Kasus pembunuhan yang dirahasiakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembunuhan Darwis Moonson
Peristiwa pembunuhan yang sampai sekarang masih belum terpecahkan.
Bukti-bukti yang dihilangkan tidak kunjung ditemukan.
Mereka seakan menutupi motif kenapa seorang penulis dan mantan guru besar ditemukan tewas di rumahnya sendiri.
Darwis Moonson ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya sendiri ketika putra sulungnya datang berkunjung. Si tua Darwis ditemukan sudah tidak bernyawa di ruang baca.
Ketika pertama kali ditemukan kondisi mayatnya masih hangat. Tapi sangat mengerikan.
Tempurung kepala Darwis menganga. Dan kosong.
Para pelaku tidak cuma membunuh Darwis Moonson. Tapi juga mencuri otak isi kepalanya.
Darwis Moonson dikenal dan disanjung oleh kalangan pintar dan banyak orang yang suka membaca karya tulisnya.
Sampai ketika Darwis Moonson menulis buku yang sangat dicintai oleh semua orang. Terutama bagi kaum yang tidak berada dan mereka yang jujur kepada keadilan.
Buku itu berjudul Manajemen Kehidupan Sejahtera. Yang ketika dirilis langsung habis terjual dalam waktu satu malam.
Tapi buku karangan terbaru Darwis Moonson itu membuat geram para elit hitam.
Buku Manajemen Kehidupan Sejahtera ditarik edar dan tidak boleh dibaca oleh siapa pun.
Tidak ada cetak ulang. Semua buku Darwis Moonson yang bersampul warna masa depan yang cerah itu kemudian dimusnahkan.
Diminta secara paksa. Kemudian dikumpulkan untuk dibakar sampai menjadi abu. Jika ada yang berani melawan akan diberi hukuman yang berat berupa penyiksaan.
Siapa yang menerapkan pola pemikiran dan konsep dari Darwis Moonson akan dihukum mati.
Sampai pada akhirnya Darwis Moonson pun juga ikut dibunuh dengan cara yang sangat memprihatinkan.
Seperti inilah poin-poin penting dari buku Darwis Moonson yang berjudul Manajemen Kehidupan Sejahtera.
Keselarasan
1.Tidak ada rakyat miskin. Setiap warga dipenuhi kebutuhan dasarnya berdasarkan usia dan kebutuhan hidup.
Makanan, air, tempat tinggal dan ilmu atau pendidikan diberikan secara gratis.
Tidak ada pengangguran. Setiap orang diberikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan tingkat pendidikan.
Tidak ada orang yang tidak punya rumah. Setiap pasangan yang sudah menikah atau keluarga baru diberikan tempat tinggal. Semua rumah punya standarisasi yang sama.
Tidak ada orang yang kaya dominan. Kepemilikan harta dan kekayaan dibatasi.
Sistem Tanpa Uang
Kehidupan tanpa memakai sistem uang sebagai alat tukar.
Segala kebutuhan dasar hidup manusia diselenggarakan secara gratis dan dikelola oleh para penanggung jawab yang sudah ditugaskan.
Tidak ada rakyat miskin, tidak ada pengangguran, dan tidak ada gelandangan. Tidak ada penjahat dan tidak ada premanisme atau pemungutan liar.
Makan, air, listrik dan tempat tinggal diberikan gratis.
Ilmu gratis. Pendidikan dasar dan sarjana. Sesuai dengan minat dan bakat yang mau ditekuni.
Setelah menyelesaikan pendidikan diwajibkan untuk bekerja. Diberikan pekerjaan sesuai dengan bakat, kelebihan, pilihan, dan gelar yang sudah didapat.
Dari usia dini seorang anak harus dipantau dan diarahkan sesuai dengan minat, nilai dan perkembangan.
Semua orang bekerja untuk menjalankan roda kehidupan. Mereka tidak digaji karena kebutuhan dasar mereka sebagai makhluk hidup sudah terpenuhi.
Dari lahir sampai tua dan meninggal semua sudah dipersiapkan.
Tidak ada orang yang menyimpan uang di dalam rumah atau pun di bank. Karena yang mereka perlukan sudah didapatkan.
Ilustrasi Simulasi Penerapan
Sebuah keluarga melakukan rutinitas yang normal seperti biasanya.
Ayah bekerja di sebuah perusahaan. Ibu tetap tinggal di rumah sebagai seorang ibu rumah tangga. Mereka memiliki dua orang anak .
Anak satu sudah masuk kuliah mengambil jurusan keuangan anti riba seperti keinginannya. Anak dua masih sekolah.
Ayah bekerja di bidang hubungan luar negeri. Ekspor Non-Migas hasil bumi dan industri. Yang merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar.
Sebagai ibu rumah tangga. Setiap pagi setelah selesai mengurus rumah. Ibu pergi ke pasar modern untuk membeli segala kebutuhan.
Mulai dari berbelanja bahan pangan dan keperluan rumah tangga yang lain.
Ibu tidak membawa uang. Karena memang semua orang tidak memiliki uang.
Mereka hanya perlu mengambil sesuai selera dengan batas limit pengambilan untuk satu hari sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan jumlah anggota keluarga dan rentan usia.
Cara ini juga berlaku untuk belanja bulanan maupun tahunan.
Mereka juga bisa mengklaim kebutuhan barang baru jika ada barang rusak dengan menyertakan bukti.
Setelah itu tinggal memanggil petugas yang bekerja dengan urusan terkait untuk pemasangan.
Para pekerja dengan tingkat keahlian dan pendidikan yang sama. Diterapkan sistem alih peran atau bertukar profesi dengan syarat dan ketentuan.
Pada suatu hari anak satu pergi berlibur bersama dengan teman-temannya.
Mereka berangkat mengunjungi tempat wisata yang sudah mereka booking sebelumnya.
Anak satu meminjam mobil ayah. Membawa teman-temannya.
Mengisi bahan bakar sesuai dengan keperluan jarak yang dibutuhkan.
Di tempat wisata mereka bisa melakukan semuanya. Menikmati wahana, datang ke tempat makan, menginap dan membeli souvenir.
Semua itu dilakukan dengan budget yang sudah ditetapkan. Tidak boleh melebihi anggaran.
Anak kedua sedang menekuni hobi barunya yaitu bermain.
Itu juga sudah diatur. Ada alokasi waktu dan sarana untuk anak yang sedang dalam tumbuh kembang.
Anak-anak akan bermain bersama sesudah pulang sekolah. Di jam bermain.
Cetak Biru Pembangunan
Harus ada cetak biru pembangunan yang matang. Dimulai dari sebuah desa.
Program dan target yang sama rata. Berjenjang dan berkala.
Supaya tidak terjadi percuma dan kecurangan. Dipilihlah seorang pemimpin dan petugas yang sudah dibekali dengan pelatihan dan pemahaman. Yang mampu dan tahu dengan kewajiban yang harus ia lakukan.
Semua program yang sedang dikerjakan harus selalu dikawal dan diawasi. Baik oleh yang berkewajiban maupun yang berdekatan dengan lokasi.
Menanamkan pentingnya kejujuran dan kasih sayang sejak dini. Sebagai pondasi pembangunan moral dan etika.
Dengan cara memberikan suri tauladan dan latihan.