Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 [ Tidak Ada Pintu Maaf ]
RUMAH SAKIT.
"Tidak akan bisa aku ampuni diriku kalau sampai terjadi sesuatu pada Adara, maafkan Abang ...Abang bodoh! Maafkan Abang."
Tak berapa lama Dokter yang menangani Adara keluar, Erlangga bergegas menghampirinya.
"Dok! Katakan Adikku tidak kenapa-kenapa kan? Dia bisa diselamatkan kan?"tanya Erlangga yang panik.
"Alhamdulillah racun itu tidak sampai menjalar kemana-mana, untungnya kalian dengan cepat melarikannya kesini jadi hal buruk seperti kematian bisa terhalangi, saat ini pasien belum sadarkan diri ijinkan sekiranya beberapa jam untuk istirahat."
"Baik Dok."
"Saya tidak kenal siapa anda, tapi sebagai Kakak yang sangat menyayanginya aku berhutang nyawa sama kamu karena telah menolong nyawa Adikku, sekali lagi terima kasih dan katakan apa mau anda dan keinginan apa yang harus saya lakukan sebagai tanda terima kasihku," ujar Erlangga dengan tangisannya yang diliputi dengan penyesalan.
"Aku tidak butuh apapun, bisa menolongnya itu sudah hal yang seharusnya aku lakukan."
"Tapi bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Silahkan."
"Apakah anda seseorang yang menjadi Ayah kandung bagi anak yang dikandung Adikku?"
Balasan yang ditunjukkan Algar hanya tersenyum tipis.
"Jika anda mengatakan sangat menyayangi Adikmu? Kenapa pula tidak ada kepercayaan bahkan sikap peduli terhadapnya? Jika anda mengatakan anda sangat menyayanginya kenapa hanya sekedar tau siapa Ayah dari dalam kandungannya anda harus menuduh orang lain?"seru Algar.
"Maaf! Bukan maksudku menuduh anda, tapi gimana anda kenal dengan Adikku?"
"Ceritanya sedikit rumit, jika dijelaskan sekarang tapi saya berani bersumpah tak ada hubungannya dengan Anak yang dikandungnya."
"Baiklah sekali lagi maafkan saya,"
"Sebenarnya saya sedikit bingung serumit itukah ikatan keluarga kalian kali ini?"
"Bahkan aku merasa kali ini bukan hanya hal rumit! Tapi hanya sekedar berkumpul bersama layaknya keluarga Cemara sudah jadi hal mustahil yang tidak mungkin terlaksana, sepertinya itu hanya akan jadi mimpi keluarga kami berkumpul seperti sedia kala janganlah dibahas."
"Tapi sebenarnya apa ada kecurigaan lain? Ataukah anda sama sekali tidak tau siapa ayah dari anak yang ada di kandungannya?"
"Sebenarnya Adara pernah berkata jika Ayah dari anak yang di kandungannya adalah Hendra, Suami dari Sandra, tapi tidak diketahui akan kebenarannya karena Adara berkata hanya lewat mulut, tanpa adanya bukti jelas."
"Baiklah memang keluarga kalian ini sangatlah cukup rumit."
SATU JAM KEMUDIAN
"Aku ada dimana?"
"Kamu sudah sadar sayang?"
"Kamu? Ngapain kamu ada disini? Aku minta pergi!"
"Tidak! Kakak tidak akan pernah pergi dari sini sebelum kamu memaafkan Kakak, Kakak tidak akan pergi, plis maafkan Kakak."
"Semua sudah terlanjur, disesali bahkan dipendam pun percuma, anda sudah menerima kesadaran dan itu membuatku lega akhirnya satu orang bodoh telah sadar, tapi aku minta sekarang pergilah aku tidak ingin diganggu orang asing, pergi!"
"Tolong maafkan kakak, kakak ngaku bodoh selama ini percaya sama tipuan gadis seperti dia, jika kakak bisa menyadari dari awal mungkin semuanya tidak akan berakhir seperti ini maafkan Kakak, maafkan Kakak katakan dengan cara apa agar kamu mau memaafkan Kakak?"
"Jika hari ini kakak ingin aku maafkan kamu pergilah dari hadapanku cara itu sudah bikin aku lega. Aku sudah muak sama kalian. Bahkan sepertinya aku sudah tidak ingin menganggap kalian keluarga, aku minta pergilah dari hadapanku."
"Tuan pergilah ini bisa membahayakan kondisi adik tuan jika tuan masih bersikeras tidak mau meninggalkan tempat ini, plis pergilah,"titah Suster.
"Kakak tau kebodohan kakak tidak akan semudah ini akan kamu maafkan, tapi jika seandainya cara kematian adalah jalan satu-satunya apakah kamu mau memaafkan Kakak?"ujar Erlangga.
"Hanyalah omong kosong belaka, aku minta pergilah."
"Baiklah kakak akan pergi, sekali lagi maafkan Kakak selama jadi Abang kamu tidak pernah sekalipun kakak membuat kamu bangga. Maafkan Kakak selama menjadi Abang kamu kakak hanya jadi penghancur! Maafkan Kakak kakak akan pergi semoga kamu bahagia selamat tingal."
Erlangga keluar dari ruangan Adara, berhenti didepan Algar dan sang Asisten mereka tak banyak berkata kecuali lelaki itu menunjukkan wajah ketidak keberdayaannya.
"Aku titip adikku dan kasih tau aku kalau sesuatu terjadi padanya, mungkin ini pertemuan terakhir dan aku hanya akan menjenguknya secara diam-diam, dia gadis baik-baik tidak seperti yang orang-orang lihat, jangan sakiti dia ...."
"Aku sudah menyimpan nomor kamu segera hubungi aku kalau sesuatu terjadi padanya,"ucap Erlangga.
"Baiklah akan aku kabari jika sesuatu terjadi padanya."
"Aku permisi."
"Silahkan."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
BERSAMBUNG.
lanjut thor