Siapa bilang pria dingin yang telah tumbuh dewasa itu tidak menyimpan rasa pada sang adik angkat, yang jelas-jelas dirinya hanyalah kakak angkat yang kebetulan di rawat oleh keluarga Satuan.
"Siapa suruh kamu begitu menarik, jangan salahkan kakak jika kamu selama ini jadi fantasi kakak, kamu cantik dannnn menarik Sea. " Delane menatap bingkai foto milik Sea.
Tapii, hubungan itu telah membawa keduanya ke jenjang yang seharusnya tidak di lakukan. Apalagi setelah itu mereka terpisah negara dan juga waktu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Delane curi2 kesempatan
"Terus kenapa sedari tadi kakak liatin aku? " aneh tapi bikin baper, jantung gak aman nih.
Jangan baper jangan baper.
Cowok tampan dan pintar spek Delane ini kalau mau benar-benar suka orang pasti pilih yang enak di pandang mata pasangannya. Gak mungkin lah liatin cewek yang dari model wajah kayak gini meski tubuhnya proporsi gitar Spanyol.
"Enggak ada, makin cantik aja, "
Deg.
Sea berhenti seketika saat dirinya mau menyuapi makanan ke mulutnya.
"Kak Delane, jangan menghina ya. Kakak kalau sampai jatuh cinta sama orang jelek, aku orang pertama yang akan ngeledekin kakak. "
"Boleh, kakak malah seneng kamu ledekin, "
Eh, responnya kenapa sesenang ini, aneh deh.
Garing bercandanya.
Sea sudah selesai makan dan ia mau makan makanan penutup, sudut bibirnya ada sisa makanan dan Delane dengan sigap membantu membersihkan sisa itu dengan tisu.
Kegiatan barusan terlihat jelas di mata Gea selalu ibu mereka.
"Delane, Sea. "
"Mom, " Menoleh bersamaan.
"Habis ngapain? " Langsung menghampiri Sea dan memastikan putrinya tak kenapa-kenapa.
"Gak ada apa-apa mom, Delane risih lihat bekas makanan di sudut bi birnya gak di bersihin, jorok mom. Apalagi saat makan begini. "
Eh, play victim ini namanya.
Padahal Sea sadar dan hendak membersihkan.
"Bohong mom, kak Delane tuh modus mom, "
Mampus.
Delane menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Eee he he he,"
"Maksudnya apa itu Delane? " Gea duduk di samping Sea.
"Gak ada mom, sumpah. Delane gak modus, masa sih aku modus ke Sea yang jelas-jelas adik aku sendiri. Ya gak mungkin lah mom, " Elaknya.
Sky dan Brian saling menyipitkan matanya.
"Dad, terus terang ya. Sky itu tipe pendendam dan ingin membalas perbuatan orang yang memancing emosi Sky lebih dulu. " Terangnya pada sang daddy.
"Memang daddy mengajari hal itu? "
"Tidak, tapi Sky punya prinsip dad, "
"Prinsip balas dendam? "
"Ya begitulah dad, "
"Minta maaf dan janji tidak mengulangi hal seperti tadi di meja makan. "
"I'm sorry dad, janji gak mengulangi lagi untuk sekarang, " Tersenyum.
Masih bisa-bisanya dia tersenyum saat di hukum begini.
Wek wek wek.
Berada di lapangan golf dan membersihkan rumput-rumputan, biasanya tukang kebun yang merapikan kini Brian dan Sky yang merapikan.
"Oh iya ya, mommy hampir berpikir ada apa-apa dengan kamu Delane. Sebagai kakak tertua kamu harus menjaga adikmu dengan baik, mommy masih belum bisa percaya dengan orang luar. Harap kamu bisa memegang janji ini Delane. Oh ya, mommy pesan satu hal, jangan coba-coba jatuh cinta atau pacarin anak orang kalau kamu sendiri belum siap secara financial dan mental Delane. Begitu juga kamu Sea, mommy bicara begini untuk kebaikan kalian. Bukan berarti mommy menyarankan untuk menikah di usia hampir kepala tiga maupun lebih. " Membicarakan diri sendiri.
Usia 26 tahun baru menikah, sedangkan Brian saat itu hampir masuk umur 33 tahun itupun pernikahannya mendadak dan sudah di rencanakan oleh oma Shofia. Kalau tidak pasti ya cuma main enak-enak tanpa status.
"Iya mom, Delane berani menjamin ini mom. Delane akan berusaha keras dan punya kehidupan yang baik barulah nanti Delane pikiran calon istri Delane seperti apa, ketika hari itu tiba Delane minta mommy harus menyetujui Delane untuk menikah dengannya. " Melirik ke arah Sea yang sedari tadi menyimak.
Sea salah tingkah saat di tatap seperti itu, apa maksud dari tatapan itu.
"Dengerin kakak bicara dan mommy menasehati Sea. " Celetuk nya pada Sea.
Sea mengangguk. "Iya, Sea juga punya misi sendiri kok. Bakalan nikah sama orang yang benar-benar bikin Sea luluh dan orangnya ulet gak pandang fisik berlebihan ke Sea, "
Gea bangga dengan anak-anak nya yang sudah pintar memilah-milah masa depannya.
Dret dret dret.
Ponsel Sea berdering, tertera nama oma Jasmin disana.
"Hallo oma, ada apa? "
"Oma sudah berada di perjalanan. Mommy kamu ada di rumah tidak, kenapa ponselnya tidak aktif. "
"Ada kok oma, ada di rumah ini habis sarapan, "
"Ya sudah, ini sudah otw kesana. "
"Siap oma, "
Sea gembira ketika Jasmin berkunjung, dulu jarang berkunjung karena sibuk mengurus usaha di banyak pasar sampai-sampai waktu bertemu cucunya jadi jarang.
"Oma mau datang? " Delane bertanya.
"Iya, oh ya mom. Ponsel mommy gak aktif? "
"Ya ampun, mommy lupa. Ponselnya mati belum mommy charger tadi, " Ia bergegas pergi dari ruang makan.
Kini tinggallah mereka berdua lagi.
Melihat Sea yang bergegas pergi ia menghentikan.
"Stop, mau kemana? "
"Sekolah lah, gak lihat apa udah pakai seragam, " Jawab ketus nya.
"Wiidihhh pms ya? "
"Au ah," kesalnya.
Usai kepergian Sea ia menatap ke arah smartwatch miliknya dan memastikan ia juga tak terlambat ke sekolah, meski sudah mau berangkat ke luar negara ia masih stay di sekolah sementara waktu, lagian di sananya juga gak lama.
Tiinnn.
Kai berada di dalam mobil ia stay disitu menanti seseorang yang memang sudah menghantui hidupnya.
Sea yang baru keluar rumah menatap mobil itu dan siapa yang mengendarai mobil tersebut.
"Hay cantik. " Sapanya dengan manis.
"Hay, jemput kak Delane? "
"Enggak, jemput kamu lah. Delane mah naik motor, tuuhhh. "
Menujuk ke arah Delane yang baru mengenakan helmnya dan segera menyalahkan motor besarnya.
Bbbrroooommm.
Sea dan Kai saling menatap setelah kepergian Delane tanpa menyapa.
"Kamu berantem ya sama kak Delane? " Sea naik ke mobil Jeep Warngler milik Kai.
"Enggak, kamu mungkin Sea cantik. Lagi berantem ya? " Manis banget sih Kai ini, tampan dengan mata berwarna kelabu.
"Enggak juga tuh kak Kai, baik-baik saja gak ada masalah, "
Meski keduanya akrab saling bicara tapi tetap saja saat di sekolah ya Kai pasang wajah poker face juga kok seperti Sky dan Delane, demi keselamatan Sea lagi. Pasti sebentar lagi Sea minta turun dari mobil seperti dulu, iyaaa dulu saat pertama kali Sea naik ke mobilnya dan ini terjadi berulang kali.
"Sea, jangan pesan ojek online dan minta turun dadakan. "
"Tidak kak Kai, janji. Lagi pula gak bawa ponsel, tapi kalau kak Kai mau pesannin ojek online boleh deh kak, tapi kakak yang bayar ya? "
Tak sadar tangannya Kai mengusap surai rambut Sea.
"Iya, tapi gak jadi. "
"Eh kok gak jadi, nanti orang-orang bully aku lagi kak. Aku mah ogah di bully jelek dan pakai topeng monster lagi, capek tau kak, "
Sret.
Meraih tangan Sea dan menggenggamnya. "Aku jamin, kali ini kamu tidak akan dalam masalah lagi Sea. Pegang ucapan kakak. "
Sea ragu tapiiii, ia melihat ke arah wajah teduh Kai. Laki-laki tampan ini memang baik, selama kenal Kai dari orok sampai gede gini gak pernah ada kata-kata yang menyakitkan keluar dari mulutnya.