NovelToon NovelToon
SELAMANYA KAMU MILIKKU

SELAMANYA KAMU MILIKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Romansa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Dark Romance
Popularitas:27.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Ketika dendam dan cinta datang di waktu yang sama, pernikahan bak surga itu terasa bagai di neraka.

“Lima tahun, waktu yang aku berikan untuk melampiaskan semua dendamku.”_ Sean Gelano Aznand.

“Bagiku menikah hanya satu kali, aku akan bertahan sampai batas waktu itu datang.”_ Sonia Alodie Eliezza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Menemui Sean Lantaran Rindu

...🌼...

...•...

...•...

Empat bulan berlalu, toko kue Sonia semakin laris dan ramai pengunjung, dia beberapa kali sempat masuk rumah sakit karena kelelahan.

Sean sedang membantu Sonia membuat kue, banyak pesanan hari ini dan untung saja Andre orangnya cekatan serta dapat diandalkan, jadi Sonia sangat terbantu.

Sean memasukkan loyang ke dalam oven, hari ini dia tidak ke kantor karena ingin membantu istrinya di toko, akhir-akhir ini Sean lebih suka dekat-dekat dengan Sonia, sebentar saja berpisah rasanya sangat tidak nyaman.

“Pantesan aja kamu sering sakit, kerja sesibuk ini, lebih sibuk daripada jadi seorang sekretaris.” Sean berkata sambil terus menata loyang-loyang ke dalam oven.

“Tapi aku senang kok, lebih menikmati malahan,” sahut Sonia yang juga sekarang tengah me-mixer adonan.

“Mending kamu jadi sekretaris aku aja, toko ini biar dikelola sama Jonathan.”

“Nggak ah, aku mau di sini aja, lagian jadi sekretaris itu hal yang membosankan untukku.”

“Membosankan bagaimana? Setiap hari kita bisa bertemu, kan.”

“Kita satu rumah, gimana sih kamu, di mana pun aku kerja ya kita bakalan ketemu di rumah nantinya,” tawa Sonia.

“Ya iya sih tapi ... sudahlah.” Sean sedikit salah tingkah dengan ucapannya sendiri, dia juga tidak ingin terlalu mengemukakan pada Sonia bahwa dirinya ingin terus mendekat.

Kue-kue sudah matang, Sean membantu Sonia untuk menata ke dalam kotak. Kue-kue yang terpajang pun sudah habis terjual.

Andre mengantarkan kue yang baru matang ke depan dan di susun rapi oleh Indah sedangkan Lidia ada di meja kasir.

“Perlu nambah karyawan nggak?” tawar Sean melihat kesibukan istrinya.

“Nggak ah, ini aja udah cukup,” tolak Sonia sambil meramu adonan kue yang baru.

“Pesanan banyak begini, pembeli yang datang silih berganti, kalau begini kalian nggak ada waktu istirahatnya.”

“Kalo nggak cocok malah nambah beban, aku udah cocok banget sama Andre, Indah, Naya, dan Lidia. Aku nggak butuh tambahan karyawan lagi kok, lebih baik naikin gaji mereka daripada harus nambah karyawan lagi.”

“Iya juga, mana lagi yang bisa aku bantu?”

“Tolong ambilkan karung tepung, tepung yang di sini udah habis.” Sean mengambil sekarung tepung yang diminta oleh Sonia.

“Pak, ada kenalan cewek kayak Kak Sonia lagi nggak?” tanya Andre tiba-tiba membuat Sean menatapnya aneh.

“Kenapa, Pak? Kok ngeliat saya begitu?” tanya Andre bingung.

“Kenapa kamu tiba-tiba nanya begitu?”

“Saya kepengen juga istri kayak Kak Sonia.”

“Nggak ada, dia limited edition, nggak dicetak lagi di mana pun.” Sonia tertawa mendengar jawaban suaminya.

“Dikira aku apa limited edition,” tawa Sonia.

“Abis pertanyaan ini anak random banget.”

“Pak, saya ini udah sepatutnya menikah, tapi hilal jodoh saya masih belum keliatan, mumpung masih bisa berdoa dan berusaha saya mau mencari sosok yang seperti Kak Sonia ini,” jelas Andre.

“Saya bukan biro jodoh Ndre, kalau kamu mau cari jodoh ya jangan tanya saya, coba aja cek di aplikasi-aplikasi, banyak kan itu,” ide Sean dengan sedikit tersenyum geli.

“Saya udah coba Pak, nggak ada yang cocok dan nggak ada yang kayak Kak Sonia.” Mereka berdua melongo.

“Jadi patokan kamu cari jodoh itu, istri saya?”

“Iya Pak hehe.”

“Nggak bakalan dapat, udah saya bilang kan, istri saya limited edition, nggak ada duanya. Mending kamu cari patokan lain deh.”

“Bapak cariin ya.” Sonia dan Sean semakin tertawa mendengar celetukan Andre.

Dia lalu pergi ke depan untuk mengantarkan kue, sekarang hanya tinggal Sean dan Sonia di dapur, masih sibuk mengerjakan adonan kue.

“Kamu bahagia nggak sayang?” tanya Sean pada Sonia.

“Bahagia dong, kenapa memangnya?”

“Kalau seandainya kamu nggak kuat bertahan denganku, apa kamu bakalan memilih si Andre?”

“Haha kamu yang benar aja ih, masak mikirnya sejauh itu, aku aja nggak kepikiran sampai ke sana,” tawa Sonia.

“Ya nanti kamu malah banding-bandingin perlakuan aku sama Andre padamu, terus kamu bakalan bilang kalau Andre lebih baik dariku.”

“Nggak lah Sean, aku nggak begitu, aku nggak pernah banding-bandingin kamu sama siapa pun. Kamu itu suami aku, orang yang paling berharga dalam hidupku, ya nggak mungkin aku bandingin kamu sama laki-laki lain, jangan mikir ke mana-mana deh.”

“Kalau mikirnya ke sini boleh nggak?” Sean menyentuh bibir dan leher Sonia.

“Nggak boleh,” jawab Sonia lalu menuangkan adonan kue ke loyang.

“Mikir aja nggak boleh,” celetuk Sean, Sonia hanya senyum membelakanginya.

“Pak, ada yang nyariin,” panggil Indah pada Sean, mereka saling tatap dan Sean mengerti dengan tatapan istrinya.

“Siapa?”

“Katanya teman kuliah bapak dulu.” Sonia sudah mengira itu siapa, dia kembali menuangkan adonan kue ke loyang-loyang yang sudah tersedia dan Sean memasukkannya ke dalam oven.

“Bilang aja saya sibuk,” titah Sean dengan cuek.

”Baik, Pak.” Indah kembali ke depan dan mengatakan pada Anna, Sean lagi sibuk.

“Kenapa nggak ditemuin? Dia sampe bela-belain datang ke sini buat nemuin kamu.”

“Ngapain, nggak penting juga.”

“Nanti dia malah ngambek.”

“Bodo amat.”

“Ih segitunya ya kamu.”

“Jadi kamu mau aku ke depan buat nemuin dia dan ngobrol santai sama dia gitu?”

“Ya terserah kamu, ngapain tanya aku.” Sonia dan Sean bicara sambil mengerjakan pekerjaan masing-masing.

“Pak, itu si Anna maksa buat ketemu bapak.” Andre berkata saat baru masuk ke dapur, Sean terlihat kesal lalu memukul meja hingga Andre dan Sonia kaget, dia bergegas keluar menemui Anna.

Sonia saat ini tidak bisa mengondisikan hatinya— begitu cemburu dan marah karena Anna dengan tidak tahu dirinya menemui Sean di toko ini.

Sean menghampiri Anna dengan wajah tidak bersahabat, sedangkan Anna menyambut kedatangan Sean dengan mata berbinar, dia merentangkan tangan berharap Sean memeluknya, namun Sean dengan kasar menarik Anna keluar toko.

“Aduh sakit Sean,” ringis Anna menatap lengannya yang memerah akibat cengkraman Sean.

“Ngapain kamu ke sini?”

“Nemuin kamu, tadi aku ke kantormu tapi kata Jonathan kamu di sini, aku kangen banget sama kamu Sean.” Anna mencoba untuk bermanja pada Sean.

“Jangan pernah menemui aku lagi Anna, aku sudah menikah dan aku tidak ingin istriku salah paham denganmu.”

“Memangnya berteman nggak boleh, lebay banget istri kamu.”

“Dengar ya, aku tidak mau menjalin pertemanan dengan siapa pun setelah menikah apalagi dengan seorang wanita, itu akan menyakiti hati istriku.”

“Tapi kita ini sudah berteman sejak kuliah, masa harus dilupakan begitu saja.”

“Tidak ada yang istimewa dari pertemanan kita dan satu hal lagi, istriku jauh lebih dulu mengenalku dibanding kamu jadi jangan besar kepala.”

“Tapi dia wanita yang sudah menyakiti kamu dan mencampakkanmu Sean, kamu pikir aku nggak tau, dia juga selingkuh sama papa kamu dan asal kamu tau ya, papamu sendiri yang bilang padaku, dia dan Sonia sering tidur bersama. Wanita begitu yang kamu banggakan?” Anna meremehkan Sonia, Sean dengan marah mencengkeram dagu Anna.

“Jika kau menghina istriku lagi, aku akan pastikan hidupmu tidak akan lama lagi,” ancam Sean.

“Kamu ngancam aku? Aku nggak takut, aku cuma mau buat kamu sadar kalau Sonia bukan wanita yang baik untuk kamu, emang kamu mau pake bekasan papamu sendiri?” Sean mendorong tubuh Anna dengan keras hingga dia terperosok ke lantai, beberapa pengunjung kaget melihat aksi tersebut.

“Jangan pernah merendahkan istriku brengsek. Lalu kau ini apa haha? Wanita baik dengan mendekati pria sudah beristri?”

“Aku mencintaimu Sean, aku hanya ingin melindungimu dari wanita itu.”

“Aku tidak butuh perlindunganmu. Wanita itu adalah Sonia, dia istriku, kau tidak perlu melindungi diriku karena aku bukan anak kecil, pergi dari sini sebelum ikat pinggangku merusak kulitmu.” Sean meninggalkan Anna sendiri, kembali ke dapur untuk membantu Sonia sedangkan Anna dengan keadaan marah kembali ke apartemen miliknya.

1
Annissa Riani
Kalau aku jadi si Anna sih malu ya udah diperlakukan begitu sama Seab🤣
Annissa Riani
Saingan Sean ternyata si Andre🤣 dan Sonia malah si Anna🤣🤣🤣
Rina Meylina
Udah berani pegang2 ya sekarang🤭
Rina Meylina
Iyalah soalnya di hati sean udh penuh ama sonia doang
Anita Lare
Perbuatan kamu dulu emang sangat terkutuk loh Sean
Anita Lare
Nah saling ungkapin dan saling paham begini kan enak, gak perlu rahasia2an kan, kalau merasa apapun itu ya bilang
Anita Lare
Aduh aduh abang meleleh aku bg😍
Anita Lare
Amarah sean benar2 ngeri ya
Veer Kuy
Penyesalan selalu datang diakhir ya sean
Veer Kuy
Gak tau malu banget mereka berdua ini, gak inget umur
Veer Kuy
Ide bagus daripada minta jawaban si Bram, lagian udh dibunuh duluan sama sean
Veer Kuy
Sean benar2 mengerikan kalau udah menyentuh ranah pribadi dia ya
Lira Cantika
Dia gak pake neko2 buat balas dendam ya
Lira Cantika
Si kenzo ini seru juga orangnya😄
Natasha
Sana jadikan Sonia sepenuhnya istri, jangan sampai terlambat loh kamu
Natasha
Ya elah yg modelan kalian ini bakalan hancurin rumah tangga sean sonia? Gak mempan deh kayaknya, soalnya mereka saling cinta dan Sean juga posesif akut, bandar narkoboy aja dia bikin metong dengan mudah
Natasha
Bikin metong aja soalnya Sonia ampe digituin dia trauma loh itu
Natasha
Gini gini dia cuma punya satu wanita dlm hidupnya
Syifa Mahira
Makanya sean abis ini istrimu ya dijaga ya
Syifa Mahira
Udh icip2 mending nikahin aja si Anna, ngapain juga masih ngincar sonia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!