NovelToon NovelToon
Dijual Keluarga Pada Mafia Kejam

Dijual Keluarga Pada Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Balas dendam pengganti
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Elfrida Sitorus

Dijual kepada mafia kejam, Arini disiksa dan dikurung dalam neraka bernama cinta. Tapi tak seperti gadis lemah dalam dongeng, Arini memilih bangkit. Karena tidak semua cinta pantas diperjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfrida Sitorus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 35

disisi lain tempat,Suara hujan tipis terdengar ruang kerja Leonardo. Lampu meja menyinari wajahnya yang dingin, sementara jemarinya mengetuk-ngetuk permukaan kayu. Ponselnya baru saja bergetar telefon dari salah satu orang dalamnya di mansion O’Reilly.

"katakan!!"cecarnya tegas

"Reina dan tuan muda akan pergi ke vila luar kota besok pagi bos.Tanpa pengawalan besar."

"bagus ikuti mereka! jangan sampai lolos,kalian mengerti?!!.

"siap bos"

Leonardo menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap langit-langit sambil berpikir keras. “Reina… Reina… kenapa baru sekarang?”

Ia meraih gelas whiskey di meja, meminumnya seteguk, lalu menghembuskan napas panjang. Wajahnya tetap tenang, tapi bola matanya berputar penuh perhitungan. Kesempatan seperti ini jarang datang. Rian selalu dijaga ketat, tak pernah keluar tanpa pengawalan penuh.Dan tiba-tiba, kabar ini datang.

“Tidak masuk akal…” gumamnya.

Tangannya terulur ke meja, mengambil rokok, menyalakannya. Asap putih melayang-layang di udara. “Reina tidak sebodoh itu.Dia wanita yang selalu memikirkan lima langkah ke depan. Kalau dia keluar tanpa penjagaan penuh, pasti ada maksudnya.”

Leonardo berjalan menuju jendela besar, menatap kota yang bercahaya di kejauhan. Dia tahu ini bisa saja jebakan.Tapi di lubuk hatinya, ada dorongan yang lebih kuat, ia ingin melihat Rian.

Ia menutup matanya sejenak, mengingat tatapan mata anak itu saat terakhir kali ia melihatnya begitu mirip dengan dirinya. “Anak itu… darah dagingku.tidak peduli seberapa pun Reina membenciku, dia tidak bisa mengubah kenyataan kalau darahku mengalir ditubuh rian.”

Suara langkah kaki terdengar. Tasya masuk sambil membawa tablet, ekspresinya serius.

“tuan, perintah?” tanyanya singkat.

Leonardo berbalik, tatapannya tajam menusuk. “Siapkan sepuluh orang besok pagi orang-orang terbaik kita. Tidak ada pemula. Dua mobil tanpa plat. Lengkapi dengan senjata jarak dekat dan peredam suara. Kita bergerak besok subuh.”

Tasya mengerutkan kening. “Kalau ini jebakan, tuan?”

Leonardo tertawa tipis. “Kalau ini jebakan… kita balikkan jebakannya. Aku tidak mau pulang dengan tangan kosong. rian harus ada ditangan kita besok...mengerti!?"

Tasya menatapnya lama sebelum mengangguk. “Mengerti,Tuan.”

Namun ia masih ragu, lalu bertanya pelan, “Anda… yakin ini saatnya ,tuan?”

Leonardo berjalan mendekat, berdiri tepat di depannya. “Dengar baik-baik, Tasya. Aku sudah menunggu lima tahun. Lima tahun aku tidak bisa memeluk anakku. Lima tahun aku hanya bisa memandang dari kejauhan. Kalau aku diam lagi… mungkin anak itu akan tumbuh tanpa mengenalku sama sekali. Dan aku tidak bisa membiarkannya.”

Ia kemudian menunduk, suaranya berubah lebih dingin. “.rian…juga milikku. Aku tidak peduli berapa banyak nyawa yang harus dikorbankan. Besok… kita bergerak.”

Tasya hanya bisa menelan ludah dan pergi untuk mempersiapkan tim.

Leonardo kembali ke kursinya, mengambil peta digital dan membukanya di tablet. Matanya menatap titik lokasi vila itu. Perlahan, senyum tipis terukir di wajahnya.

“Kau menungguku atau tidak, Reina… aku akan tetap datang dan mengambil rian.Dan ketika aku datang, semuanya akan berubah.”

Leonardo tidak langsung mematikan lampu kantornya malam itu. Ia duduk menatap peta vila yang terpampang di tablet, memperbesar dan mengecilkan gambar sambil menghitung jalur masuk dan keluar. Di pikirannya, ia sudah memetakan bagaimana operasi itu akan berjalan siapa yang masuk dari pintu depan, siapa yang mengendap dari belakang, dan siapa yang mengamankan perimeter.

Pukul dua dini hari, Tasya kembali masuk membawa setumpuk berkas. “Semua orang sudah siap. Senjata, kendaraan, bahkan jalur pelarian sudah disiapkan. Tidak akan ada yang curiga.”

Leonardo mengangguk pelan. “Bagus. Pastikan mereka bergerak tanpa suara. Aku tidak mau satupun saksi hidup selain target.”

Nada suaranya dingin, penuh kepastian.

Setelah Tasya keluar, Leonardo membuka laci meja dan mengeluarkan sebuah foto lama. Foto itu sudah kusut di ujungnya — Reina dan Rian saat Rian masih bayi. Ia menatapnya lama, matanya sedikit mengerut. “Lihat kau sekarang… mungkin kau bahkan tidak tahu siapa aku,” bisiknya lirih.

Ia lalu meremas foto itu, tetapi tidak sampai merobeknya. Kemarahannya memuncak, namun di dalamnya ada rasa rindu yang ia benci akui.

Leonardo berdiri, berjalan keluar dari kantornya menuju lorong gelap yang mengarah ke ruang senjata pribadinya. Di sana, deretan senjata tersusun rapi: pistol, senapan laras pendek, belati. Ia memilih satu pistol hitam berperedam suara, lalu mengaitkannya di pinggang.

***

Pukul empat subuh, halaman depan markas mulai ramai. Dua mobil SUV hitam tanpa pelat sudah terparkir, mesinnya menyala pelan. Tim pilihan Leon berdiri rapi di depan kendaraan, wajah mereka tanpa ekspresi, siap menjalankan misi yang diperintahkan.

Leonardo melangkah keluar dengan jas hitam dan sarung tangan kulit. Tatapannya menyapu timnya, dingin namun penuh wibawa. “Kalian tahu misi ini.Tidak ada kesalahan. Kita datang, kita ambil target, kita pergi. Cepat, bersih, dan tanpa jejak.”

“Siap, Tuan!” jawab mereka serempak.

Sebelum masuk mobil, Leonardo sempat memandang ke langit yang mulai memerah tanda fajar akan datang. “Reina… aku datang.”

Nada suaranya rendah, hampir seperti janji yang diucapkan pada dirinya sendiri.

Mobil melaju meninggalkan markas, menembus jalan-jalan sepi menuju luar kota. Mesin meraung pelan, menandai awal dari sebuah perburuan yang sudah tertunda selama lima tahun.

Leonardo tidak tahu… di balik semua ini, seseorang yang ia kira hanya anak kecil polos telah menunggunya dengan rencana yang lebih licik dari yang ia bayangkan.

1
uni_riva
heh ada org tua bgtu yaaa😏
Jumaedi Jaim
lama up nya
uni_riva
msh nyimak
uni_riva
mampir thoorr
Adinda
semoga reina dan leonardo bersatu kasihan anaknya
KLOWOR GAMING apa??
Aku udah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu. Keep writing! 💕
moa_dubadu_wariwari
Saya sudah tak sabar nunggu kelanjutannya, tolong secepatnya update thor!
Mar Briyith ER
Aksinya keren banget, semangat terus author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!