Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Boleh
"D mau gado-gado juga?" tawar Dara. "Atau mau yang lain?"
"Tante Dara, boleh nggak kalau aku minta sup iga buatan Tante?" pinta Duncan dengan sikap ragu dan takut-takut. "Sebenarnya aku tidak enak tapi aku pengen."
"Oh ya ampun D ... Boleh dong! Nanti Tante sekalian buatin buat kamu. Ghani kalau maem gado-gado kadang masih lapar," senyum Dara.
"Terima kasih Tante Dara," ucap Duncan girang. "Mommy terkadang juga buat tapi tidak semantap buatan Tante Dara."
"Masa sih? Mommy kamu kan juga jago masak."
"Tapi tetap enak buatan Tante Dara," eyel Duncan.
Dara tertawa. "Iya deh. D, titip Ghani dan Rhea ya. Maaf Tante minta tolong karena kamu yang paling besar disini. Tante mau ke dapur dulu."
"Serahkan padaku Tante!" jawab Duncan dengan sikap yakin.
Dara mengacak-acak rambut Duncan. "Kalau gini mirip Nadya deh kamu."
***
Dalam Mobil Abimanyu
"Kenapa Duncan tidak mau menghabiskan liburan musim panas di London?" tanya Abimanyu saat di dalam mobil bersama Yuna di kursi belakang sementara sopir Abimanyu konsentrasi di jalan yang padat itu.
"Karena dia malas ketemu teman-temannya di London. Aku tahu karena teman-temannya lebih suka ubyang ubyung tidak jelas. Kalau disini kan ada Eyangnya, ada Opa dan Omanya, ada Oom dan Tantenya plus ada Neil dan Nadya juga kan? Ada Ghani, ada Savitri meskipun baru setahun ... Intinya disini lebih banyak keluarganya dibandingkan di London," jawab Yuna.
"Bukan buat doktrin Rhea kan?" Abimanyu menyipitkan matanya membuat Yuna mengeplak bahu pria itu.
"Suudzon! Tidak usah berpikir seperti itu Bi!" hardik Yuna gemas.
"Duncan adalah anak Edward dan sudah pasti dia membawa lima puluh persen gen suami kucluk kamu!" eyel Abimanyu membuat Yuna menyipitkan matanya.
"Ampun deh kamu dan Mr Edward itu! Aku tidak bisa membayangkan jika kita benar-benar jadi besan! Apa kalian tidak akan ribut terus?" gerutu Yuna.
"Lha Edward yang ribut mau jadi cabes sama gue! Gue mah ogah punya besan macam mafia sok insyaf itu!"
Yuna menggelengkan kepalanya. "Wis Wis ... Susyah ini ...."
***
Blair and Blair Advocate Jakarta
"Susah ini Ed!" Stephen menatap kakaknya yang pagi-pagi sudah membuat kepalanya migrain.
"Tetap tidak bisa Steve?" tanya Edward cemas.
"Tidak bisa kakakku yang menyebalkan. Abi tidak menandatangani surat klaim kamu jadi tidak bisa memaksakan Rhea untuk Duncan!" jawab Stephen dengan wajah gemas.
"Cih dasar Abi Kampret!" cebik Edward.
"Lho itu hak Abi lah bro. Rhea itu anak Abi dan Dara, haknya mereka. Kalau nanti Rhea bukan jodoh Duncan, kamu jangan marah dan maksa," ucap Stephen.
Edward pun manyun.
Tak lama Yuna datang setelah di drop oleh Abimanyu.
"Lho, miss Yuna? Naik apa kemari?" tanya Edward sambil menghampirinya dan mencium bibir Yuna.
"Diantar Abi," jawab Yuna yang langsung memeluk Stephen dan mencium pipinya.
"Cabes ku mana?" tanya Edward celingukan.
"Ya dia ke kantornya dong, Mr Edward. Gimana sih?" jawab Yuna gemas.
"Kirain mampir. Aku mau maksa dia tanda tangan surat perjanjian eh ... surat klaim Rhea buat Duncan."
Yuna menggelengkan kepalanya. "Ampun deh!"
***
New York, Bellevue Hospital
"Ampun deh!" gerutu Mike Cahill usai melakukan operasi bersama Sean Copper. "Bagaimana bisa orang ini punya nyawa saingan sama kucing! Sudah kemarin nyawanya selamat akibat kecelakaan, eh sekarang selamat dari overdosis!"
Mike dan Sean baru saja melakukan operasi pemotongan usus akibat infeksi terkena kokain.
"Aku rasa dia memakai ini karena dianggap sebagai pain killer pasca kecelakaan, Mike," ucap Sean.
"Iya juga sih tapi kan tetap saja, hargailah nyawa kamu!" balas Mike judes.
Sean tertawa kecil. "Sudah jangan marah-marah, cepat tua!"
"Bagaimana operasinya?"
Mike dan Sean yang melangkah keluar dari ruang operasi melihat seorang wanita berdiri di depannya.
"Nab-nab ... Kacau dah di opera," kekeh Sean.
"Apa yang terjadi?" tanya Nabila.
"Pasien itu tiga bulan sebelumnya selamat dari kecelakaan dengan kaki patah. Aku yang mengoperasi. Eh ini datang lagi dengan kondisi usus infeksi akibat kokain. Kan bodoh!" omel Mike Cahill.
Nabila merangkul lengan suaminya. "Sudah, sudah ... Yuk kita makan malam. Aku lapar ini."
***
Mansion Giandra Jakarta
"Duh enaknya ...."
Dara tersenyum melihat Duncan makan dengan lahapnya. Ghani hanya memandang kakaknya dengan tatapan bingung.
"Mas Duncan suka banget ya sup mommy?" tanya batita itu.
"Suka. Enak banget!" jawab Duncan sambil menggigit iga empuk itu.
"Syukurlah kalau kamu suka D," senyum Dara.
Suara tangis Rhea, membuat Dara pun berjalan ke kamar putrinya.
"Dik Ghani, kalau dik Rhea udah besar jadi istri mas Duncan, boleh nggak?" tanya Duncan ke Ghani yang langsung memasang wajah judes.
"Nggak boleh! Dik Lea punya Mas Ghani!" balas batita itu.
"Tapi kalau sudah besar terus dik Rhea maunya sama mas Duncan gimana?"
Ghani tetap bersedekap galak. "Tidak boleh ya tidak boleh!"
Duh! Bakalan alot ini! - batin Duncan.
"Mas Ghani, mommy bisa minta tolong?" pinta Dara.
"Apa mommy?"
"Tolong bilang ke Bu Tarsih, ambilkan botol ASI ya."
"Oke mommy ...." Ghani pun mencari kepala pelayan rumah Giandra.
Duncan menoleh ke arah kamar dimana Dara masih sibuk mengurus Rhea. Tak lama Bu Tarsih datang bersama Ghani dan membantu Dara untuk menampung ASI nya yang banyak. Ghani pun keluar dari kamar adiknya dengan wajah galak ke Duncan.
"Dik Lea tidak boleh diambil mas Duncan!"
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️