Rega Zalzala adalah putra ke empat dari keluarga Duke Zalzala.
Dia satu-satunya anak yang tidak memiliki kekuatan apapun. kelahiran nya di anggap aib oleh keluarga.
Di usia 18 tahun, keluarga nya memilih untuk membuang Rega seperti seekor anjing.
Namun tanpa di sangka, di detik terakhir hidup nya... dia mendapatkan sistem Dewa.
sebuah sistem yang akan mengubah hidup nya dari seorang pecundang menjadi seorang Raja.
ini adalah perjalanan Rega Zalzala membalas dendam dan menjadi Kesatria terkuat di kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bonggiw01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Cemburu, berujung bertarung.
Anya kembali ke desa bersama Wildan dan Emul yang mengikuti dengan langkah santai.
Namun saat mereka tiba, ekspresi mereka terkejut.
"Apa-apaan ini? Desa ini sudah kembali normal?! Warga nya sudah sembuh? Padahal sebelumnya banyak sekali mayat di sini!"
"Sepertinya ksatria dari Skuad Sunfire yang berhasil menyembuhkan warga, salah satu dari mereka memiliki kekuatan penyembuha." jawab Emul sambil memperhatikan sekitar dengan tatapan tenang.
Tapi perhatian Anya langsung terfokus pada Rega.
Matanya menyipit saat melihat Rega berjalan berdampingan dengan seorang gadis cantik berambut pendek yang tampak akrab dengan nya.
'Siapa gadis cantik yang tertawa bersama nya?' pikir Anya.
Dari kejauhan Mella terlihat sangat ceria saat berbicara dengan Rega.
"Rega, kamu benar-benar hebat! Pil buatanmu luar biasa. Efeknya jauh lebih kuat dibandingkan pil yang pernah kutemui sebelumnya. Semua warga di sini selamat berkatmu! Aku tidak tahu kamu sangat berbakat dalam membuat pil!" ucap Mella sambil tersenyum manis.
Rega menatap ke arah para warga yang sedang bekerja sama membersihkan Desa. "Mella, kau tidak boleh memberitahu ini pada siapapun.... Ini rahasia kita berdua."
"Ehm.. Rahasia apa?" suara Anya terdengar tajam dan penuh ketus tiba-tiba dari belakang.
Rega tersentak dan berbalik. "Eh... Anya? Kau sudah kembali? Sejak kapan kau di sini?"
"Hmph! Aku sudah di sini sejak tadi, sejak kau asyik berbisik-bisik dengannya," ucap Anya dengan nada dingin sambil memalingkan wajah.
'Ada apa dengan nya? Apa mood nya sedang buruk?' pikir Rega heran.
"Ah, begitu rupanya. Jadi kau sudah berhasil mengalahkan monster di hutan itu?" tanya Rega, mencoba mengalihkan suasana yang terasa menegang.
"Hmph! Tentu saja Aku sudah menyelesaikannya. Tidak ada misi yang tidak bisa aku selesaikan!" balas Anya tetap dengan nada dingin sambil melipat tangan.
'Siapa gadis cantik ini? Dia menggunakan jubah yang sama dengan yang di gunakan Rega... Apa mereka pacaran?' pikir Mella dengan sedikit penasaran.
Anya melirik ke arah Mella, wajahnya terlihat jelas menunjukkan ketidaksukaannya melihat Rega dekat dengan wanita lain.
"Kami sudah selesai menyelamatkan semua warga di sini, misi kita selesai" Ucap Rega yang masih belum menyadari bahwa Anya sedang cemburu.
"Hmph! Kalau begitu, ayo kita selesaikan janji kita sekarang," ucap Anya dingin.
Rega sedikit bingung, "Janji? Janji apa maksudmu?"
"Kita sudah berjanji akan bertarung. Yang kalah harus menjadi bawahan yang menang selama 6 bulan! Apa kau sengaja melupakan itu?" tegas Anya, tatapannya makin tajam.
Jelas ia hanya ingin meluapkan kecemburuan nya.
"Apa! Bertarung?!" Emul dan Wildan terkejut.
"H-hey... tunggu sebentar. Bukannya kalian ini satu skuad? Bagaimana mungkin kalian akan bertarung?" ucap Wildan mencoba meredakan suasana.
"Cemburu sih cemburu... Tapi jangan ribut juga..." Emul bergumam sambil menggelengkan kepalanya.
"A-aku tidak cemburu! Hmph!" Jawab Anya sambil melipat tangan dan memalingkan wajahnya, pipi nya sedikit merah.
'Ho... apa sebegitu ingin nya dia menjadi bawahan ku? Menarik...' Rega hanya menyeringai kecil. "Ah, janji itu. Anya, apa Kau yakin sudah siap untuk menjadi bawahanku selama enam bulan? Mungkin kau akan memasak setiap hari untuk ku..."
"Tidak! Aku yang akan membuatmu menjadi bawahanku, Rega!" jawab Anya dengan suara khas seorang Putri Dingin, namun sikap nya membuat dia terlihat semakin imut.
"Baiklah... Kalo begitu... Ayo kita bertarung" jawab Rega. 'Ini kesempatan bagus untuk menguji skill baru ku' pikir nya.
----------------
Setelah itu, Anya, Rega, Mella, Wildan, dan Emul berjalan menuju sebuah lapangan terbuka di luar desa, tempat di mana pertarungan mereka akan berlangsung.
Wildan berdiri di tengah. "Kalian bertarung karena perselisihan pribadi, tapi aku tidak akan membiarkan kalian saling melukai. Aturannya sederhana, siapa yang jatuh lebih dulu dialah yang kalah. Mella akan segera menyembuhkan jika ada yang terluka."
"Jangan khawatir, aku siap menyembuhkan kalian kapanpun," tambah Mella dengan wajah sedikit cemas, namun antusias.
Anya menatap Rega tajam. 'Aku tidak boleh lengah. Teknik pedangnya mungkin lebih dalam dari yang kuperkirakan, aku harus memastikan nya sekarang' pikirnya sambil mempererat genggaman katana miliknya.
Di sisi lain, Rega memperhatikan setiap gerakan Anya dengan tenang.
'Level kultivasinya ada di Tahap Bronze, satu tahap lebih tinggi dariku, aku tidak boleh menghadapi dia dengan frontal. Aku harus menggunakan sedikit cara licik untuk bisa mengimbangi nya,' pikir Rega penuh perhitungan.
Wildan berbisik pada Emul, "Menurutmu siapa yang akan menang?"
"Anya tentunya. Kau sendiri sudah melihat kekuatannya seperti apa, kan?" balas Emul pelan.
"Benar juga. Tapi aku rasa pria itu juga tidak bisa dianggap remeh, aku merasakan hal aneh dari nya" balas Wildan dengan tatapan penuh penasaran.
"Sudah lah... Kita lihat saja pertarungan nya" bisik Emul.
Wildan lalu mengangkat tangannya dan melirik ke arah Anya dan Rega. "Baiklah.... Pertarungan dimulai!"
Udara sekitar mereka menjadi sangat dingin, tanah di bawah kaki mereka perlahan membeku oleh aura yang mereka lepaskan.
WUUSSH!
Dalam sekejap, keduanya menghilang dan melesat maju dengan kecepatan tinggi.
TRAAAAAAANG!
Dua pedang saling berbenturan dengan keras, menciptakan ledakan besar di tengah arena.
DHUAAAR!
Bongkahan es besar langsung terbentuk dari energi benturan pedang mereka dan membekukan sekitar.
WUUSSH!
Gelombang kejut menyebar cepat, membuat Mella dan yang lainnya mundur beberapa langkah untuk melindungi diri.
"Lindungi tubuh kalian dengan Qi! Hempasan Qi mereka bisa membekukan sekitar!" Wildan memperingati Emul dan Mella. Kedua nya mengangguk.
TRANG! TRANG! TRANG!
Dalam sekejap, keduanya sudah bertukar serangan dengan sangat cepat.
Tebasan, tusukan.... Pedang mereka saling bertemu, menciptakan percikan bunga es yang indah sekaligus mematikan.
'Sudah ku duga... dia mengetahui banyak tentang teknik pedang Klan Hayashi!' pikir Anya.
BOOOM!
Dia menekan lebih kuat, Qi-nya meledak keluar dengan dahsyat, "Frozen Lotus Dance!" teriaknya dingin, ayunan katana-nya menciptakan kelopak es yang tajam menyerang Rega.
"Upaya yang bagus, Anya" Namun Rega tidak gentar, "Frost Dragon Slash!" balas Rega cepat, menciptakan sebuah tebasan berbentuk naga es yang menerjang balik ke arah Anya.
ROOOAAAH!
'Tidak Mungkin! Bahkan dia bisa menggunakan Teknik kuat itu?!' Anya semakin Terkejut. 'Meski itu versi kecil nya! Tapi dia benar-benar bisa menguasai nya! Bahkan aku belum bisa menggunakan teknik itu!'
BOOOOM!
Tebasan mereka bertabrakan dengan ledakan hebat, membuat keduanya terdorong mundur ke belakang.
"Hah.." napas Rega mulai sedikit berat. 'Sial... satu teknik itu saja sudah menguras banyak Qi ku...' pikirnya sambil memperbaiki kuda-kuda.
Anya berdiri tegak, menatap Rega dengan serius. 'Aku tidak boleh kalah! Aku harus membuat dia mengaku... dari mana dia mendapatkan teknik yang dia kuasai itu!' pikir Anya. "Qi mu masih di bawah ku, Rega! Bersiap lah menjadi pembawa barang ku selama 6 bulan!"
Rega tersenyum kecil penuh percaya diri. "Jangan terlalu percaya diri, Anya... Pertarungan nya belum selesai."
WUUSSH!
Keduanya kembali melesat,
Kali ini mereka tidak menahan diri lagi, mereka bertarung dengan kekuatan penuh.
------------
TRAAAAANG! BOOOM!
Benturan pedang menciptakan ledakan kecil dari percikan es, udara sekitar mereka makin dingin dan menusuk.
Trang! Trang! Trang!
Tanpa memberi jeda sedikit pun, Rega langsung menggempur lagi dengan menusukkan pedangnya bertubi-tubi, lima puluh tusukan dalam hitungan detik di susul Tebasan menyilang. Namun....
TRANG! TRANG! TRANG! TRANG!
Anya mencoba bertahan, matanya tidak mengedip sedikitpun karena serangan itu begitu cepat hingga sulit dibaca. 'Tidak mungkin.... Aku kalah dalah adu teknik?! Dia mengetahui lebih banyak teknik pedang Klan Hayashi di bandingkan dengan ku?!'
Kakinya mundur perlahan, tapi dengan keras kepala dia berhasil menangkis setiap tusukan, meninggalkan retakan es di sekitar tempat berpijaknya.
DHUAAAR!
"Jangan meremehkan aku, Rega! Qi ku lebih kuat dari mu!" Anya mengumpulkan Qi-nya, lalu dengan gerakan cepat, dia melepaskan sebuah serangan Sword Qi berbentuk sabit es yang tajam dan mematikan.
WUUUUSSSH!
'Bahaya, Sword Qi cukup merepotkan'
WUUSSH!
Rega merasakan bahaya, Detik itu juga, dia melompat ke samping dengan gerakan refleks, menghindari tebasan es maut tersebut hanya beberapa inci dari tubuh nya.
DHUUUAAAAR!
Serangan Anya meledak dahsyat di belakang Rega, menciptakan bongkahan es raksasa setinggi manusia dewasa.
'Sial... Jika aku terkena serangan itu, tubuh ku akan membeku seketika' pikir Rega.
WUUSSH!
Rega melesat kembali ke arah Anya. Pedangnya diarahkan seolah hendak menusuk lurus ke depan.
Anya sudah membaca gerakan itu. 'Kau tidak akan bisa mengalahkanku semudah itu, Rega. Gerakan mu sudah terbaca.' pikirnya sambil bersiap melakukan tebasan horizontal.
WUUUSSSH!
Pedang mereka akan berbenturan, Namun tiba-tiba....
WUUSSH!
Rega mengehentikan kaki nya untuk melompat dan berputar di udara. Dia mengecoh pertahanan Anya.
'Apa?! Bagaimana bisa dia melakukan gerakan itu?!' Anya terkejut.
Rega mengayunkan pedangnya ke bawah dengan kekuatan penuh, namun...
TRAAAAANG! DHUAR!
Benturan pedang kembali terdengar keras, Anya berhasil menahan serangan itu, namun tanah di bawah kaki nya hancur dan menciptakan kawah kecil yang retak-retak.
"Rega, kamu memang kuat! Tapi aku gak akan kalah!" Anya berputar cepat, membelok kan pedang Rega di tanah, lalu melontarkan sebuah tendangan keras ke perut Rega sebagai balasan.
WUUUSH.... BUUAK!
Tapi Rega dengan cepat menahan tendangan itu menggunakan lengan kirinya. 'Cih! Dia masih bisa menyerang baik... Ini karena perbedaan kultivitas kami terlalu jauh!' pikir nya.
SRAAK!
Kaki Rega terseret membuat goresan besar di tanah.
GaassPoolll