bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35
Seperti yang dikatakan Alex sebelum nya kalau mereka akan bertemu ditepi pantai.
Alex baru datang setelah 15 menit kedatangan Risa.
" Ternyata pelukis terkenal seperti anda jamnya ngaret juga"
" Maaf kan aku tadi ada urusan yang tidak bisa aku abaikan"
Risa tampak acuh pandangan nya tetap lurus kedepan menatap laut yang membawa angin segar hingga meniup kearah wajahnya.
Risa mengerjapkan matanya menikmati sentuhan angin tersebut.
Namun perlahan matanya terbuka dan tersadar kalau disampinya Alex sedang menatapnya lekat.
Sambil memberi warna pada kampas putihnya.
"Kamu sedang melukisku"
"Diamlam jangan bergerak nikmatilah desiran ombak dan angin sepoy sepoy itu"
"Aku belum siap"
"Tidak perlu selalu siap untuk menciptakan keindahan karya seni, apa yang dirasakan oleh setiap manusia sesungguh nya itulah seni dari sang pencipta kita hanya perlu menghargai setiap perasaan tanpa perlu menghakimi dan menyakititi diri sendiri"
Ucapan Alex sarat akan makna meskipun ia sedang berbicara namun tanganya tidak berhenti melukis Risa.
Sebentara Alex melukisnya Risa tetap memandangi hamparan lautan yang seolah tak bertepi,ombak yang menyapu pasir ditepi pantai membuatnya sedikit bernostalgia dengan masa lalu.
Kenangan kenangan nya dipesantren membuatnya begitu sulit memikirkan Gus Zai.
Matanya berkaca kaca mengingat Gus Zai dengan Ning Salwa, mungkin sekarang mereka sudah menghabiskan waktu mereka dikairo kota impian mereka.
"Selesai"
Hanya butuh 30 menit bagi Alex menyelesaikan lukisanya.
Didalam lukisanya tampak seorang wanita duduk disebuah kayu yang nampak sudah mau lapuk memandang lautan luas.
Hijabnya,agamisnya yang lusu tidak memudarkan keangungngan wanita tersebut meskipun Alex melukisnya dari samping.
Namun lukisn wanita itu tetap memancarkan aura kecantikan,semua orang yang memandang lukisan Alex pasti akan penasaran siapa gerangan wanita yang ada didalam lukisan tersebut.
Risa memandang lukisan nya dengan penuh kekaguman didalam hati ia mengakui bakat Alex dalam melukis tapi engga mengakuinya.
"Lumayan"
"Hanya lumayan katamu"
" Baru kali ini ada yang mengatakan kata itu saat melihat lukisanku"
Tangan kanan Risa terluntur meminta kepada Alex.
" Sekarang kamu sudah selesai melukisku,mana upahku"
"Baru selesai dilukis sudah minta bayaran"
" Buruan aku tidak punya banyak waktu"
Alex merogoh celananya dan memberikan uang 2 juta rupiah.
" Ini uang mukanya "
" Ini kebanyakan"
Risa mengambil hanya 500 ribu.
" Ni ambil aku kembalikan uangmu"
" Nanti kalau lukisan kamu laku terjual aku akan mengupai kamu 100 juta"
" Haaa seratus juta" ucap Risa melongo.
" Ingat ya aku masih butuh tiga lukisn lagi"
" Enak aja, ini yang terakhir kamu melukis aku"
"Kalau kamu ngak mau ya udah balikin uang aku kita anggap perjanjian kita gagal"
"Baiklah,aku setuju tiga lukisan lagi"
" Kalau begitu aku pamit,aku mau kepasar"
Dahi Alex mengrenyit.
" Sejak kapan pulau terpencil ini ada pasar?"
" Penduduk disini akan kesebrang pulau jika mereka ingin membeli kebutuhan mereka"
" Assalamualaikum"
Risa bergegas berlari kecil menjauh dari Alex.
" Waalaikum salam"
Alex hanya bisa memandangi punggung Risa yang semakin menjauh darinya.
Dibibir pantai terlihat Risa melangkah kan kakinya perlahan naik keatas perahu.
Matanya membulat sempurna manakala Alex juga naik keperahu yang sama dengan nya.
" Ngapain kamu mengikuti ku lagi"
" Hum aku tidak mengikuti siapa siapa,aku juga ingin kepasar"
Hening tidak ada lagi jawaban dari Risa,Risa nampak malas berdebat dengan Alex.
Sedangkan Alex kini sibuk memotret lautan biru dengan camera yang ia kalungkanya dileher.
Kapal melaju seakan menyebrangi lautan.perasaan damai menyelinap masuk kedalam hati Risa yang terasa begitu hampa, pandangan nya seakan tidak bertepi burung burung berkicau beterbangan bebas dilangit biru?mengsyiratkan sebuah petualangan yang tidak ada habisnya.
Lagi lagi disaat seperti ini,disaat Risa menatap lautan dengan tatapan penuh arti Alex selalu mengabadikan momen itu.
Seutas senyuman terbit manakala menatap gambar Risa yang ia jepret dengan tanganya.
semoga risa bisa jujur sama gus tetang semuanya
kamu harus cerita risa semua yg menimpa keluarga kamu sama zai
pasti bisa ngajk risa plng