Menjadi istri kedua hanya untuk melahirkan seorang penerus tidak pernah ada dalam daftar hidup Sheana, tapi karena utang budi orang tuanya, ia terpaksa menerima kontrak pernikahan itu.
Hidup di balik layar, dengan kebebasan yang terbatas. Hingga sosok baru hadir dalam ruang sunyinya. Menciptakan skandal demi menuai kepuasan diri.
Bagaimana kehidupan Sheana berjalan setelah ini? Akankah ia bahagia dengan kubangan terlarang yang ia ciptakan? Atau justru semakin merana, karena seperti apa kata pepatah, sebaik apapun menyimpan bangkai, maka akan tercium juga.
"Tidak ada keraguan yang membuatku ingin terus jatuh padamu, sebab jiwa dan ragaku terpenjara di tempat ini. Jika bukan kamu, lantas siapa yang bisa mengisi sunyi dan senyapnya duniaku? Di sisimu, bersama hangat dan harumnya aroma tubuh, kita jatuh bersama dalam jurang yang tak tahu seberapa jauh kedalamannya." —Sheana Ludwiq
Jangan lupa follow akun ngothor yak ...
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
Tiktok @Ratu Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Tidak Sudi
Sheana mendapat satu kamar di lantai bawah, sementara Luan ditempatkan di paviliun, yang berada tepat di belakang rumah. Dia diantar oleh seorang pelayan, sambil berjalan dia mencoba untuk mulai menghapal tata letak rumah ini.
Luan menyipitkan mata, saat melihat sebuah ruangan terpisah, Batari bilang ada sebuah ruangan yang tidak bisa dimasuki oleh siapapun termasuk anggota keluarga, dan kuncinya dipegang langsung oleh Tuan Tares.
'Bibi bilang di sana tidak ada apa-apa, tapi aku tidak percaya. Pasti seseorang menyembunyikan sesuatu di sana.' batin Luan.
"Kau melihat apa?" seru Mika, dia adalah kepala pelayan di rumah besar keluarga Tares. Luan yang tersentak langsung mengalihkan tatapannya.
"Kau masih baru, jadi jangan macam-macam dan jangan sampai membuat Nyonya maupun Tuan di rumah ini marah karena kelakuan lancangmu," lanjut Mika sebelum Luan menjawab, dia tampak tegas memperingati para pekerja di rumah ini, supaya tidak terjadi masalah.
"Iya, Bi," jawab Luan sambil menganggukkan kepala.
Mereka melanjutkan langkah hingga ke depan ruangan yang akan menjadi tempat Luan beristirahat.
"Ini kamarmu. Untuk makan semuanya sudah di jatah di dapur, nanti aku akan tulis namamu di sana," jelas Mika. Luan mengangguk lagi.
"Oh iya kalau kamu tidak ada tugas, kamu ikut berjaga saja di pos security, jangan terlihat menganggur!"
"Oke, Bi, saya akan berkerja dengan baik di rumah ini," jawab Luan sedikit lebih panjang. Wanita di depannya memberikan tatapan yang sulit dijelaskan, dan setelah itu dia melenggang pergi untuk meninggalkan Luan.
'Huh, belum satu hari di sini, sepertinya aku sudah dicurigai.'
*
*
*
Untuk menyambut kedatangan Sheana, Nyonya Sandra mengadakan makan malam besar, dia meminta para pelayan untuk memasak hidangan lebih banyak dari biasanya.
Saat semua orang sudah berkumpul, Sheana yang duduk di sebelah Nyonya Sandra terlihat sangat canggung. Namun, wanita paruh baya itu berusaha meyakinkan bahwa keluarga ini sangat terbuka untuknya.
"Selamat datang, Shean, semoga kamu betah di sini dan lekas memberikan kami penerus keluarga Tares," ucap Nyonya Sandra sambil melirik Felicia. Senyumnya mengejek.
"Terima kasih, Nyonya," jawab Sheana sedikit gagap.
"Ah kenapa masih memanggilku begitu? Panggil saja Mama, Papa, kita kan sudah jadi keluarga," kata Nyonya Sandra sambil menunjuk suaminya yang tak pernah banyak bicara.
Sheana mengangkat pandangannya untuk melihat reaksi Felicia dan Ruben. Entah kenapa dia juga memiliki kepuasan tersendiri melihat wajah muak wanita itu. Apakah harus dia memanfaatkan kesempatan?
"Baik, Ma," jawab Sheana dengan suara yang cukup lantang. Hingga Felicia meremat jari-jarinya, mungkinkah akan terus seperti ini?
"Sebaiknya kita langsung makan, sebelum semuanya dingin," sela Ruben segera memecahkan suasana yang sudah dipenuhi aura negatif itu.
Charlie dan Luna saling pandang, mereka sama-sama menarik sudut bibir membentuk senyum sinis.
Akhirnya makan malam berlangsung dengan tenang. Setelah selesai semua orang masuk ke dalam kamar masing-masing, begitu juga dengan Sheana yang diikuti oleh Ruben.
"Ada apa, Tuan? Kenapa Anda mengikuti saya?" tanya Sheana setelah pintu tertutup.
"Kau lihat sendiri bagaimana keluargaku memperlakukanmu. Tapi ingat, jangan besar kepala. Dan kau harus melatih diri untuk tidak memanggilku seperti itu!" ujar Ruben, karena panggilan Sheana pasti akan menjadi masalah jika ibunya dengar.
"Maksudnya?" tanya Sheana sambil melipat dahinya.
"Berhenti memanggilku tuan, terserah kau mau pakai panggilan apa, yang penting Mama dan yang lain tidak curiga!" tandas Ruben dengan tatapan serius.
Sheana langsung paham.
"Suamiku?" ucap Sheana menyematkan satu panggilan yang terlintas di kepalanya. Ruben tak berkomentar, artinya dia setuju.
Sebelum meninggalkan kamar Sheana, Ruben meraup bibir wanita itu terlebih dahulu, menciumnya dalam dan singkat. Karena dia tidak memiliki cukup waktu.
Sheana tak bisa menghindar, dia hanya mampu menerima dan menikmati.
Tsk!
Saat ciuman itu terlepas, Ruben sedikit mendorong tubuh Sheana menjauh, membuat gejolak dalam dadanya seketika bergemuruh.
"Beberapa hari lagi kau akan melakukan inseminasi kembali sesuai kesepakatan dengan Felicia. Tutup mulutmu tentang semua yang kita lakukan!" ujar Ruben, meminta agar istri keduanya menjaga rahasia. Sheana hanya menganggukkan kepala, dan setelah itu Ruben langsung pergi.
Namun, ternyata dia belum bisa beristirahat, karena tiba-tiba ibu mertuanya datang bersama adik iparnya—Luna.
"Apakah ada sesuatu yang ingin Mama bicarakan?" tanya Sheana.
Kedua wanita di depannya melipat kedua tangan di depan dada masing-masing, lalu sang ibu mertua melemparkan sesuatu padanya, dan jatuh tepat di depan kaki Sheana.
"Minum itu! Jangan sampai anak Ruben tumbuh di rahimmu, aku memang menginginkan cucu, tapi bukan dari kalangan miskin sepertimu!" seru Nyonya Sandra dengan lantang, membuat jantung Sheana tersentak seketika.
'Hah? Jadi, dia hanya berpura-pura?'
ckckck aku pikir nyonyah Sandra bener2 baik sama shiena. ehh ternyata smeua hanya sandiwara. jadi mikir? apakah Ini sebab tuan teres menyembunyikan ibunya luan, karena takut Sandra menyakiti ibunya luan? 🤔 apalagi jika tahu ibunya luan punya anak. pasti Sandra akan nyuruh orang untuk menyingkirkan luan.
syukurlah kamu kemarin mengajak luan..shien? setidaknya kamu punya seseorang yang melindungi kamu.
selamat luan, akhirnya kamu bisa masuk rumah utama. ingat luan? kamu harus selalu melindungi Shiena, karena di dalam rumah utama ada seseorang yang pastinya akan mencelakai Shiena.
Sukurinn kamu fel? pelan2 keberadaanmu pasti tersingkirkan, kamu yang memulai dan akhirnya kamu juga yang pasti tereliminasi. yang pasti nyonyah Sandra akan berada di pihak shiena 😂😂
apalagi kalo nti dia bisa memberikan cucu dari Ruben ..s Felicia bakal d tendang dari istana yg selama ini buat d nyaman 🤭
emejing bgt klo bgitu🤭🤣🤣🤣