Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #34
Sementara itu ...
"Alana kenapa kau kembali sendirian? Di mana adiku?" tanya Alvin yang saat ini melihat Alana tiba tanpa Valeria.
"Tadi kami tidak sengaja terjatuh karena Valeria menyelamatkan ku dari sengatan ikan, jadi baju nya basah, kaki nya juga terkilir, kak Aksa membawa nya kembali ke resort untuk ganti pakaian dan mengobati kaki nya," jelas Alana sambil menundukkan kepala.
"Astaga, mati lah aku, kenapa kalian bisa jadi seperti ini," ucu Alvin khawatir dan kini segera berlari kembali ke resort.
"Ya tuhan, matilah aku, padahal Valeria melarangku untuk membuat khawatir kakak nya," kata Alana yang kini serba salah.
"Kau juga sangat ceroboh, kau melukai anak orang lain, astaga," ucap Bara kesal dengan sang adik.
"Sudah-sudah, Alana juga tidak sengaja, ayo Alana duduk, aku yakin Valeria akan baik-baik saja, mereka pasti akan segera kembali," ucap Miko yang selalu berfikir positif.
Alana terlihat sangat sedih dan khawatir, namun dia tetap duduk dan menunggu Valeria kembali, sementara sang kakak hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Alana.
Lima belas menit kemudian ...
"Kak Aksa, maaf sudah membuat mu menunggu lama," ucap Valeria yang kini menuruni tangga dari pintu kamar nya dengan kondisi kaki yang masih sakit.
"Hm," Aksa berdiri di hadapan Valeria.
"Ah," leguh Valeria karena kurang fokus dan rasa sakit di kaki nya, ia pun tidak bisa memijak tangga dengan benar membuat nya terhuyung dan jatuh ke pelukan Aksa.
Sepasang mata itu kembali bertatap satu sama lain dalam beberapa detik.
"Baunya, sangat wangi," batin Valeria.
Aksa kembali mengendong Valeria dan kemudian meletakkan nya di kursi yang tak jauh dari mereka.
"Kak Aksa, apa yang akan kau lakukan?" tanya Valeria melihat Aksa berlutut di hadapannya.
"Mengobati kaki mu," Aksa mengeluarkan sesuatu berupa salep dari saku celana nya.
"Tidak usah kak, aku bisa sendiri ayo cepat bangun," Valeria tau seperti apa terhormat nya seorang tuan muda Aksa, mana mungkin dia rela membiarkan laki-laki seperti ini berlutut di hadapannya.
"Diamlah, yang lain sudah menunggu," Aksa tidak peduli dengan ucapan Valeria, dia segera mengambil kaki Valeria dan dengan lembut mengolesi dan memijat perlahan kaki Valeria yang terluka.
"Ah," leguh Valeria merasa sakit.
"Tahan sedikit," ucap nya.
"Hmm," jawab Valeria sambil mengigit bibir bawahnya.
Aksa mendongak dan melihat reaksi Valeria saat ini, hal ini membuat Aksa merasa gerah karena wanita yang ada di hadapannya saat ini benar-benar terlihat sexy dan cantik sekali.
"Jika saja kau bukan adik nya Alvin sudah ku makan sekarang juga," batin Aksa menggebu-gebu.
"Sudah selesai," ucap Aksa kembali berdiri dan menyerahkan obat tersebut ke tangan Valeria.
"Untuk apa?" Tanya Valeria polos.
"Simpan saja," kata Aksa yang kemudian membantu Valeria berdiri dan memapah nya berjalan untuk segera kembali ke perkumpulan teman-teman yang lainnya.
"Te-terima kasih," Valeria mengemgam obat tersebut dan berjalan sambil memegang lengan Aksa.
"Tidak mau ku gendong?" tanya Aksa.
"Kali ini tidak, kak Alvin akan salah paham jika melihat nya," jelas Valeria memilih untuk tidak melakukan hal itu lagi.
Benar saja di pertengahan perjalanan, terlihat Alvin menghampiri mereka, ia berlari sampai nafas nya terengah-engah.
"Huh, huh, Valeria apa yang terjadi? Apakah yang di katakan Alana benar kau terjatuh karena menolong nya dan terkilir?" tanya Alvin sambil memegang kedua pundak sang adik.
"Aku baik-baik saja kak, kak Aksa mengobatinya ku dan aku sudah ganti baju," kata Valeria sambil tersenyum.
"Tapi kau jadi sulit berjalan, ya sudah ayo naik ke punggung ku aku akan mengendong mu kembar ke sana, semuanya sudah matang kau pasti sangat lapar kan," kata Alvin bersiap-siap untuk mengendong sang adik di punggung nya.
"Baiklah," Valeria tersenyum manja dan kemudian naik ke punggung kakak nya.
Sementara Aksa hanya menatap Alvin dengan tatapan tajam, seolah-olah dia sangat ingin memakan sahabat nya itu.
"Dasar perusak suasana, kalau saja kau bukan kakak nya, sudah ko dorong ke laut lepas," batin Aksa yang kemudian mengikuti mereka dari belakang.
Tak lama kemudian, mereka pun akhirnya tiba di lokasi di mana teman-teman mereka yang lain sudah menunggu.
"Valeria, bagaimana dengan kaki mu? Apakah sudah lebih baik?" tanya Alana segera berdiri setelah melihat Valeria tiba-tiba.
"Ya, aku baik-baik saja ayo duduk lah," ucap Valeria yang kemudian ikut duduk di samping Alana.
Makan malam pun di mulai, mereka memanggang beberapa macam jenis makanan laut dan makan sepuasnya bersama-sama.
Beberapa jam kemudian ...
Jam kini sudah menunjukkan pukul sebelas malam, mereka telah kembali ke resort dan masuk ke kamar masing-masing, namun Valeria memilih untuk tetap di luar berdiri di dekat pagar pembatas jembatan sambil menikmati udara segar dan pemandangan laut lepas yang begitu indah.
"Yang lain sudah tidur, kenapa kau masih di sini?" tanya Aksa sambil menyelimuti Valeria dengan sebuah mantel dari belakang.
Valeria yang melamun sedikit kaget dengan kedatangan Aksa yang tiba-tiba, namun suasana segera kembali dingin.
"Aku hanya ingin menikmati hal yang sebelumnya tidak pernah aku nikmati," jelas Valeria, semakin lama dirinya mulai terbiasa dengan keberadaan Aksa.
"Kak Aksa sendiri kenapa tidak tidur?" lanjut Valeria.
"Belum ngantuk," jawab Aksa.
"Hmm," gumam Valeria.
"Kau sangat senang dengan tempat seperti ini? Apakah ini pertama kalinya kau datang ke tempat sperti ini?" tanya Aksa dengan nada suara lembut.
"Ya, ini pertama kalinya, aku juga tidak tau sebelumnya kalau resort ternyata semenyenagkan ini," ujar Valeria sambil tersenyum menatap ombak yang menghempas di lautan.
"Baiklah, kalau begitu," jawab Aksa dengan arti yang tidak di ketahui oleh Valeria.
"Andai saja kak Leon masih ada, dia juga pasti sangat senang melihat suasana indah sperti ini," ucap Valeria mulai menatap langit-langit malam yang penuh bintang.
"Dia ada, di atas sana, carilah bintang yang paling terang itu mungkin adalah dirinya, satu hal yang harus kau ketahui dia sekarang mungkin lebih bahagia dari yang kau bayangkan karena dia bisa melihat mu bahagia," ungkap Aksa sambil mengelus rambut Valeria.
"Benarkah?" ucap Valeria dengan mata berkaca-kaca.
"Hm," jawab Aksa mengangguk.
Valeria menatap langit sekali lagi dan mencari bintang yang paling terang, setengah menemukan nya dia tersenyum namun matanya tidak bisa berbohong, air mata itu mengalir lepas begitu saja membasahi pipi putih mulus milik nya.
Aksa yang melihat itu memegang pergelangan tangan Valeria, mengusap air mata wanita itu dengan ibu jarinya dan kemudian menarik Valeria ke dalam pelukannya.
Valeria yang merasa sangat sedih membiarkan Aksa memeluk nya dengan erat, emat kenapa pelukan ini sama rasanya dengan pertama kali mereka bertemu, hangat dan nyaman.
"Menangis lah, lepaskan semua rasa sedih yang membelenggu hati mu." Ucap Aksa.
****
d awal typo"aku dengan"mungkin maksud'y "aku dengar" gtu💜💜