Aku terpaksa mengikuti permainan orang orang kaya dengan meminum satu botol wiski demi uang untuk operasi jantung adikku.
Siapa sangka setelah itu aku terbangun di pagi harinya sudah kehilangan kesucianku, dan yang lebih menyakitkan lagi, aku sama sekali tidak tahu siapa pria yang sudah menodaiku.
Dengan berlinang air mata, aku kabur dari hotel menuju rumah sakit. Aku menangis sejadi-jadinya untuk menghilangkan sesak di dadaku.
Aku Stevani Yunsu bukanlah wanita murahan. Apakah pria itu akan bertanggung jawab atas perbuatan malam itu?
Ikuti cerita novelku...🤗🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji Zionel
Mohon maaf buat para pembaca sebelumnya, dikarenakan minimnya pengetahuan Author, jadi Author tidak tahu jika nama Zio sebelumnya mengandung arti sebuah organisasi. Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan selanjutnya, maka Author sudah merevisi dan mengganti nama Zio menjadi Zionel Cruise mulai dari episode awal, namun tak perlu gundah dan risau karena isi ceritanya akan tetap sama seperti semula.
Happy Reading All...
*****
Zionel sangat kesal karena kehadiran pria lain membuat Stevani sangat marah dan sedih. Ia bersama Alex masih berdiri bersama Angga. Tatapan Zionel dan Angga sama sama seperti ingin memakan satu sama lain.
Alex menghela nafas panjang lalu berdiri di tengah tengah mereka. "Aku tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian, tapi tidakkah kalian ingat jika ini rumah sakit. Bukan hanya nona Stevani yang menjadi pasien disini, masih banyak ratusan pasien lain yang butuh ketenangan." ujarnya.
"Aku tidak ingin mencari keributan disini tuan, tapi pria di sampingmu itu mengaku sebagai calon suami wanita yang sudah lama aku sukai. Apa karena memiliki uang yang banyak ia bisa melakukan apapun seenaknya?" kata Angga kesal.
Alex terkejut lalu menatap Zionel penuh tanya. Zionel menyunggingkan senyumnya penuh rasa percaya diri.
"Dan itulah kenyataannya, bukan urusanku kau menyukainya sudah lama. Berhentilah mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin." ejek Zionel.
"Kau...!!!"
"Sudah hentikan...!" bentak Alex. "Aku ingat anda seorang bartender klub Golden, anda mungkin teman nona Stevani. Bukannya aku ingin membela atasanku, tapi urusan mereka biarkan mereka yang memutuskan. Anda lebih baik pergi sekarang, jangan membuat masalah lagi." imbuhnya.
"Aku akan memastikan jika Stevani tidak akan menerima anda sebagai suaminya. Anda pria yang sangat sombong." celetuk Angga seraya meninggalkan mereka dengan marah.
Alex kembali menghela nafas panjang, ia kini menatap Zionel minta penjelasan.
"Aku akan mengikuti saranmu sebelumnya." kata Zionel.
"Saranku? Saran yang mana pak Zio?"
"Kau masih ingat kan, waktu itu kau sempat menyarankan wanita ini untuk menghindari kencan buta yang selalu diatur oleh mommy. Jadi aku akan melakukannya."
"Tunggu... tunggu... seingatku sebelum aku mengatakannya, anda sudah menolaknya dengan keras. Bagaimana anda bisa tahu aku akan menyarankan hal ini pada anda?"
Zionel menarik sudut bibirnya untuk mengejek Alex. "Pikiranmu yang mana yang tidak terbaca olehku Lex. Sebelumnya aku menolak karena belum terlibat dengan wanita ini. Sekarang aku tak bisa menghindarinya lagi, hanya dengan cara ini aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku padanya. Tapi aku hanya memintanya untuk melakukan nikah diatas perjanjian."
"Haaaaahhh... maksud anda nikah kontrak?"
"Kecilkan suaramu Lex." bentak Zionel. "Aku tak tahu bagaimana cara memberitahunya soal kejadian semalam. Hanya dengan cara ini aku bertanggung jawab." imbuhnya.
"Anda tak bisa memanfaatkan keadaan nona Stevani seperti ini. Katakanlah yang sebenarnya jika anda lah yang tidur dengannya dan membuatnya kehilangan kesuciannya. Dengan cara ini, anda baru bisa mengetahui apa yang diinginkan wanita itu pak Zio." ujar Alex.
"Tidak... tiba tiba aku takut diusir olehnya dan aku juga takut ia menyuruhku melupakan kejadian itu. Seorang Cruise tidak menerima penolakan. Dan bagaimana jika ia sedang mengandung anakku sekarang. Itu adalah keturunan Cruise. Aku tidak akan membiarkan ia mengambil anakku." pikir Zionel.
"Pak Zio, anda juga harus memikirkan keluarga Cruise. Sebelumnya aku memang menyarankan anda menggunakannya untuk lepas dari perjodohan bu Presdir. Tapi hanya sebatas sandiwara saja. Kali ini anda ingin menikahinya dengan alasan tanggung jawab, aku rasa anda sedang dalam masalah besar pak Zio." sambung Alex.
"Masalah ini biarkan aku yang mengurusnya Lex. Aku hanya ingin wanita itu berada di sisiku selama satu tahun." jawab Zionel.
"Anda tidak berpikir soal kehamilan lagi kan? Hubungan kalian hanya satu kali, kemungkinan itu hanya 50%."
"80% karena malam itu..."
Zionel mengingat kembali malam panasnya dengan Stevani. Jika diingat ingat lagi, mereka melakukannya bukan hanya sekali saja. Setiap gerakan Stevani di atas tempat tidur membuatnya terbangun dan melakukannya lagi. Ia ingat dengan jelas jika ia melakukan hal itu berkali-kali dengan wanita itu.
"Oh ya Tuhan... untuk pertama kalinya seorang Cruise tidur dengan seorang wanita tanpa kendali. Aku rasa memang 80% bahkan 100% jika anda benar benar sehat, tapi kali ini aku benar benar tidak ingin ikut campur pak Zio."
Zionel mengumpat. "Aku benar benar sehat Lex, wanita itu harus berada di dekatku. Jika kami sudah menikah, walaupun ia akhirnya mengingat semuanya, ia tak mungkin bisa lari lagi. Dan aku tidak akan membiarkannya membawa kabur keturunan Cruise."
"Bagaimana perasaan nona Stevani? Mengapa anda hanya berbicara seolah olah hanya keturunan Cruise yang anda perdulikan? Ia seorang wanita suci yang masih lajang, tiba tiba kesuciannya hilang dalam semalam dan jika kehamilan itu benar benar terjadi, bahkan bebannya akan semakin besar secara tiba-tiba. Apakah anda sama sekali tidak memikirkannya?" celetuk Alex membuat Zionel terbelalak.
Apa yang dikatakan Alex benar, mengapa ia sama sekali tidak memikirkan Stevani. Pernikahan kontrak yang ia tawarkan pada wanita itu apa hanya karena rasa tanggung jawab atau masalah keturunan Cruise atau hal lain yang belum ia pikirkan.
Tapi yang jelas keinginan Zionel untuk membuat Stevani berada di sisinya semakin besar walaupun ia tak tahu apa yang sebenarnya ia pikirkan saat ini. Zionel menghela nafas panjang lalu kembali menatap Alex.
"Itu urusanku Lex. Kau hanya perlu mendukung apapun keputusanku." ujar Zionel seraya masuk ke dalam ruangan lagi meninggalkan Alex begitu saja.
*****
Bu Yoyoh sedang membereskan ruangan, Stevani ternyata sudah tertidur disana. Zionel hanya bisa menatapnya dari kejauhan karena tak ingin mengganggu waktu istirahat wanita itu. Bu Yoyoh menghentikan pekerjaannya setelah melihat Zionel masuk lagi ke dalam ruangan.
"Tuan... neng Vani baru saja tidur." kata bu Yoyoh.
Zionel menganggukkan kepalanya. "Biarkan ia beristirahat bu."
Bu Yoyoh mendekati Zionel. "Bisakah ibu berbicara sebentar?"
"Tentu saja bu."
"Tapi jangan disini, kita keluar saja." pinta bu Yoyoh.
"Oh baiklah... mari..." ajak Zionel.
Keduanya keluar dari ruangan, Alex menatap mereka.
"Ada apa?" tanya Alex.
"Kami akan berbicara sebentar Lex, tetaplah disini untuk menjaganya." jawab Zionel.
"Oke baiklah..." jawab Alex.
Zionel membawa bu Yoyoh sedikit menjauh dari ruangan itu. Mereka mencari tempat duduk di tempat lain untuk berbicara. Setelah keduanya mulai duduk dengan tenang, bu Yoyoh mulai pembicaraannya.
"Tuan... bukan maksud ibu ikut campur masalah neng Vani. Tapi bu Yoyoh sudah mengenal neng Vani sejak ia berumur 10 tahun. Bu Yoyoh sangat tahu kesulitan neng Vani sejak kecil. Ia mendadak menjadi yatim piatu karena kedua orang tuanya kecelakaan. Sejak saat itu neng Vani hanya hidup sendirian dengan mencari uang untuk makan di berbagai tempat."
"Tunggu bu? Mengapa ia hidup sendirian? Bukankah ia punya adik yang baru saja melakukan operasi?" tanya Zionel.
"Ceritanya panjang tuan, ibu tidak berhak menceritakan soal neng Zaline. Biarkan neng Vani saja yang bercerita pada tuan nanti."
"Baiklah... lanjutkan bu." pinta Zionel.
"Saat itu ibu benar benar kesusahan, jangankan membantu neng Vani, untuk makan keluarga ibu saja susah. Jadi ibu hanya bisa melihat neng Vani bekerja keras sendiri untuk hidup." lanjut bu Yoyoh sedih. "Neng Vani selalu kesusahan sampai berakhir di sebuah klub malam, tapi bu Yoyoh tahu neng Vani tetaplah wanita baik baik. Selama ia bekerja disitu, ibu tak pernah melihatnya pulang mabuk atau bersama pria hidung belang. Neng Vani berusaha mati matian mencari uang buat pengobatan neng Zaline, tapi ia juga tetap akan menjaga dirinya demi adiknya itu. Jadi maksud bu Yoyoh mengatakan hal ini adalah..."
Apa Stevani sudah mengatakannya soal permintaanku untuk menikah?" tanya Zionel.
Bu Yoyoh menganggukkan kepalanya.
"Ibu tak perlu khawatir, aku bukan pria jahat yang akan menyiksanya. Aku janji akan membuatnya bahagia." kata Zionel.
"Sialan... apa yang sedang aku janjikan? Mengapa aku tiba tiba mengatakan hal ini pada bu Yoyoh?" pikir Zionel.
*****
To Be Continue...