SUAMIKU BUKAN SUAMIKU

Bunyi ledakan besar menggegerkan pengguna jalan. Sebelum mobilnya meledak, Okan berlari sejauh mungkin dari mobil. Okan terpental jauh ke depan.

"PAPAAAAAAA!"

Zeki dan Zoya berlari menghampiri Okan yang terbaring di atas tanah. Okan meringis, kakinya terluka. Zeki dan Zoya segera membawa Okan ke rumah sakit.

Semua orang berlarian melihat ke pinggir jalan. Mobil Okan hangus terbakar. Ilma, Rully dan Elika juga keluar dari restoran. Ilma dan Elika mengenali mobil Okan. Bukannya sedih merasa khawatir, mereka kelihatan senang, terlebih lagi Ilma. Ilma tidak perlu susah payah menyingkirkan Okan karena keberuntungan kini berpihak padanya.

"Sayang, ada apa?" tanya Rully.

"Ini mobil suamiku," bisik Ilma.

Rully menerobos kerumunan orang-orang. Rully mencari pengemudi mobil. Rully melihat mobil polisi dan damkar di sekitar tempat kejadian. Polisi bertanya di mana pemilik mobil.

Ada saksi mata yang melihat, pemilik mobil membuka pintu mobil dan terjadilah ledakan. Pemilik mobil terpental dan ada yang membawanya pergi.

Rully kembali, Rully mengajak Ilma dan Elika masuk ke dalam restoran. Mereka melanjutkan makan malam mereka.

"Okan tidak ada di dalam mobil. Ada yang melihat dia terpental dan dibawa pergi orang. Dia selamat," kata Rully.

"Oh benarkah? Kenapa mobilnya bisa meledak?" Ilma mengernyit.

"Karena aku," bisik Rully.

Ilma dan Rully tertawa. Elika yang tidak tahu hanya tersenyum sambil memikirkan nasibnya yang akan menjadi orang kaya. Elika akan menjadi anak tunggal dari Rully. Elika anak orang kaya sedangkan Okan dalam waktu singkat akan dipecat dan menjadi miskin.

Sungguh indah dunia ini, batin Elika.

Luka di kaki Okan tidak terlalu parah. Malam itu juga Okan diperbolehkan pulang. Zoya malam ini ikut pulang ke rumah bersama Zeki dan Okan. Setibanya mereka di rumah, tidak ada seorangpun di rumah. Okan beristirahat di ruang tamu.

Zeki dan Zoya masuk ke dalam kamar Zoya. Mereka menggeledah kamar Zoya. Dan ternyata benar, di dalam lemari Zoya terdapat dokumen perusahaan, perhiasan dan koleksi jam tangan Zeki.

Zeki baru saja menyadari betapa jahatnya Elika. Zeki mengambil semua itu dan menunjukkannya pada Okan. Okan menyuruh Zeki untuk menaruh semua itu ke dalam kamar Elika. Okan ingin lihat bagaimana Elika memfitnah Zoya.

Zeki mengintip dari balik tirai jendela, Elika dan Ilma diantar Rully di depan pagar rumah mereka. Zeki segera masuk ke dalam kamarnya.

Ilma dan Elika berpandangan ketika melihat mobil Zeki di halaman depan. Mereka berdua masuk ke dalam rumah.

"Dari mana kalian?" tanya Okan.

"Elika gak suka makanan di rumah, akhirnya kami makan di luar," jawab Ilma.

"Kaki Papa kenapa?" Elika duduk di samping Okan.

"Tadi mobil Papa meledak. Kaki Papa terluka."

"Oh sayang, di mana kejadiannya?" Ilma juga menunjukkan kekhawatiran palsunya.

"Depan restoran Olaria," jawab Okan.

Ilma dan Elika memandangi Zoya yang hanya duduk diam di seberang mereka.

"Untung saat itu ada Zoya. Zoya yang antar Papa ke rumah sakit."

Terdengar suara amukan dan teriakan Zeki dari dalam kamarnya. Zeki dengan wajah panik ke ruang tamu bilang ke semua orang koleksi jam tangannya hilang. Okan juga bilang, dokumen perusahaan yang dia simpan di ruang kerja juga hilang.

"Rumah kita kemasukan pencuri Pa," kata Zeki.

"Pasti ini semua, ulah kamu lagi kan Zoya!" Ilma menunjuk wajah Zoya.

"Terakhir kali dia yang mencuri! Periksa kamarnya!" Elika tidak kalah nyaringnya.

"Ayo kita cek!" Okan melangkah lebih dulu masuk ke kamar Zoya.

Elika dan Ilma paling semangat. Mereka menggeledah kamar Zoya. Zeki, Okan dan Zoya hanya berdiri di depan pintu. Tidak ditemukan apa-apa di dalam kamar Zoya selain barang-barang yang berserakan.

"Gimana Ma? Apa menemukan sesuatu?" Zeki pura-pura mencari sesuatu di kamar Zoya.

"Kok bisa?" Elika memandangi Ilma.

"Kok bisa gak ada? Gitu? Emang gue gak pernah nyuri. Fitnah lu!" Zoya membela diri.

Ilma dan Elika terdiam. Okan kemudian meminta mereka semua mengikutinya. Okan masuk ke dalam kamar Elika. Kali ini Okan dan Zeki yang bersemangat menggeledah kamar Elika.

"Apa ini!" Okan menemukan dokumen perusahaannya.

"Elikaaaaaaa!" Zeki juga menemukan koleksi jam tangannya.

"Ke ... kenapa bisa begini?" Elika berpegangan pada lengan Ilma.

"Sebelumnya, Zoya dituduh mencuri di rumah ini. Apa tindakan Mama? Mama mengusir Zoya dari rumah. Kalo begitu, usir juga Elika dari rumah ini!" Zeki mengepalkan tangannya.

"Elika, kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu!" Kali ini Zoya juga ikut bicara.

"Ma," Elika minta perlindungan dari Ilma.

Zeki memasukkan baju Elika ke dalam koper. Okan mengusir Elika dari rumah dan memperingatkan Ilma untuk berlaku adil. Selama ini Zoya selalu dirugikan. Ilma membela Elika. Ilma menuduh Zoya menjebak Elika.

Zeki segera memutar rekaman percakapan Ilma, Elika, Rully saat berada di restoran. Ilma dan Elika tidak bisa membela diri. Okan meminta penjelasan dari Ilma. Apakah selama ini Ilma membenci Zoya karena kesalahannya dulu.

Ilma tidak menerima pengkhianatan Okan. Ilma juga tidak mengakui Zoya sebagai anaknya. Anak Ilma hanya Elika. Dan malam ini juga Ilma akan meninggalkan rumah bersama Elika. Ilma ingin berpisah dan mengakhiri pernikahannya dengan Okan.

"Jika memang tidak ada cinta, buat apa dipertahankan. Maaf, jika perbuatanku dulu meninggalkan dendam. Silakan cari kebahagiaanmu. Hari ini juga dirimu aku lepaskan. Dan tolong, jangan lagi mentargetkan Zoya. Dan kamu Elika, Papa bisa saja melaporkan kejadian ini ke polisi. Kamu sudah mencuri dan memfitnah Zoya."

"Zoya, lagi-lagi Zoya. Semua Zoya. Apa bagusnya Zoya? Hanya karena dia anak Anda?" ejek Elika.

"Dia juga anaknya Ilma. Sama sepertimu yang hanya berbeda Ayah. Apa bagusnya dirimu? Kamu anak di luar pernikahan!" Sahut Okan.

Elika menangis, Ilma terdiam. Okan, Zeki dan Zoya keluar meninggalkan mereka. Ilma minta Rully segera menjemputnya. Ilma dan Elika akan tinggal bersama Rully.

Ilma masuk ke dalam kamarnya, mengambil koper, barang berharga dan semua pakaiannya. Ilma dan Elika tanpa mengucapkan sepatah katapun keluar dari rumah yang selama ini mereka tinggali. Rully di depan pagar telah menunggu. Dan akhirnya Ilma dan Elika pergi bersama Rully.

Okan duduk di ruang tamu. Okan menangis dan meminta maaf kepada Zoya. Selama ini Zoya hidup dalam kesulitan. Zeki juga melakukan hal yang sama. Zeki menyesal telah menyia-nyiakan Zoya selama ini.

"Zoya, malam ini tinggallah di sini. Hari sudah malam. Istirahat lah di kamarmu," ucap Okan.

Zoya masuk ke dalam kamarnya. Zoya merasa puas, Elika dan Ilma pergi dari rumah meninggalkan Okan dan Zeki.

"Apa kamu merasa puas?" Arga tiba-tiba saja duduk di atas tempat tidur di samping Zoya.

"Siapa yang meledakkan mobil Papa?" tanya Zoya.

"Rully, kekasih Mamamu," jawab Arga.

"Kurang ajar!" Zoya mengepalkan tangan.

"Apa kamu ingin aku membalas perbuatannya? Aku ingin imbalan," Arga mendekatkan wajahnya.

Zoya tersenyum. Zoya melingkarkan tangannya ke leher Arga. Zoya mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Arga. Arga membalas ciuman Zoya. Mereka saling membelitkan lidah, menghisap bibir dan berbagi saliva.

Ciuman mereka semakin panas. Arga ingin sekali melanjutkan ke tahap selanjutnya, tapi Arga tidak bisa. Zoya seolah-olah ada yang melindunginya. Arga menjentikkan tangannya. Zoya terlelap di dalam pelukan Arga.

Arga dengan hati-hati menaruh Zoya di atas tempat tidur dan menyelimutinya. Arga perlahan menghilang. Arga mencari mobil Rully yang melintas di jalan raya. Arga akan menepati janjinya kepada Zoya.

...----------------...

Rully melaju kencang di jalan raya. Saat melewati jalan turunan, rem mobil Rully tiba-tiba tidak berfungsi sebagai mana biasanya.

"Sayang, gawat, remnya blong!" Rully dalam kepanikan.

"Awaaaaaaassssss!" Elika berteriak kencang.

Di depan mobil mereka, sebuah truk melaju kencang, terlihat sopir truk dalam keadaan mengantuk. Rully membunyikan klaksonnya agar sopir itu menghindar, tapi truk itu masih melaju kencang. Rully dengan cepat membanting setirnya.

Dan tabrakan tidak bisa dihindari. Dari arah samping, mobil Pajero menyeruduk mobil Rully. Mobil Rully berputar-putar di jalan raya dan menabrak lampu merah.

BRAAAKKKK!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...