Mengejar Cinta Pak GM

“Saya bercanda,” ujar Radit ketika melihat Yanuar dan Amanda memandangnya dengan wajah tidak ramah. Mereka seakan-akan hendak menerkam Radit.

Radit mengulurkan tangannya kepada Yanuar. “Selamat ya, Bang. Atas pernikahan kalian,” ujar Radit.

Yanuar menyalami tangan Radit. “Terima kasih,” ucap Yanuar.

“Abang sungguh beruntung mendapatkan istri seperti Amanda. Jarang ada perempuan seperti dia,” ucap Radit. Tangan Radit masih berjabat tangan dengan Yanuar.

“Saya tahu,” jawab Yanuar.

Radit melepas jabatan tangannya lalu ia mengulurkan tangannya ke Amanda. Amanda menyalami tangan Radit.

“Selamat ya, Amanda. Semoga kalian berdua bahagia,” ucap Radit dengan tulus. Sudah tidak ada gunanya lagi ia kesal kepada Amanda. Amanda sudah resmi menjadi istri Yanuar.

“Aamiin ya rabbal alamin. Terima kasih, Mas Radit,” ucap Amanda.

Radit melepas jabatan tangannya. “Saya pamit pulang. Assalamualaikum,” ucap Radit. Ia pun berlalu dari hadapan Amanda dan Yanuar. Ia meninggalkan rumah Amanda.

Acara akad nikah berakhir hingga pukul setengah dua belas siang. Para tamu satu persatu mulai berpamitan satu persatu. Hingga tinggal keluarga inti yang belum pulang. Mereka masih duduk-duduk sambil berbincang-bincang. Tiba-tiba terdengar suara adzan dzuhur. Para pria bersiap-siap untuk sholat di masjid yang berada di dekat rumah Bobby.

Rendi menepuk bahu Yanuar yang sedang berbicara dengan saudara-saudara Amanda. Yanuar menoleh ke Rendi. “Pengantin mau sholat dimana? Di kamar atau di masjid?” tanya Rendi.

“Di masjid. Saya ganti baju dulu.” Yanuar beranjak dari tempat duduk. Ia menghampiri Amanda yang sedang berbincang-bincang dengan ibu-ibu muda.

“Amanda.” Yanuar memanggil Amanda. Amanda yang sedang asyik berbincang-bincang menoleh ke Yanuar.

“Kenapa, Bang?” tanya Amanda.

“Koper Abang dimana?” tanya Yanuar. Tadi ia melihat pembantu Claudia membawa koper-koper miliknya.

“Di kamar Amanda,” jawab Amanda.

“Kamar Amanda dimana?” tanya Yanuar.

“Abang ganti baju dulu, Abang mau sholat dzuhur di masjid,” lanjut  Yanuar.

Amanda pamit kepada saudara-saudaranya lalu beranjak dari tempat duduk. Amanda berjalan menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Yanuar mengikuti Amanda menuju ke kamar Amanda.

Amanda berhenti di depan pintu lalu membuka salah satu pintu kamar.

“Ayo, Bang masuk.” Amanda masuk ke dalam kamar. Yanuar ikut masuk ke dalam kamar. Kulit wajah dan tangannya merasakan udara sejuk yang berasal dari pendingin ruangan. Yanuar memperhatikan ke sekeliling Kamar Amanda. Kamar Amanda seperti kamar anak gadis pada umumnya. Hanya saja kamar Amanda terkesan mewah karena menggunakan furniture yang mewah.

Amanda mengedarkan pandangannya mencari koper Yanuar. Ia melihat koper dan travel bag yang diletakkan di sudut kamar. Amanda hendak mengambil koper, tetapi dicegah oleh Yanuar.

“Biar Abang saja yang ambil,” ujar Yanuar.

Yanuar mengambil koper lalu ia letakkan di lantai. Amanda duduk di tepi tempat tidur dan memperhatikan yang dilakukan Yanuar. Yanuar membuka koper lalu mengambil celana panjang dan kemeja dari dalam koper. Setelah itu, ia menutup koper kembali dan diletakkan ke tempat semula.

Yanuar membuka baju pengantin beserta kain. Kini ia hanya memakai kaos oblong dan celana pendek sedengkul.

“Kamar mandi dimana?” tanya Yanuar.

“Di sini, Bang.” Amanda berjalan menuju ke sebuah pintu yang berada di dalam kamar. Yanuar mengikuti Amanda sambil membawa celana panjang dan kemeja. Amanda membuka pintu tersebut, ternyata pintu itu adalah pintu kamar mandi. Yanuar masuk ke dalam kamar mandi.

Amanda duduk di tepi tempat tidur menunggu Yanuar keluar dari kamar mandi. Beberapa menit kemudian Yanuar keluar dari kamar mandi. Ia sudah menggunakan celana panjang dan kemeja. Rambutnya terlihat basah seperti habis wudhu.

“Sini celana dan kaosnya, Bang. Biar Amanda taruh di tempat cucian.” Amanda mengambil celana pendek dan kaos dari tangan Yanuar lalu Yanuar bergegas keluar dari kamar Amanda. Ia takut ketinggalan sholat berjamaah di mesjid.

Setelah pulang dari mesjid Yanuar tidak melihat Yulia. Ia hanya melihat Savitri yang sedang berbincang-bincang dengan Claudia dan Sinta. Yanuar menghampiri Savitri.

“Yulia mana, Bu?” tanya Yanuar.

“Ada di kamar Amanda. Ia dan Rahma sedang membantu melepas sanggul Amanda,” jawab Savitri.

Yanuar menoleh ke Claudia yang sedang berbincang-bincang dengan Sinta. “Ma,” Yanuar memanggil Claudia. Rasanya ia canggung memanggil Claudia dengan sebutan ‘Mama.’ Biasanya ia memanggil Claudia dengan panggilan ‘Ibu Claudia.’

Claudia berhenti berbicara lalu menoleh ke Yanuar. “Iya,” jawab Claudia.

“Apakah boleh Yanuar ke kamar Amanda?” tanya Yanuar dengan sopan. Cara bicaranya masih seperti ketika ia belum menikah dengan Amanda.

Claudia tersenyum mendengar pertanyaan. Yanuar sudah resmi menjadi suami Amanda tetapi ketika mau ke kamar Amanda, ia permisi dulu.

“Tentu saja boleh. Sekarang kamar itu jadi kamar Yanuar juga,” jawab Claudia.

Setelah mendapat ijin, Yanuar pun menaiki tangga menuju ke lantai dua. Ketika ia sampai di depan pintu kamar Amanda, ia mengetuk pintu. Beberapa detik kemudian pintu pun di buka dari dalam kamar. Ternyata Yulia yang membuka pintu kamar. Ia mendengar suara Rahma yang sedang berbincang-bincang dengan Amanda dari dalam kamar.

“Bunda lagi apa?” tanya Yanuar.

“Lagi mengurai rambut bekas sasakan,” jawab Yulia.

“Siapa, Yul?” Terdengar suara Amanda yang agak keras dari dalam kamar.

“Papa. Bun,” jawab Yulia.

“Masuk aja, Bang!” ujar Amanda dengan suara yang agak keras.

Yanuar masuk ke dalam kamar. Ia melihat Rahma yang sedang mengurai rambut Amanda yang kusut. Di atas tempat tidur ada Dafa dan Alvina sedang asyik memainkan kaki. Yanuar melihat ke arah cermin. Ia kaget ketika melihat Amanda yang sedang duduk di depan cermin. Rambut Amanda yang panjang mengembang seperti singa, akibat rambut disasak dan memakai hairspray. Namun, wajahnya masih tetap cantik.  Yanuar menahan bibirnya agar tidak tertawa.

“Rambut Bunda mengerikan ya, Pa,” kata Yulia yang sedang berdiri di sampingnya.

Rahma berhenti mengurai rambut Amanda. Ia memberi tempat agar Yanuar bisa mendekati Amanda. Yanuar memandangi rambut istrinya yang kusut. “Bagaimana caranya agar rambut kamu bisa lurus lagi?” tanya Yanuar.

“Harus dikeramas biar haispray yang menempel di rambut jadi hilang,” jawab Amanda sambil mengurai rambutnya yang kusut dengan tangan.

Rahma menggendong Dafa yang sedang bermain di tempat tidur Amanda. “Amanda. Teteh keluar, ya. Takut Aa Rendi mencari Teteh,” kata Rahma.

“Iya, Teh. Terima kasih sudah membantu melepas sanggul Amanda,” ucap Amanda dai depan cermin.

“Dengan senang hati, Amanda,” jawab Rahma.

“Yulia, ayo kita main di luar sama Dafa dan Alvina!” ujar Rahma. Ia sengaja mengajak Yulia keluar agar Amanda bisa berduaan dengan Yanuar.

“Iya, Kak,” jawab Yulia.

Yulia menghampiri Alvina yang sedang berbaring di tempat tidur lalu ia menggendong Alvina. “Bun, Yulia keluar dulu,” pamit Yulia.

.

.

.

Hai pembaca budiman, hari ini Deche hanya up 1 bab saja. Biar nggak sakit kepala.