NovelToon NovelToon
Transmigrasi ABCDE

Transmigrasi ABCDE

Status: sedang berlangsung
Genre:Idola sekolah / Angst / Transmigrasi / Misteri / Balas Dendam
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: kurukaraita45

5 jiwa yang tertransmigrasi untuk meneruskan misi dan mengungkap kebenaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kurukaraita45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Kumpulan Bukti

Petunjuk :

"Semua yang terjadi bukanlah kebetulan. Pasti ada sebab tertentu bagi hidupmu."

...ΩΩΩ...

Sebuah rumah tua, berjuta rahasia. Tak ada cahaya di dalamnya selain sinar matahari yang merambat masuk melalui sela-sela genteng yang telah pecah. Begitu kumuh, bahkan tak layak di huni. Keberadaannya di tengah hutan, dan menyimpan beribu kenangan.

Namun, mereka menjadikannya sebagai markas. Tempat di mana perkumpulan suatu perencanaan, juga mereka menjadikan itu sebagai rumah kedua. Mungkin sekilas aneh, namun bagi mereka bukan tempat yang menentukan nyaman atau tidaknya tapi keadaan dan kehangatan, bahagimana hubungan antar satu sama lain yang menciptakan ruang dan kebersamaan yang indah dikenang.

"Jadi, bukti yang kita kumpulkan sudah cukup?" Tanya Daisen, mengawali pertemuan mereka.

Rayn tampak berpikir sejenak. "Untuk saat ini sudah cukup, kita mulai dulu pergerakan kita."

Mereka semua tampak memahami perkataan Rayn baru saja.

"Bukti kita cukup kuat, karena yang pertama kita tau sistem itu sudah berjalan sejak 25 tahun yang lalu, atau sejak sekolah ini berdiri." Rayn menyambung percakapannya.

Setelahnya Lisa yang melanjutkan. "Kedua, ada bukti jika diterima di universitas tanpa buku rapot dan ijazah tapi hasilnya bagus semua, dari Rayn."

"Ketiga, terdapat buku The Bina Garuda School, yang isinya tentang berdirinya sekolah dan hampir semua kuncinya ada di sana. Awalnya bukunya banyak, namun setahun setelahnya semakin ramai setelah sekolah didirikan semua buku dimusnahkan. Namun satu buku yang terlupakan untuk di bakar kala itu, dan itu buku ini." Akashi menunjuk buku tersebut.

"Keempat, ada sebuah pertemuan yang memuat kepala sekolah dan direktur sekolah, atau perencanaan aturan itu kemungkinan. Dalam buku itu terdapat flashdisk-nya." Daisen tak kalah jelas dalam ucapannya.

Bercelly menyambungnya. "Kelima, bukti kepala sekolah yang merusak mesin lift sehingga kecelakaan pada kelima anak tersebut terjadi."

"Terakhir, ada orang itu yang disebut dengan direktur yang selalu bersikap aneh. Dia pikir gue gak tau, padahal gue sebenarnya tau. Dan dia sering menemui kepala sekolah kita." Evelyn menyudahi 6 bukti kuat yang mereka dapatkan.

"Bagus! Kita jalankan rencana awal-nya ya, ingat permainan baru di mulai!" Rulayn bertepuk tangan sambil tersenyum.

"Tunggu! Jangan buru-buru! Apa kalian lupa kalo ada yang menyerang dan menunda rencana kita?" Daisen menyelanya.

Mereka semua diam, kecuali Rayn. "Memang mereka seberpengaruh itu dengan kita, tapi kalo ini tidak di jalankan sampai kapanpun gak akan pernah usai. Masa kita harus memusatkan perhatian ke mereka tanpa ke visi dan misi kita." Rayn mengungkapkan panjang lebar pada mereka.

"Bener juga sih, kita gak bisa terus-terusan fokus pada mereka kan emang tujuan kita tuh bukan mereka tapi sistem sekolah." Akashi ikut menimpali.

Mereka semua tampak diam dan mulai berpikir. "Tapi gue juga sebenernya bingung harus gimana. Karena gak mungkin 'kan gue nyuruh anak-anak buat ngadepin mereka, ya lo pada tau sendiri 'kan gimana kejadian beberapa hari yang lalu, gua gak mau kalau sampai hari itu terjadi lagi kepada yang lainnya."

"Kalian semua bisa memusatkan kedua hal itu gak?  Pokoknya kedua-duanya tetap akan gue atur," sambung Rayn.

"Jadi maksudnya gimana?" Tanya Lisa.

Rayn berdeham, "kita hadapin mereka dan kita juga jalanin rencana kita. Ya kalau mereka gerak dan cari gara-gara atau ngancem kita maka kita harus fokus dulu sama mereka, tapi kalau mereka masih diem kita harus fokus pada sistem sekolah itu."

Desain mengganggukan kepalanya. "Oke gue paham sama apa yang lo maksud."

"Gue harap gak ada satupun di antara kalian yang bakal menghianati satu sama lain, kuharap juga kalian bisa jaga amanah. Apapun yang terjadi kita itu satu tim, harus selalu bersama. Jangan egois dan pikirin kepentingan kelompok harus." Rayn memperingati kelima temannya agar tidak menyimpang. Karena bagaimanapun mereka juga manusia, yang kadang tidak menyadari saat salah dan kadang terlalu memikirkan kepentingan diri sendiri.

...ΩΩΩ...

Desain telah tiba di rumah, setelah pulang sekolah. Sama, semuanya tidak ada yang berubah. Sunyi, tanpa sambutan kedua orang tuanya hanya pembantu di rumahnya. Sekalipun terdapat kedua orang tuanya, itu bukanlah keramaian yang Daisen harapkan. Sorry setelah menaiki anak tangga, Daisen masih diam di bawah dan mulai mengambil air putih untuk diminum.

Setelah menekuk satu gelas penuh, bibi—pembantu di rumahnya—menghampirinya. "Den, Maaf kemarin bibir ya tadi seseorang yang masuk rumah ini Den. Baby kemarin habis dari WC habis cuci piring, dan Bibi cuman lihat dia dia mendengarkan pertengkaran Aden dan juga Bapak dan Ibu, setelah itu dia langsung pergi sambil mukanya itu kayak sedih gitu Den." Dia mengungkapkan segala apa yang dia lihat.

"Cowok ya bi?"

Bibi mengganggukan kepalanya. "Setahu Bibi dia itu bukan temennya Aden, terus dari tingkahnya juga dia kayak ada niat sesuatu sama Aden."

Dosen mengiyakan. "Makasih ya bi udah ngasih tahu."

"Sama-sama Den."

Setelah Bibi pergi meninggalkan Daisen, dia segera menaiki anak tangga sambil terus memikirkan perkataan Bibi tadi. "Siapa yang datang ke sini?" Monolognya.

Tak ingin hanya ia sendiri yang memikirkan masalah tersebut, Dia segera mengajak Lisa untuk ikut berpikir. Dia mengetuk pintu kamar Lisa tiga kali, setelahnya Lisa langsung keluar dan Daisen langsung memulai percakapannya.

"Apa?"

"Iya bener, kamu pikir dia itu siapa ya?" Tanyanya secara lembut.

Bisa tampak berpikir sejenak, sebelum kembali berucap. "Apa itu Renjana ya?" Pikir Lisa.

"Kenapa bisa kepikiran dia?"

"Karena gini, coba kamu pikir deh. Gak mungkin kan kalau misalkan dari Bina Garuda yang datang ke rumah kamu, terus tingkahnya itu kayak punya niatan jahat. Ya pastinya dari mereka, soalnya tau sendiri kan kemarin Misra yang tewas. Lagi, dari pergerakan-pergerakan mereka sebelumnya, Renjana itu jarang sekali menyuruh teman-temannya yang lain untuk bertindak, pasti dia sendiri yang bertindak."

"Eumm... Iya juga ya, kayaknya emang bener sih Renjana. Tapi kenapa gak jadi ya setelah dengar pertengkaran aku dan Mama Ayah?"

"Kagak tau juga sih tapi ngapain lah mikirin itu, dan kayaknya dia gak jadi niatan buruk itu soalnya langsung pulang gitu aja."

"Iya bodo amat juga lah ngapain mikirin dia, tapi ya menurut aku tujuan dia datang ke situ buat curi data-data, soalnya gak ada lagi yang bisa jadi kemungkinan."

"Iya, menurut aku juga gitu."

Setelah dirasa cukup pembicaraan mengenai Renjana dengan Lisa, Daisen mengakhiri ucapannya. Lalu mereka kembali melaksanakan aktivitas seperti biasanya, untuk sekedar bersih-bersih, dan tidak memperdulikan kedatangan Renjana saat itu.

...-ToBeContinued-...

1
kurukaraita45
Sangat bagus!
Bowo
seruh baget cerita nya ayo semangat Buat lag
kurukaraita45: ayok mampir lagi, tiap hari upnya dan kalo hari Minggu 2 kali lho. ketinggalan banyak gak nih kakaknya?
total 2 replies
khun :3
Buatku terbawa suasana banget. Gimana thor bisa bikin ceritanya seperti itu?
kurukaraita45: ayok kak boleh mampir lagi, aku up tiap hari lho dan kalo hari Minggu spesial 2 kali up.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!