____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!
DEG!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Sedangkan di sisi lain.
Nafisha sedang duduk di depan meja rias, wajah polos yang selalu di tampilkan itu sekarang hilang dan di gantikan dengan wajah menggoda yang mematikan.
"Sha, di panggil madam!"
"Baik, tunggu sebentar!" kata Nafisha, dia menyelesaikan riasannya dan tak lupa merapikan penampilan itu dengan cepat.
Hell's Nafisha menggema di lorong gelap menuju ruangan seseorang yang di panggil madam itu. Saat Nafisha masuk, seseorang yang berada di dalam ruangan itu menoleh cepat.
"Oh, kamu sudah datang? Kemari!" kata Madam sorot matanya menatap intens Nafisha.
Sedangkan pria yang duduk disana menatap penuh keinginan pada sosok Nafisha, dia tersenyum miring dan menjilat bibirnya sendiri agar air liur itu tak menetes sebab melihat bagaimana sexynya wanita itu.
"Kamu layani dia! Dan pastikan semuanya berjalan lancar!" ujar Madam, Nafisha melirik dia tersenyum tipis karena pria yang di tawarkan oleh Madam lumayan tampan dan itu cukup menyenangkan.
"Madam tenang saja, semua aman di tangan ku!" ujar Nafisha dengan bangga. Tak akan ada yang tak puas dengan servisnya karena dia ini sudah terlatih melakukan semuanya.
Namun, tanpa Nafisha sadari, sesuatu yang mungkin saja berbahaya sedang menanti dirinya. Walaupun semua tampak tenang, tapi tak ada yang tahu jika sungai yang tenang bisa saja menghasilkan badai mematikan.
Hingga membuat kamu tak akan bisa lepas dari jerat badai yang mencekik hingga mati.
...****************...
Kembali ke Cassia dan Arzhela, kini mereka sudah berdiri di depan club tempat Nafisha berada. Tanpa sedikit pun rasa gugup atau ragu, Cassia melangkah masuk dengan keyakinan dingin yang menggetarkan, didampingi Arzhela yang matanya mengawasi setiap sudut ruangan, penuh kewaspadaan.
Di balik keramaian dan gemuruh musik yang membahana, suara langkah kaki dan bisik-bisik samar menjadi senjata mereka.
Anak buah Cassia di balik airpont diam-diam memberikan petunjuk, menuntun mereka ke sebuah ruang yang akan jadi medan pertemuan Nafisha nanti.
Arzhela merapat ke sisi Cassia, menundukkan suaranya agar tak tersedak dentuman bass. “Cas, kita sebenarnya mau kemana?” bisiknya, nada waspada mengiris udara malam yang riuh.
Cassia menatap sekeliling dengan tajam, mengukur risiko dan ancaman dalam kerumunan yang penuh misteri itu.
Setiap detik di club ini adalah permainan berbahaya antara terang dan bayang, antara pengkhianatan dan keselamatan. Dan mereka, siap untuk masuk ke tengah pusaran badai itu.
Cassia melangkah tanpa henti, menyusuri lorong kelam yang dipenuhi pintu-pintu rahasia kamar-kamar yang katanya menyimpan surga dunia di baliknya.
Detak jantungnya berdentum lebih kencang, tapi ia tetap menahan napas, seolah semua rahasia itu akan terkuak dalam hening. "Sttt... diam," bisiknya pelan dengan suara serak. "Nanti kamu juga akan mengerti..."
Suasana lorong itu mendadak berat, menebar janji-janji misteri yang menggoda dan sekaligus menyesakkan dada.
Arzhela langsung terdiam, tidak bertanya lagi. Tapi di dalam hati ia bertanya-tanya apa yang sebenarnya mau di lakukan oleh sahabatnya ini.
Tiba di depan pintu VIP No. 2, Cassia menahan napas, hatinya berdegup keras. Ini bukan kamar sembarangan ini ruang khusus untuk Nafisha, tempat yang hanya dia yang berani gunakan.
Dengan gemetar, Cassia mengeluarkan kunci cadangan yang sudah ia rahasiakan, lalu membuka pintu itu perlahan, ketegangan menyelimuti udara malam.
Di sekitar sepi, tanpa penjaga yang mengintai, memudahkan langkahnya memasuki ruangan itu bersama Arzhela yang setia mengikuti di belakangnya.
Cahaya remang menyambut, aroma harum menyergap semua rapi, bersih, tanpa cela. Matanya tertuju pada lemari kecil di dekat ranjang di sanalah tersembunyi berbagai obat salah satunya obat kontrasepsi dan k*nd*m.
Dengan hati-hati, Cassia membuka lemari itu, tangannya gemetar saat ia mengganti semua isi kontrasepsi dengan vitamin-vitamin yang sudah disiapkan jauh hari.
Bentuknya identik, rapi tersusun demi mencegah kecurigaan lawan. Nafas Cassia tercekat, dalam hening itu, ia tahu langkah ini adalah awal dari sebuah permainan besar.
' selamat menikmati hadiah dariku nafisha, hahahaha.' ucapnya dalam hati tertawa puas.
senyum miring tercetak di bibirnya, arzhela semakin bingung di buatnya, tapi ia memilih diam untuk saat ini.
Setelah selesai, cassia mengajak keluar sahabatnya dari kamar tersebut karena anak buahnya sudah memberi tahu kalau nafisha dalam perjalan menuju tempatnya.
" ayo cepat kita keluar dari sini, pemiliknya sudah mau ke sini." desak cassia pada arzhela.
Tanpa babibu, mereka berdua keluar dari sana dengan langkah cepat, di buru waktu dan keadaan yang genting.
sedangkan di sisi nafisha, saat ini dia dan pria tersebut berjalan ke arah ruangannya dengan langkah santai sambil mengobrol ringan, tanpa tahu bahwa setelah malam ini hidupnya akan berubah drastis.
...****************...
"Cas, tempat apa ini?" tanya Arzhela dia merapatkan tubuhnya pada Cassia.
"Kamu akan melihat kehebohan di sini," kata Cassia, dia memiliki banyak teka-teki yang tak dapat Arzhela pecahkan dengan otaknya yang biasanya menyergap cepat.
"Apa sih, Cas? Jangan membuat aku penasaran dong!" keluh Arzhela, tempat ini nampak seperti club. Namun, dia merasakan ini mungkin jauh lebih berbahaya dari itu.
Cassia mengajak Arzhela duduk di depan kursi bartender, dia memesan minuman dan itu malah semakin membuat Arzhela tak bisa menebak apapun.
"Minum, Zhel!" kata Cassia dengan senyum tipis.
"Cas, kita kesini pasti bukan hanya untuk minum, benarkan?"
Cassia hanya tersenyum, dia menikmati minuman itu dengan gaya elegant yang tak bisa di sembunyikan dia adalah seorang tuan putri.
Ia cantik, elegant dan menakjubkan. juga penuh rahasia di dalamnya. Dirinya juga tenang dan seperti tak goyang oleh apapun. Seolah dirinya seperti sudah terlatih untuk itu.
"Kamu terlahir kembali?" pertanyaan dari Arzhela membuat gerakan tangan Cassia terhenti.
DEGH!
Cassia menoleh, ia menatap Arzhela dengan wajah yang agak gugup. Namun, berusaha ia sembunyikan sebisa mungkin,"Terlahir kembali? Apa kamu baru saja baca novel?"
"Kamu percaya dengan itu? Aku hanya menebak dan tak percaya ada kisah itu," gurau Arzhela, dia hanya bercanda sebab rasanya ia sendiri yang tegang di sini. sedangkan Cassia nampak tenang.
Bisikan di telinganya terdengar dari anak buahnya itu. Orang itu sudah masuk kedalam kamar dan Cassia nampak senang.
"Ayo bersulang!" ajak Cassia mendadak.
Arzhela hanya mengikuti permainan Cassia dan dia bersulang untuk hal yang tak tahu apa yang mereka rayakan kali ini? Sebab semua nampak tenang dan seperti tak ada hal apapun yang tampak mencurigakan.
"Ayo pulang!" kata Cassia, dia turun dari kursi dan mengulurkan tangannya pada sosok Arzhela yang tampak kebingungan.
"Cas, ini serius?"
"Iya, ayo aku akan beritahu nanti!" Cassia membujuk, dia akan menceritakan semuanya sebab tak mungkin selamanya menyembunyikan masalah ini terlalu lama dari Arzhela.
Keduanya berjalan di area club, dan bertemu dengan beberapa pemuda mabuk yang mengganggu mereka. Namun, tak keduanya hiraukan sebab itu tak penting.