NovelToon NovelToon
Dikutuk Jadi Tampan

Dikutuk Jadi Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Harem
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: HegunP

Hidup Edo menderita dan penuh hinaan setiap hari hanya gara-gara wajahnya tidak tampan. Bahkan ibu dan adiknya tidak mau mengakuinya sebagai bagian dari keluarga.

Dengan hati sedih, Edo memutuskan pergi merantau ke ibu kota untuk mencari kehidupan baru. Tapi siapa sangka, dia malah bertemu orang asing yang membuat wajahnya berubah menjadi sangat tampan dalam sekejap.

Kabar buruknya, wajah tampan itu membuat umur Edo hanya menjadi 7 tahun saja. Setelah itu, Edo akan mati menjadi debu.

Bagaimana cara Edo menghabiskan sisah hidupnya yang cuma 7 tahun saja dengan wajah baru yang mampu membuat banyak wanita jatuh cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HegunP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Kesalahan

Malam itu, Edo melakukan kesalahan yang tidak ia sadari gara-gara maa buk.

Pagi hari, Dia bangun dari tidur sembari memegang kepalanya yang masih sedikit terasa sakit akibat efek minuman semalam. Beberapa kali matanya dikerjapkan sampai benar-benar melihat jelas kalau ruangan yang ia tempati sekarang bukanlah kamarnya.

“Tunggu, ini kamar siapa. Loh ini kenapa aku gak make baju?” Edo melihat sekujur tubuhnya sendiri yang bertelanjang dada. Dan alangkah kagetnya lagi, saat menurunkan selimutnya, tubuh bagian bawahnya tidak menggunakan celana.

“Kenapa aku tidur dalam keadaan begini?!” Dia mencari-cari celananya yang ternyata tergeletak di lantai tak jauh darinya. Edo turun dari tempat tidur, memakai lagi celananya dan saat itu juga ia melihat seorang perempuan dengan rambut tergerai panjang, duduk di tepi tempat tidur, membelakangi Edo.

“Kamu siapa?” tanya Edo setelah selesai memasang celananya.

Perempuan yang hanya mengenakan pakaian dalam dan celana segitiga itu menoleh pelan ke belakang. Edo terperanga melihat wajah itu yang tak lain adalah Rara dengan kedua pipinya yang digenangi air mata.

“Rara … kamu ngapain duduk di satu tempat tidur denganku? Lalu aku juga gak berpakaian … oh tidak … jangan bilang kita udah tidur bareng?” ujar Edo ragu-ragu karena takut dengan sangkaannya sendiri.

“Iya!” Rara membalas cepat. Dia menghadapkan tubuhnya ke Edo dengan tetap di tempatnya. “Kita tidur bareng. Bahkan lebih dari itu. Kaka sudah ….” Rara tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Air matanya tumpah lagi.

“Pokoknya Kakak harus tanggung jawab!” pekik Rara dengan tatapan penuh harap.

Kejadian semalaman:

Setelah puas memeluk Rara kencang, Edo lalu cepat-cepat membawa Rara ke tempat tidur secara paksa dengan gaya bridal.

“Kak Edo lepaskan aku. Kaka mau bawa aku kemana?”

Rara memukul-mukul dada bidang Edo agar bisa melepaskan diri tapi Edo malah tertawa gemas.

“Ini gak lucu. Lepasin aku sekarang!” pekik Rara yang tidak habis pikir, ternyata Edo saat setengah sadar seperti ini jadi berbahaya.

Sampai di tempat tidur, Rara yang masih tidak mengenakan sehelai benangpun dibaringkan kasar di atas tempat tidur.

“Ah!” seru Rara lalu menutup tubuh depan atas bawahnya dengan dua tangannya.

Saat Rara akan beranjak pergi, dia malah diam terpaku menyaksikan Edo yang mulai melepas pakaiannya satu persatu.

Wajah Rara memerah sambil menutup mulutnya. Tubuhnya merinding. Sungguh tubuh atletis Edo nampak sangat indah bak dipahat oleh dewa. Ditambah wajahnya yang sangat tampan membuat keseluruhan dari atas sampai bawah laki-laki itu membekukan tubuh Rara seolah-olah harus diam menikmatinya.

“Aku ko malah diam begini. Tapi itunya dia juga besar dan panj … argh!”

Edo meloncat naik ke atas tempat tidur dan memenjarakan Rara di tengah dua lengan kekar laki-laki itu.

“Kak Edo, apa yang akan kaka laku—”

Tak sempat melanjutkan kata-katanya, Edo cepat menurunkan ciumannya. Melumat penuh semangat sampai-sampai Rara dibuat terbelalak sempurna namun perlahan berubah menutup mata, terbuai dengan kenikmatan penyatuan bibir ini yang belum pernah ia rasakan seumur hidupnya.

“Sadar Rara. Laki-laki ini telah berbuat tidak benar, kenapa kamu malah diam begini?!” batin Rara, menegur dirinya sendiri.

Rara lalu cepat-cepat menangkup dua pipi Edo agar bisa mengangkat kepala laki-laki itu jauh darinya. Tapi Edo membalas dengan menerkam dua tangan Rara lalu merentangkannya.

Kini Rara benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, dua tangannya telah terkunci. Sedangkan Dua kakinya mengibas-ngibas tak karuan. Terus mencoba memberontak. Tapi berontak yang dilakukannya sia-sia. Tenaga Edo terlalu kuat.

“Hmmm. Urg!”

Rara pun menyerah dan memilih menikmati saja. Sungguh, apa yang Edo dilakukan dengan bibirnya itu sangat liar dan dalam. 

Puas menikmati bibir Rara hingga cewek itu hampir kehabisan napas, Edo beralih sibuk memendamkan miliknya yang sudah mengeras.

“Kak Edo! Jangan! Tolong jangan lakukan itu … argh …!

Dan yah … pada akhirnya, penyatuan itu pun tak bisa dihindari. Berlangsung selama lebih dari dua jam. Setelah itu, mereka berdua sama-sama tumbang lalu terbangun di pagi hari.

Mendengar semua cerita Rara itu, Edo jelas kaget dan syok. Sampai-sampai mengacak-acak rambutnya sendiri.

Lain halnya dengan Rara yang tetap tenang namun jelas terpancar kesedihan di manik matanya.

“Gak mau tahu! Pokoknya Kak Edo harus tanggung jawab. Nikahin aku!”

Edo terbelalak. “A–aku … aku gak mau. Ini pasti cuma kesalahan. Mana mungkin aku melakukan hal itu kepadamu!?” pekik Edo dengan alunan napas tak beraturan.

“Kesalahan? padahal Kaka sendiri yang maksa aku sampai aku gak berkutik!” seru Rara, berkaca-kaca.

“Gak … aku gak mau percaya karena aku gak ingat semuanya!”

“Kakak maa buk dan aku udah gak perawan gara-gara Kakak, jangan sok gak ingat!” pekik Rara.

“Enggak! Aku … aku harus pergi!” Edo cepat-cepat mengambil bajunya yang juga tergeletak di lantai lalu cepat-cepat keluar dari rumah Rara.

Sementara Rara cuma bisa teriak-teriak memanggil nama Edo agar mau bertanggung jawab sambil terus berlinang air mata.

Sampai di luar rumah Rara, Edo bergegas pergi sambil membetulkan kancing bajunya tapi tiba-tiba kepalanya jadi sakit. Kakinya berhenti melangkah.

Kepalanya yang sakit itu samar-samar memperlihatkan kejadian semalam. Yang membuat Edo akhirnya ingat semuanya.

“Ya ampun. Ternyata benar aku udah meniduri Rara dengan cara begitu. Bagaimana kalau dia hamil? Lalu impianku hidup dengan Putri? Dan masa depanku yang cuma 7 tahun. Tidak … aku harus gimana sekarang!” Edo berlutut di tanah. Dadanya terasa sesak. Wajahnya dipenuhi ketakutan.

1
Erchapram
Ceritanya bagus, sampai sini aku suka. Tulisannya juga rapi.
HegunP: makasih buat pujiannya kak. bikin author makin semangat. Aku masih pemula dan sedang berusaha terus agar jadi author yang bisa bikin cerita bagus.
total 1 replies
Erchapram
Sejelek apa sih si Edo ini? Jadi penasaran.
HegunP: wajahnya benar-benar gak enak dipandang Kak. tapi untuk setelah jadi ganteng, gambaran visualnya campuran seperti orang asia dan eropa. 😍
total 1 replies
Sharon Dorantes Vivanco
Gak akan kecewa deh kalau baca cerita ini, benar-benar favorite saya sekarang!👍
HegunP: makasih. ikutin terus ceritanya, ya. karena akan makin seru 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!