Arman mengganti nomor ponsel nya, tetap saja ia masih mendapatkan pesan-pesan aneh tersebut dari nomor yang berbeda.

Arman juga sudah tidak bisa lagi pergi ke kantor. Di kantor dan juga pabrik, sekarang sedang ada demo besar-besaran.

Karyawan ada yang sudah beberapa bulan tidak di gaji. Buruh pabrik apalagi. Mereka bahkan ada yang sudah tidak sanggup lagi untuk bekerja. Kini, keluarga Arman di landa kesulitan. Mereka sudah berada di jalan buntu.

Brak

Krak

Boom

Lagi, Arman melempar kan ponsel nya ke arah dinding. Entah sudah berapa ponsel yang ia han-cur kan.

"Arman. Apa lagi yang kamu lakukan? Itu ponsel terakhir kamu. Jika kamu menghancurkan nya, maka kamu tidak akan bisa mendapatkan ponsel baru."

"Ma, pesan-pesan itu terus saja berdatangan. Padahal aku sudah berkali-kali mengganti nomor ponsel ku."

"Tapi, tak perlu dengan cara seperti itu juga. Kamu tinggal mematikan ponsel mu saja. Gampang, kan."

"Tidak, Ma. Kita sudah hancur. Ayo kita ke rumah nenek dan meminta maaf. Pasti nenek mau menolong dan juga memaafkan kita."

Plak

"Arman! Jaga mulut mu. Jangan sampai Mama mendengar kamu bicara hal itu lagi. Sekarang, Papa sedang meminta tolong pada teman-teman nya. Jika berhasil, maka kita tidak perlu memikirkan semua kesulitan ini."

"Tapi, Ma."

"Sudah, diam. Kamu tetap di kamar dan jangan pernah punya pikiran apapun. Mama pergi dulu."

Papa dan Mama nya Arman sedang mencari solusi. Sedangkan Arman, hanya bisa menangis di dalam kamar nya karena ketakutan.

Sejak dulu, laki-laki itu memang lemah dan bo-doh. Beruntung ia mengenal Airin dan berpacaran dengan nya.

Sejak Airin datang ke kehidupan nya, ia bisa menyelesaikan apapun karena bantuan Airin. Dan saat ini, ia tidak bisa lagi meminta bantuan pada istri Paman nya itu.

Arman mondar mandir didalam kamar nya. Ia harus cepat mencari jalan keluar. Ia tak mungkin diam saja dan melihat polisi datang dan menangkap nya nanti.

Saat ia melihat rumah nya dalam kondisi sepi, ia pun kabur dengan memakai penutup wajah. Rumah nya memang sudah sepi sejak lama.

Tak ada lagi pelayan di rumah itu. Mereka semua sudah kabur. Hanya tersisa tukang kebun yang bisu tuli. Beliau masih berada di sana karena tidak mengerti apapun yang terjadi dengan rumah itu.

Dengan berjalan kaki dan mengharapkan belas kasih orang-orang yang ada di jalan, Arman akhir nya tiba di rumah nenek nya.

Nyonya Lina yang tahu Arman datang ke kediaman nya, langsung menghubungi Leo. Dengan cepat Leo pulang dan langsung menyeret Arman ke tempat lain.

"Paman. Jangan bu-nuh aku. Aku mohon."

"Kenapa aku tidak boleh membu-nuh mu? Kau saja sudah beberapa kali mencoba untuk mengha-bisi nyawaku dan juga istriku. Bukan itu saja. Aku juga tahu jika keadaan Aris saat ini, juga ada hubungannya denganmu."

"Paman. Aku."

"Arman, jika kamu mau jujur dan mengatakan semuanya padaku, maka aku akan mengirimkanmu ke luar negeri. Aku juga akan memberikan salah satu cabang perusahaan untuk kamu kelola di sana."

"Benarkah, Paman? Apakah Paman juga tidak akan menjebloskan aku ke penjara?"

"Semua itu tergantung dari jawabanmu. Jika jawabanmu memuaskanku, maka kamu tak perlu masuk ke sana untuk membayar semua hukuman mu."

"Baiklah. Asal Paman berjanji untuk melindungi ku, maka aku akan memberikan semua bukti pada paman."

"Oke."

"Di dalam benda ini, terdapat bukti-bukti tentang kejadian Paman Aris. Papa sudah menyuruh ku menghancurkan semua buktinya saat itu. Tapi aku, tidak melakukan nya."

Arman pun menyerahkan bukti itu pada Leo. Leo menyuruh salah satu orang nya untuk memeriksa semua bukti itu.

Bukan itu saja, Leo juga meminta seluruh video Meta di hapus. Semua itu Leo lakukan untuk Airin. Bukan karena Meta.

"Terima kasih, Arman. Kamu memang anak yang baik. Untuk sementara, tinggal lah di sini. Kamu aman. Orang tua mu tidak akan macam-macam dengan mu. Nanti, ketika semua nya telah selesai, kamu bisa bebas."

"Baik. Aku akan menuruti semua keinginan paman. Asal kan, aku tidak di penjara. Aku janji aku akan berkelakuan baik selama di sini."

"Bagus. Aku pergi dulu."

"Paman. Tunggu dulu. Bagaimana keadaan Airin? Apa ia bahagia? Kenapa aku sudah tidak pernah lagi melihat nya?"

"Untuk apa kamu bertanya tentang istri ku?"

Leo langsung berubah menjadi harimau saat ada yang bertanya tentang istri nya. Mata nya yang tadi teduh, langsung menyeramkan dan menatap ke arah Arman.

"Tidak. Aku hanya penasaran dengan kehidupan nya saat ini. Apakah ia bahagia hidup dengan paman?"

"Jika ia tidak bahagia, tak mungkin ia mau hamil anak ku. Ia juga yang sering minta ja-tah. Jadi, kamu jangan mikir yang aneh-aneh tentang istri paman mu ini."

"Tidak mungkin. Airin mencintai ku. Tidak mungkin ia mau di ha-mili paman."

"Leo, dia istri ku. Dan dia juga mencintai ku."

"Lalu paman? Apa Paman juga mencintai Airin? Bukan kah kalian baru saja saling mengenal?"

"Arman. Kamu salah. Aku sudah lama menyukai Airin. Cintaku untuk nya, lebih besar dari cinta nya pada ku."

"Apa karena itu, paman saat itu mau keluar dari penjara, supaya bisa melihat nya?"

"Ya. Karena aku mengira jika kalian yang bertunangan. Aku hanya ingin melihat nya untuk yang terakhir kali. Tapi, siapa sangka justru aku malah berjodoh. Aku juga ikut berterima kasih pada mu."

Setelah mengatakan hal itu, Leo langsung pergi sambil tersenyum. Arman malah terdiam. Ia tak menyangka jika dalam waktu sebentar, Airin bisa jatuh cinta pada paman nya yang menyeramkan itu.

Semua sudah berlalu. Arman hanya bisa menyesal karena melepas wanita sebaik Airin. Jika ia menikah dengan Airin, pasti lah ia akan sukses tanpa harus merasa kesulitan.

Dan saat ini, menyesal pun sudah tak berguna. Karena pilihan nya terhadap Meta, ia malah mengorbankan segalanya.

Arman yang pengecut, kini malah bersembunyi. Sedangkan Mama dan Papa nya mati-matian sedang mencari cara untuk menyelamatkan nya.

Akan kah Leo mau membantu Arman? Atau semua itu hanya perangkap yang di siapkan oleh Leo, agar Arman menyerahkan bukti.

Entahlah.....