NovelToon NovelToon
KAIL AMARASANA

KAIL AMARASANA

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Yusup Nurhamid

Di negeri Amarasana, tempat keajaiban kuno disembunyikan di balik kehidupan sederhana, Ghoki (17), seorang anak pemancing yatim piatu dari Lembah Seruni, hanya memiliki satu tujuan: mencari ikan untuk menghidupi neneknya.
Kehidupan Ghoki yang tenang dan miskin tiba-tiba berubah total ketika Langit Tinggi merobek dirinya. Sebuah benda asing jatuh tepat di hadapannya: Aether-Kail, sebuah kail pancing yang terbuat dari cahaya bintang, memancarkan energi petir biru, dan ditenun dengan senar perak yang disebut Benang Takdir.
Ghoki segera mengetahui bahwa Aether-Kail bukanlah alat memancing biasa. Ia adalah salah satu dari Tujuh Alat Surgawi milik para Deva, dan kekuatannya mampu menarik Esensi murni dari segala sesuatu—mulai dari ikan yang bersembunyi di sungai, kayu bakar ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyergapan di Gua Kristal Abadi

​Ghoki, Lysandra, Kaelen, dan Fitria bergerak dalam formasi penyergapan menuju Gua Kristal Abadi. Gua itu tersembunyi di balik dinding bebatuan besar, dan Esensi di sekitarnya sangat padat, sebuah campuran antara Kekerasan Tanah Kaelinore dan Kekacauan Dimensi dari Agen Aralia.

​Karena trik ilusi kecepatan Ghoki, pertahanan di pintu masuk gua tampak cemas dan kacau. Sekelompok Magister Tanah Kaelinore dan beberapa Magister Kekacauan (agen Aralia) sedang menunggu serangan yang seharusnya datang lebih awal.

​"Kita punya waktu singkat," bisik Ghoki. "Fitria, gunakan kabutmu untuk menahan penglihatan mereka. Lysandra, ambil alih perhatian mereka dengan ilusi bayangan."

​Fitria segera memanggil Esensi Kabut Dingin Instan. Kabut tebal menyelimuti pintu masuk gua, mendinginkan udara dengan cepat dan mengacaukan penglihatan Magister. Lysandra melompat ke depan, menggunakan Esensi Tongkat Ilusi dari Gada Takdir untuk menciptakan beberapa bayangan dirinya yang berlari ke arah yang berbeda.

​Para Magister berteriak, bingung, dan mulai menyerang bayangan-bayangan itu.

​Ghoki dan Kaelen menerobos kabut, bergerak lurus menuju pintu masuk.

​Jebakan Gravitasi Kaelinore

​Saat mereka mendekati mulut gua, Kaelen terhuyung. "Ghoki! Aku terasa berat! Gravitasi di sini meningkat!"

​Visio-Sonar Ghoki berteriak: jebakan. Di balik pintu masuk, Magister Tanah Kaelinore telah mengaktifkan sihir Peningkatan Gravitasi. Kekuatan itu dirancang untuk menghancurkan penyusup sebelum mereka mencapai Gua Kristal.

​Kaelen ambruk, Esensi Kekuatan-nya tidak cukup untuk melawan gravitasi yang berlipat ganda.

​Ghoki harus bertindak. Ia tidak bisa menggunakan Aether-Kail untuk memancing Gravitasi Kaelinore—itu terlalu kuat. Ia harus menggunakan Gada Takdir.

​Ghoki menyentuh Kaelen dengan Gada Takdir. Ia mengaktifkan Lonceng Gema (Esensi Waktu) dan Keseimbangan Tekanan (Esensi Udara dari Jubah Eter).

​"Aku akan menetralkannya!" kata Ghoki.

​Ia memfokuskan Gada untuk menciptakan Gelembung Keseimbangan Temporal. Di dalam gelembung itu, waktu bergerak sedikit lebih cepat bagi Kaelen, menetralkan efek gravitasi.

​Kaelen bangkit, matanya lebar. "Aku merasa ringan lagi! Terima kasih, Ghoki!"

​Ghoki menunjuk ke dalam gua. "Ada yang lebih buruk di dalam. Agen Aralia."

​Menghadapi Shadow Lord

​Mereka memasuki gua. Dindingnya ditutupi kristal-kristal raksasa yang memancarkan Esensi Kuno dan Stabil. Di tengah gua, di atas altar kristal, melayanglah Mata Para Deva—sebuah orb besar yang berputar, berkilauan dengan cahaya kosmik.

​Di depan orb itu, berdiri seorang pria yang tampak seperti Magister biasa, tetapi Esensi-nya adalah yang terkuat yang pernah Ghoki rasakan: Lord Vexos, pemimpin Agen Aralia di dimensi ini. Di sekeliling Vexos, Esensi Kekacauan berdenyut, mengikis kristal-kristal gua.

​"Pemancing Kecil," sapa Vexos, suaranya terdengar seperti gesekan antara dua dunia. "Kau sudah terlambat. Begitu aku memecahkan perisai terakhir Mata Para Deva, aku akan menggunakannya untuk membuka Portal Utama ke Aralia."

​Vexos memegang pedang kecil yang memancarkan Esensi Kekacauan Murni. Setiap tebasan pedang itu merusak lapisan perlindungan kristal pada Mata Para Deva.

​Ghoki tahu ia tidak bisa membiarkan Vexos berhasil.

​Ghoki berlari ke depan, Gada Takdir di tangan kiri, Aether-Kail di tangan kanan.

​"Kaelen, hancurkan semua kristal di belakangnya! Lysandra, buat ilusi diriku di depan Mata Deva!"

​Kaelen menyerang dinding, menghancurkan kristal-kristal yang memancarkan Esensi Stabilitas, sementara Lysandra menciptakan ilusi Ghoki yang mencoba meraih Mata Deva.

​Lord Vexos tertipu. Ia mengarahkan pedang Kekacauan-nya ke ilusi Ghoki.

​Saat Vexos menyerang ilusi, Ghoki menggunakan peluang itu. Ia tidak menyerang Vexos. Ia menyerang Pedang Kekacauan milik Vexos.

​Ghoki mengayunkan Aether-Kail.

​Aku memancing... Esensi Ketenangan Murni ke dalam Pedang Kekacauan!

​Ghoki menarik dengan seluruh fokusnya. Benang Takdir perak menghantam pedang hitam itu. Kekacauan dalam pedang itu berteriak.

​Pedang itu tidak hancur, tetapi Vexos terpaksa melepaskannya. Pedang itu jatuh ke lantai, Esensi kekacauannya dinetralkan sementara.

​Vexos menatap Ghoki dengan mata penuh amarah yang dingin. "Kau menetralkan alatku? Kau benar-benar Penenun Takdir! Tapi aku tidak butuh alat untuk menghancurkanmu. Aku adalah Esensi Kekacauan!"

​Vexos merentangkan tangannya, dan Esensi gelap, yang jauh lebih padat daripada Nihilus, menyelimuti Ghoki.

​Ghoki harus menggunakan Kanon Takdir yang baru ia dapatkan. Ia tahu Esensi Kekacauan hanya bisa dikalahkan oleh Esensi Kosmik Mutlak—perpaduan Cahaya dan Keseimbangan.

​Ghoki mengangkat Gada Takdir yang memiliki Duri Cahaya dan Cermin Kebenaran. Ia mengaktifkan kedua Esensi itu bersamaan.

​Cahaya putih murni menyinari Vexos. Vexos menjerit kesakitan.

​"Kau memancarkan Esensi Deva Limina! Mustahil!" raung Vexos, mundur ke belakang Mata Para Deva.

​Vexos, dalam keputusasaan, mengaktifkan dirinya: ia menyentuh lapisan pelindung Mata Para Deva, menggunakan dirinya sendiri sebagai katalis.

​"Jika aku tidak bisa membawanya, aku akan menghancurkan realitas ini sekarang!"

​Ghoki melihat Benang Takdir di sekeliling Gua Kristal itu mulai robek. Ia harus memilih: melawan Vexos, atau mengamankan Mata Para Deva.

​Ghoki berlari ke Mata Para Deva. Ia tidak menyerang Vexos. Ghoki mengarahkan Aether-Kail ke Orb yang berputar.

​Aku memancing... Esensi Keterikatan Mutlak antara diriku dan Mata Para Deva!

​Ghoki menarik. Ini adalah tarikan final. Orb itu melesat ke arahnya. Tepat sebelum Vexos menyentuhkannya ke perisai, Ghoki menangkap Mata Para Deva.

​Vexos, marah karena kegagalannya, melompat ke arah Ghoki, Esensi Kekacauan-nya siap menghancurkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!