Miskin , dihina wajar. Diam di bully, biasa. Yang luar biasa adalah, Aqmal seorang remaja miskin yatim piatu, menolak menyerah pada nasib malang, penderitaan, hinaan dan perundungan, justru membuat nya tumbuh menjadi semakin tegar dan kuat.
Hingga alam berpihak kepada nya, memberikan sebutir gundu ajaib kepada nya.
setelah mendapatkan gundu ajaib itu, perlahan hidup nya mulai berubah, setapak demi setapak, dia mulai meniti takdir nya menjadi seorang kultivator utama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelajaran untuk Eriko
Putri nan cantik jelita itu hanya tertunduk malu malu mendengar kata kata dari Leona itu. Entah mengapa, terasa ada kupu kupu yang beterbangan dari hati nya.
Disekolah, setelah melewati gerbang, Aqmal segera menuju kearah tempat parkir, memarkirkan motor nya. Eman sang sahabat sudah menanti nya di tempat parkir motor itu.
"Mal!, Eriko!, Markus, dan Jecko karin mencari mu!" kata Eman menyambangi nya dengan cerita masalah sekolah.
Aqmal berhenti melangkah, menatap kearah Eman beberapa saat.
"Ada apa?, aku kan tidak punya urusan dengan nya!" kata Aqmal heran.
"Aa uu!, mungkin mau melanjutkan masalah pertandingan tempo hari itu, saat kau membuat mereka masuk ruang UKS" sahut Eman.
"Kalau begitu mereka kepingin masuk rumah sakit nama nya" kata Aqmal berjalan disamping Eman.
Pagi ini sekolah berjalan seperti biasa nya, tak ada yang berubah, dan saat istirahat pertama, Aqmal dan Eman seperti biasa nya duduk di belakang sekolah, dibawah pohon Trembesi tua yang tumbuh rindang di tepi kolam.
Baru saja Aqmal dan Eman tiba di tempat biasa nya, terlihat Lisa dan kedua gadis sahabat nya, sudah menunggu di sana.
"Beberapa hari ini, dia sensian banget Mal, pokok nya selama kamu tidak ada, kerja nya melamun plus marah marah aja" Yurike menyambut Aqmal dengan cerita nya.
"Ist!, apaan kalian, gitu aja dibilangin, Man bawa pacar mu menjauh dari sini!"sahut Lisa.
"Dia mau lepas kangen sama Aqmal Man, jadi nya kita yang di suruh menjauh, gak papa Lis, mau patok patokan kaya dulu juga enggak papa!" kata Yurike lagi.
Merah merona wajah Lisa di katakan Yurike seperti itu.
Lisa menarik tangan Aqmal agar duduk di samping nya, sementara Joice sedang asik berbincang bincang dengan Samsul sambil sesekali mencubit tubuh pemuda itu.
Dari kejauhan, Eriko, Markus, dan Jecko menatap geram dengan rahang mengeras kearah Aqmal.
"Awas saja kau bocah dungu, tunggu saja, kau bakal menyesali nya, aku tidak akan tinggal diam!" gumam Eriko marah.
Hari ini Lisa mengajak Aqmal dan kawan kawan untuk makan di kantin sekolah, dan gadis itu yang traktir. Maklum bagi Lisa yang anak seorang konglomerat itu, habis uang dua atau tiga ratus sama saja seperti kehilangan seribu perak, tak ada arti nya sama sekali.
Sore hari nya, setelah pelajaran sekolah selesai, Aqmal tidak buru buru pulang, dia bersama beberapa orang siswa lain nya terkena jadwal pembersihan kelas terlebih dahulu. Lisa bermaksud pulang berbarengan dengan Aqmal, tetapi mendadak di telpon oleh orang tua nya, yang meminta nya pulang cepat, karena orang tua nya baru tiba dari luar negeri. Tiga puluh menit berlalu, bersih bersih kelas selesai, dan kini Aqmal beserta beberapa orang siswa keluar menuju ke tempat parkir.
Namun Aqmal terkejut setengah mati melihat ban belakang motor nya sudah terlepas begitu saja. Kini motor nya tanpa ban belakang.
Tidak jauh dari tempat itu, terlihat Eriko, Markus dan Jecko tertawa terbahak bahak berlalu begitu saja dengan motor mereka keluar dari gerbang sekolah.
"Rasain lo!" teriak Markus tertawa gembira.
Untung di depan gerbang sekolah tidak jauh ada bengkel motor, sehingga Aqmal bisa minta bantuan tanpa harus cape cape membawa motor nya ke bengkel.
Setengah jam kemudian, motor Aqmal sudah selesai di perbaiki, dan segera Aqmal keluar dari lingkungan sekolah itu.
Namun baru sekitar lima ratus meter dari sekolah, tiga buah motor mengurung motor Aqmal dari kiri dan kanan juga dari belakang, dan mengarahkan nya masuk kedalam lapangan voly yang sudah lama tidak terpakai lagi.
Eriko dan Markus di kiri dan kanan, serta Jecko di belakang, menggiring Aqmal ketempat sepi tertutup semak semak itu.
Baru saja tiba, tiga orang pemuda itu buru buru memasang standar motornya masing-masing, lalu bergerak mengurung Aqmal.
Kini Aqmal benar benar terkurung dari empat sudut, di belakang tiga buah motor, di depan Eriko, di kiri ada Jecko, dan di kanan ada Markus.
"Cuih!, hari ini kami akan menagih utang piutang mu kepada kami sekaligus bunga nya, Jeck!, Mar!, sekarang kita bunuh saja budak miskin ini!" kata Eriko meludah kearah wajah Aqmal.
"Bila kalian nekat menyerang ku, kalian akan menyesali tindakan kalian ini, seumur hidup kalian, ingat ingatlah itu!" ucap Aqmal menghapus ludah Eriko di wajah nya.
"Cuih!, kau pikir kami anak kecil yang mudah di gertak heh?, kau tidak tahu jika sudah tiga nyawa melayang di tangan kami, sampai sekarang kami baik baik saja, dan sebentar lagi, menjadi empat dengan nyawa hina mu itu!" koar Markus merasa menang diatas angin.
"Markus tolol!, kenapa harus kau bilang pada nya rahasia itu?" bentak Eriko marah.
"Apa beda nya Rik?, dia tau atau tidak, sama saja dia akan mati juga sore ini!" balas Markus sengit.
"He he he he!, Markus benar sih Rik!, apa beda nya, lagi pula tidak ada saksi karena memory card cctv itu sudah ku buang, dan cctv nya juga ku rusak!" kata Jecko tertawa renyah.
"Terserah kalian saja, ayo bereskan dia sekarang!" teriak Eriko.
Ketiga nya segera bergerak melayangkan tinju mereka kearah Aqmal. Namun Aqmal tidak menghindar, justru memapaki tinju Eriko dengan tinju nya sendiri.
Eriko, Jecko dan Markus tersenyum melihat sikap bodoh Aqmal, dia tahu jika Eriko pemegang sabuk hitam karate, kepalan tangan nya sudah sangat terlatih sekali.
"Prak!" ....
Jecko dan Markus terpana, mereka yang semula mengira kepalan tangan Aqmal yang hancur, kini mendapati kenyataan yang lain, Eriko menari nari memegang tangan kanan nya yang seluruh jari jemari nya sudah berpatahan, mulut nya melolong menahan derita luar biasa.
"Cepaaat hajar dia, hajar sampai mati!, bunuh dia!" bentak Eriko sambil merintih kesakitan.
Jecko dan Markus segera bergerak menyerang Aqmal dari sisi kiri dan kanan nya.
Aqmal mundur satu langkah hingga pukulan kedua remaja itu tidak mengenai nya, lalu sebuah sikutan tangan kanan mendarat di rusuk Markus, dilanjutkan dengan hantaman kepalan tangan kanan nya kearah rusuk Jecko, membuat kedua pemuda itu tumbang dengan tulang rusuk nya yang patah.
Eriko yang melihat itu bergegas untuk berlari, tetapi ujung kaki Aqmal segera mengait kaki Eriko, membuat pemuda itu tumbang.
"Buk!" ....
Hantaman dengkul Aqmal diperut Eriko, membuat seluruh isi perut pemuda berandalan itu keluar semua nya.
"Aqmal segera mengambil handphone Jecko, dengan sidik jari Jecko sendiri, dia membuka handphone berlogo apel di gerogoti bajing itu, menonton aktifkan kunci sidik jari nya, lalu memeriksa seluruh file video nya.
Sesuai kecurigaan Aqmal, diantara ratusan video Sex, ada tiga buah video yang membuat mata Aqmal terbelalak, bagai mana tidak, dia melihat video ketiga orang pemuda ini menghajar tiga orang pemuda lain nya hingga tewas.
"Kalau kalian tidak terima, silahkan laporkan ke polisi, dan aku akan memberi kabar gembira pada para polisi itu, tentang perbuatan kalian yang biadab!" kata Aqmal menyimpan handphone milik Jecko kedalam saku celana nya, lalu me ngeloyor kearah motor nya, lalu pergi begitu saja dari tempat itu.
Setibanya di bandara Istana kecil, nampak Leona dan putri Seruni sudah berdiri menunggu nya di depan istana kecil sambil menanam beberapa bunga.
Tanpa terasa, hari berganti hari, Rumah Aqmal di belakang Kampung Teluk Nangka pun selesai seratus persen.
Didalam kamar tidur utama tempat Aqmal tidur, ada sebuah pintu yang menghubungkan rumah ini dengan istana kecil di Dunia dimensi Galatian.
Kini Leona dan Seruni bisa keluar masuk Dunia dimensi Galatian ke dunia luar hanya lewat pintu dimensi milik Leona ini saja. Tentu saja untuk mengaktifkan pintu ini harus dengan energi Qi yang cukup besar baru pintu dimensi ini berfungsi, jika tidak, maka dia menjadi pintu biasa yang menuju ke sebuah ruangan kecil yang kosong.
Disamping rumah Aqmal kini di buat sebuah garasi kecil, dan dua buah motor terparkir di sana, sebuah motor bebek merek MX king dan sebuah motor Skutik, yang biasa digunakan Leona dan Seruni keluar.
Leona dan Seruni sering keluar rumah, berbelanja ke Mall di kota, tentu saja dengan mengenakan cadar penutup wajah.
Disekolah, Eriko tidak lagi berani terang terangan mengganggu Aqmal, namun sifat licik yang telah melekat di dalam hati nya, membuat dia tetap menjadi manusia licik. Pelajaran yang dia dapatkan, belumlah mampu membuat diri nya sadar.
Mencari kayu bakar pun masih rutin Aqmal lakukan seperti biasa nya, jika Sabtu dan Minggu dia bermalam di hutan larangan.
Waktu waktu luang, digunakan Aqmal berlatih Alchemis di Istana kecil, membuat berbagai pil dan obat dengan kualitas bintang Lima.
Di sisi barat Padang rumput berbukit bukit, ada sebuah hutan besar yang ternyata di penuhi oleh berbagai binatang monster yang menjaga berbagai tanaman maupun artepak langka berkhasiat tinggi.
Di situlah Aqmal dan Seruni biasa nya berburu, mencari binatang Monster tingkat dua dan tingkat tiga.
...****************...
hmmmm....sangat luar biasa, Author keren...
kerja sama pemikiran & jemarinya bisa tertulis karya yang membutuhkan banyak kopi untuk teman membaca karya ini...
semangat terus Thor & jangan kelamaan up date bab berikutnya yaa...💪