Dan Akhirnya Aku Menyerah

"Aku bisa saja menerimanya pak, bu."jawab sela, dan hal itu berhasil mendapatkan tatapan dari semua yang ada di sana.

"Tapi dengan beberapa syarat."lanjut sela.

"Apa syaratnya?"tanya pak Andi.

"Mas bayu harus mengijinkan aku kembali bekerja, dan aku hanya akan melihat untuk 3 bulan kedepan, kalo mas bayu tidak bisa adil maka aku akan menggugat cerai."ucap sela.

"Engga, aku gak akan mengijinkan kamu bekerja."ucap bayu, dia menatap tidak suka dengan syarat dari istrinya itu.

"Kenapa?" Tanya sela.

"Aku gak mau banyak laki- laki di luar sana yang bertemu dengan kamu, aku tau setiap yang melihat kamu pasti akan tertarik, bahkan sekarang aja jika kamu ikut denganku ke acara kantor semua teman- temanku pasti memuji dan terus menatap kamu sayang, aku gak rela akan hal itu."ucap bayu.

"Mas."ucap citra, dia merasa sakit hati dengan apa yang di ucapkan oleh bayu.

"Itu hak mereka, aku tidak bisa melarang jika mereka mengagumiku, tapi satu hal yang perlu kamu tau mas, aku tidak semurahan dirimu dan istri keduamu itu."ucap sela.

"sela, jaga adab kamu terhadap suami."tegur bu resti.

"Adab di sebelah mananya yang gak aku jaga bu?" Tanya sela.

"Sudah-sudah, disini bapak mau meluruskan dan menyelesaikan masalah kalian, baiklah jika itu mau kamu sela," ucap pak Andi.

"Dan untuk kamu bayu, kamu ijinkan saja sela bekerja. Mungkin dengan bekerja dia bisa menenangkan pikirannya dan bisa membuat dia tidak terlalu berlarut dengan masalah yang ada. "Lanjut pak Andi, kini dia berbicara dengan anaknya.

"Tapi pak, bayu gak mau sela bekerja kembali."ucap bayu.

"Sudahlah bayu kamu jangan egois. Kalo kamu tidak mau mengijinkan sela bekerja yasudah, kamu ceraikan dia, biar dia memiliki kehidupan sendiri dan mencari kebahagiaannya yang kini telah hilang. "Ucap pak Andi.

"Pak."ucap bayu, dia tidak menyangka jika bapaknya bahkan menyetujui perceraian mereka.

"Aku juga tidak mau citra datang lagi kerumahku, bagaimanapun ini adalah rumahku mas, aku membeli rumah ini sebelum aku menikah denganmu,dan di dalam rumah ini juga ada uang kakak ku, dia yang membantu aku membeli rumah ini, dia yang memberikan dana tambahan kepadaku dulu."ucap sela.

Ya rumahnya ini memang miliknya, rumah sela di beli saat dirinya masih bekerja dulu.

"Apa gak sebaiknya citra tinggal disini saja, kan lebih baik jika banyak orang, jadi kalo terjadi apa- apa sama dia kalian bisa segera menanganinya."ucap Bu resti.

"Iya mas, aku gak mau di tinggal-tinggal sendirian di rumah, kalo aku sama mbak sela beda rumah sudah pasti kamu akan membagi waktu kan."ucap citra, dia menatap bayu dengan tatapan seolah- olah bersedih dan meminta belas kasihan.

"Sekali tidak, saya tidak akan mengijinkan sampai kapanpun, jika kamu takut karna mas bayu akan membagi waktu, maka dengan senang hati aku mengijinkan mas bayu untuk terus bersamamu tanpa pulang ke rumahku."ucap sela.

"Lagian kamu juga gak sendiri di rumah yang kamu tinggali kan, ada pembantu juga di sana kan, jadi jangan beralasan agar kamu bisa tinggal di rumahku, karna aku tidak akan sudi."lanjut sela.

"sela, kenapa kamu jadi jahat begini."Ucap bu resti, dulu sela seorang wanita yang sangat baik, dan selalu menolong orang lain, tapi kini dia menjadi seorang yang tidak memiliki belas kasihan.

"Kenapa ? Bukannya mereka yang membuatku jahat bu? Lalu dimana letak jahatku, aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan, dan aku hanya meniru apa yang mereka lakukan kepadaku,"ucap sela.

"Sudahlah, jika itu sudah menjadi keputusan sela, maka kita harus menerimanya."ucap pak Andi.

"sela sekali lagi bapak minta maaf kepadamu nak, atas apa yang terjadi saat ini, bapak benar- benar malu terhadapmu, tapi bapak juga tidak bisa berbuat apa- apa, bapak hanya mohon agar kamu sampaikan maaf bapak kepada kakak kamu lingga."lanjut pak Andi kepada sela, dia menatap sedih menantu pertamanya itu, menantu yang sangat dia sayangi sedari dulu.

"Bapak gak perlu minta maaf, ini bukan kesalahan bapak, bapak sudah sela anggap sebagai bapak sendiri, makasih selama ini bapak selalu baik kepada sela pak, masalah kaka lingga, itu hal yang gampang, aku bisa meyakinkan dia kalo aku disini baik- baik saja. "Ucap sela, air mata yang sedari tadi di tahannya kini luruh juga, dia tidak bisa menahan air matanya lagi, nyatanya saat ini keadaannya memang sangat- sangat menyedihkan.

**

Malam hari, kini kedua mertuanya sudah kembali ke kampung halaman mereka setelah menyelesaikan masalah yang ada di rumah tangga mereka.

Kini sela sedang melangsungkan kewajibannya sebagai umat islam, dia yang kini semakin dekat dengan sang pencipta agar hatinya merasa tenang.

"Ya allah, kenapa sakitnya masih sama, kenapa ini sangat sakit, aku selalu berusaha untuk terlihat baik- baik saja walaupun luka itu menggerogoti hatiku, ya allah seindah apa di depan sana, sampai aku harus melewati jalan yang sesakit ini."

"Ya allah ikhlaskan aku atas takdirmu yang sedangku jalani, yakinkan aku bahwa takdirmu adalah yang terbaik untuk hidupku, ya Allah aku hanya minta jangan pernah tinggalkan aku, penggang erat terus tanganku untuk melewati semua ini, aku yakin jika bersamamu semua akan baik- baik saja."

Sela terus menumpahkan keluh kesahnya, dia selalu menangis sejadi-jadinya jika berada di atas sejadahnya, dia memohon ampun atas semua dosa-dosanya, dia juga selalu berpikir jika ujian yang sedang dia jalani saat ini adalah teguran karna kelalaiannya selama ini, dia ikhlas menjalani semua ini untuk menggugurkan dosa-dosanya yang sangat banyak.

**

Sedangkan di kediaman citra, dia masih saja terus membujuk bayu suaminya agar bicara kepada sela dan membawanya tinggal di sana.

"Ayolah mas, masa kamu gak bisa ngomong sama mbak sela."ucap citra, dia masih terus merengek kepada bayu.

"Aku gak bisa citra, itu rumah dia, aku gak bisa berbuat apa- apa, sudahlah memangnya kenapa jika kamu tinggal disini, toh ini juga layak untukmu, bahkan tempat tinggal yang aku sediakan lebih bagus dari tempat tinggalmu yang dulu yang hanya kontrakan petakan."ucap bayu.

"Tapi rumah ini tidak sebagus dan sebesar rumah mbak sela mas, apa kamu gak kasian jika nanti anak ini lahir, dia tinggal di tempat kecil seperti ini."ucap citra beralasan, padahal rumah yang di tempatinya saat ini cukup besar, dan cukup bagus.

"Tetangga yang tinggal di perumahan ini juga aku lihat banyak yang memiliki anak 2 ataupun tiga, tapi mereka nyaman- nyaman aja tinggal disini, jadi sudahlah kamu tidak usah banyak maunya, aku gak mau membuat sela semakin marah kepadaku."ucap bayu.

"Yaudah iya aku tinggal disini, tapi kamu harus janji setelah anak ini lahir kamu harus membelikan aku rumah yang besar dari miliknya mbak sela."ucap citra.

"Hmmm."bayu sudah malas meladeni tingkah istri keduanya itu semakin hari semakin ada saja permintaan anehnya, dia tidak seperti dulu yang selalu nurut dan lembut kepadanya, kenapa sekarang dia bertingkah dan banyak maunya, bayu sangat bingung kepada sikap citra, apa dulu dia bersikap baik hanya untuk menarik simpati bayu saja, entahlah bayu sangat pusing memikirkan hal ini.