NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Ratu Agung

Reinkarnasi Ratu Agung

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Anak Genius / Dokter Genius / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran
Popularitas:18.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Seorang dokter jenius dari satuan angkatan darat meninggal karena tanpa sengaja menginjak ranjau yang di pasang untuk musuh.

Tapi bukanya ke akhirat ia justru ke dunia lain dan menemukan takdirnya yang luar biasa.

ingin tau kelanjutannya ayo ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Beberapa hari setelah kepulangan dari Pulau Kabut, kehidupan di kediaman Wu perlahan kembali normal. Halaman dipenuhi suara riuh latihan para prajurit muda, aroma ramuan obat dari tabib istana masih tercium samar, dan Wu Furen kembali sibuk mengatur urusan rumah tangga dengan penuh ketelitian.

Li Xiaoran, lebih banyak menghabiskan waktu di taman bambu, mendengarkan nyanyian burung sambil menulis catatan perjalanannya. Li Xiumei sering menemaninya, kadang menggoda, kadang juga menenangkan ketika Xiaoran melamun terlalu lama. Lan’er, yang kini semakin dianggap bagian keluarga, selalu berlari-lari kecil membawa baki teh atau makanan ringan.

Wu Jing sendiri terlihat jauh lebih santai daripada biasanya. Kadang ia duduk di beranda, tersenyum melihat cucu-cucunya bermain, meski wajah kerasnya tetap tak bisa sepenuhnya hilang.

Suatu sore, saat cahaya jingga senja mulai melapisi halaman, seorang pengawal berlari masuk membawa gulungan bersegel emas. Ia berlutut di hadapan Jendral Wu Jing.

“Jenderal, utusan dari Kerajaan Xiang datang. Mereka membawa surat pribadi dari Raja mereka.”

Jendral Wu Jing menerima gulungan itu dengan alis terangkat. Segel emasnya ia kenali betul simbol naga terbang yang hanya dipakai oleh sahabat lamanya, Raja Xiang. Ia membuka gulungan dan membaca dengan seksama.

“Hmm…” gumamnya, lalu tertawa kecil, suara beratnya menggema di aula. “Sahabat lamaku ini masih sama seperti dulu. Katanya, setelah mendengar cucu-cucuku mengalahkan kutukan Pulau Kabut, ia tak tahan untuk tidak mengundang kita datang. Katanya, kalau aku tidak datang, ia sendiri akan berlayar kemari.”

Wu Furen yang sedang mengatur meja makan terkejut, lalu tersenyum. “Raja Xiang? Sudah puluhan tahun ayah tidak bertemu dengannya, bukan? Undangan itu harus kita terima. Lagipula… perjalanan mungkin baik untuk anak-anak setelah semua yang mereka lalui.”

Li Xiaoran menunduk hormat. “Kakek, kalau ini penting bagimu, aku akan ikut.”

Li Xiumei berseri-seri. “Aku juga! Aku ingin melihat negeri lain. Selama ini kita hanya mendengar ceritanya.”

Li Zhen hanya mendesah pendek, tapi matanya menyiratkan ketertarikan. “Selama ada ketenangan, aku tidak keberatan.” sedangkan Lan’er juga berbinar walau tidak mengucapkan apa apa

Jendral Wu Jing mengelus jenggotnya. “Bagus. Besok kita akan mulai persiapan. Perjalanan ini bukan sekadar undangan, anak-anak. Sahabat lamaku… Raja Xiang, orangnya tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan. Aku ingin kalian semua membuka mata lebar-lebar. Siapa tahu, ada hal penting yang menanti.”

---

Malam itu, di ruang dimensia, kelima makhluk kontrak Li Xiaoran saling bertukar pandang.

Shui Ying, naga laut timur, berdesis rendah. “Xiang… negeri yang jauh di timur, di mana lautan bertemu dengan pegunungan api. Aku bisa mencium gelombang besar di sana.”

Bai He mendengus, bersandar malas. “Asal ada makanan enak, aku ikut saja. Tapi kalau mereka punya sup gosong, aku tidak bertanggung jawab.”

Yue Lan si Burung Api mengepakkan sayapnya perlahan, matanya berkilau. “Jangan anggap remeh undangan kerajaan. Ada cahaya dan bayangan di sana.”

Li Xiaoran yang duduk di ranjang, menatap langit-langit kamarnya, merasakan percakapan kontraknya. Senyum tipis tersungging di wajahnya.

Perjalanan belum usai… sepertinya dunia masih menyimpan rahasia lain untuk kita.

...----------------...

Rombongan besar keluarga Wu berangkat dengan kapal perang kekaisaran yang disediakan khusus. Laut biru membentang, memantulkan cahaya matahari, sementara burung camar terbang beriringan di udara. Panji-panji naga emas berkibar gagah, menandai keberangkatan keluarga salah satu jenderal terkuat di kekaisaran.

Di dek utama, Li Xiumei berlari ke sisi kapal, menatap ombak dengan mata berbinar. “lan'er, lihat! Lautnya seindah lukisan!”

Lan’er menahan rambutnya yang tertiup angin, tertawa riang. “Kalau bukan karena jie jie ada di sampingku, aku pasti sudah terjatuh ke laut!”

Wu Jing duduk tegap di kursi kayu, menikmati teh sambil berbincang dengan Li Zhen yang lebih tenang. Sementara itu, Wu Furen sibuk memastikan anak-anak makan cukup, menjejalkan kue kacang ke tangan Li Zhen meski ia sudah kenyang.

Li Xiaoran, berbeda, berdiri agak jauh, menatap horizon. Ada perasaan samar di dadanya, seolah sesuatu menunggu di kejauhan. Ia merasakan getaran kecil dari kontrak spiritualnya tanda bahwa para makhluk dalam dirinya juga waspada.

“Ran’er,” suara Wu Jing memanggil, berat namun hangat. “Kau terlalu banyak berpikir. Lihatlah sekeliling. Perjalanan ini bukan hanya soal kerajaan lain, tapi juga tentang mengenal dunia yang lebih luas.”

Li Xiaoran tersenyum tipis. “Baik, Kakek.”

---

Kedatangan di Kerajaan Xiang

Setelah berhari-hari di laut, kapal mereka akhirnya merapat di pelabuhan megah Xiang. Pemandangan yang menyambut sungguh berbeda dari ibukota mereka, menara-menara batu merah menjulang tinggi, atap-atap melengkung berhias naga perunggu, dan pasar penuh warna dengan kain sutra berkibar tertiup angin.

Raja Xiang sendiri menyambut di gerbang istana. Ia pria tinggi dengan janggut perak, matanya tajam namun penuh tawa. Begitu melihat Wu Jing, ia langsung tertawa keras, lalu memeluk sahabat lamanya tanpa peduli pada pandangan orang.

“Hahaha! Wu Jing! Kau masih hidup juga rupanya, meski wajahmu sudah separuh jadi batu!”

Wu Jing terkekeh, menepuk punggung sahabatnya. “Dan kau, Xiang, masih cerewet seperti saat muda dulu.”

Kedua keluarga disambut bak bangsawan, diiringi musik dan tarian tradisional Xiang. Wu Furen tersenyum sopan, Li Xiumei dan Lan’er kagum melihat segala perbedaan budaya, sementara Li Zhen tetap tenang, matanya tajam mengamati sekeliling.

Li Xiaoran sendiri… merasa sesuatu lain. Di tengah keramaian, ia menangkap tatapan sepasang mata asing dalam, tenang, namun seolah bisa melihat langsung ke dalam jiwanya.

---

Malam itu, setelah jamuan, Li Xiaoran memilih berjalan sendirian di taman istana Xiang. Lampion-lampion merah menggantung di sepanjang jalan setapak, sementara suara musik samar terdengar dari kejauhan.

Ia berhenti di tepi kolam teratai, menatap pantulan bulan. Saat itulah ia mendengar suara rendah, tenang namun tegas:

“Air bulan hanya indah jika kau berani menyentuhnya.”

Li Xiaoran menoleh cepat. Di sana berdiri seorang pria muda berpakaian hitam sederhana, berbeda dengan bangsawan Xiang. Rambutnya hitam panjang diikat dengan pita kain, dan matanya… berkilau bagai malam penuh bintang.

“Kau siapa?” tanya Li Xiaoran, berjaga.

Pria itu tersenyum samar. “Hanya seorang pengembara yang kebetulan mengenal istana ini. Tapi untukmu, mungkin aku akan menjadi sesuatu lebih.”

“Lebih?” Li Xiaoran mengerutkan kening.

Pria itu menunduk sedikit, seolah memberi salam. “Nama panggilanku… Mo Feng. Jika kau mengizinkan, aku akan membantumu. Dalam segala hal.”

Li Xiaoran terdiam, hatinya berdesir aneh. Ada sesuatu yang tak bisa ia pahami—antara rasa waspada, dan dorongan untuk percaya. Di dalam ruang dimensia, Yue Lan berbisik:

“Anak ini… bukan orang biasa. Kau harus berhati-hati, Ran’er.”

Namun Bai He justru terkekeh. “Entah kenapa, aku merasa bocah itu akan membuat perjalanan lebih menarik.”

Li Xiaoran akhirnya mengangguk kecil. “Baiklah, Mo Feng. Kita lihat saja, seberapa jauh kata-katamu itu benar.”

Pria misterius itu tersenyum lebih lebar. Senyum yang membuat malam di taman istana Xiang terasa penuh rahasia.

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍👍
Lala Kusumah
💃💃💃💃
Lala Kusumah
good job Ran'er 👍👍👍
Lala Kusumah
Ran'er hati-hati ya 🙏🙏
Cindy
lanjut kak
budiman_tulungagung
masih satu mawar 🌹 setiap bab
Aryanti endah
Luar biasa
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹 lagi
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹 gass lanjut
🟢≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
musuhnya udah keluar nih kayaknya...

semangat Xiaoran dan yang lain...

semangat kak author dan sehat selalu
Cindy
lanjut kak
budiman_tulungagung
gass satu mawar 🌹 setiap bab
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹
Chen Nadari
lanjut thorr
Tiara Bella
wow.....
Cindy
☕️Kopi untukmu Thor
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹 setiap bab
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹 gass
Chen Nadari
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!