NovelToon NovelToon
Pewaris Kembar

Pewaris Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

Semua orang mengira Zayan adalah anak tunggal. Namun nyatanya dia punya saudara kembar bernama Zidan. Saudara yang sengaja disembunyikan dari dunia karena dirinya berbeda.

Sampai suatu hari Zidan mendadak disuruh menjadi pewaris dan menggantikan posisi Zayan!

Perang antar saudara lantas dimulai. Hingga kesepakatan antar Zidan dan Zayan muncul ketika sebuah kejadian tak terduga menimpa mereka. Bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 35 - Bomerang

Zidan berbisik pelan di telinga Jefri, wajahnya menegang tapi suaranya berusaha tetap tenang agar tidak menarik perhatian para tamu.

“Ayah… kenapa Ayah nggak bilang dari awal kalau mau bikin pengumuman ini? Aku masih menyamar di perusahaan. Kalau ada yang lihat aku di sini, semuanya bisa kacau!”

Jefri hanya menatapnya sekilas, masih mempertahankan senyum tenang di hadapan para tamu yang menatap penasaran. “Tenang saja, Nak. Acara ini privat. Tidak ada satu pun karyawan dari kantor yang hadir. Semua tamu adalah kolega lamaku dan keluarga dari pihak Zoya.”

“Tapi tetap saja. Kalau sampai seseorang mengambil foto dan menyebarkannya di media sosial—”

“Zidan.” Nada suara Jefri berubah, lebih dalam dan mantap. “Kau terlalu khawatir. Lihat dirimu sekarang. Kau bahkan berbeda jauh dari penampilanmu sebagai karyawan. Di kantor, kau berpakaian sederhana, rambutmu berantakan, berkacamata tebal dan kau selalu menunduk. Sedangkan malam ini…”

Jefri menatap Zidan dari ujung kepala hingga kaki. “Kau tampak seperti pria dewasa yang percaya diri dan elegan. Takkan ada yang mengenalimu.”

Zidan menghela napas pelan, berusaha menenangkan diri. Ia tahu ayahnya tidak berniat buruk, tapi tetap saja langkah ini terasa terlalu berani. Ia melirik sekilas ke arah para tamu, sebagian masih berbisik, membandingkan wajahnya dengan Zayan. Beberapa bahkan sibuk mengambil foto diam-diam.

“Ayah, aku harap keputusan ini nggak akan menimbulkan masalah,” bisiknya lagi.

Jefri menepuk bahunya lembut. “Percayalah, Nak. Sudah waktunya dunia tahu siapa kamu sebenarnya.”

Sementara itu, Leony berdiri di sisi panggung, tersenyum menahan emosi. Ia tahu ini momen besar, tapi juga momen genting. Ia bisa melihat Zayan di kursi pelaminan, menatap dingin ke arah ayah dan saudaranya. Wajahnya kaku, seolah menahan amarah yang menggelegak di dada.

Acara terus berlanjut. Setelah pengumuman mengejutkan itu, Jefri meminta hadirin menikmati jamuan makan malam yang sudah disiapkan. Musik lembut kembali terdengar, dan suasana perlahan normal. Namun, aura tegang di antara keluarga Nugroho masih jelas terasa.

Zidan memilih menjauh dari kerumunan. Ia duduk di pojok taman hotel yang diterangi lampu-lampu kecil. Nova mendekatinya perlahan, membawa segelas air putih. “Kau baik-baik saja?” tanyanya pelan.

Zidan mengangguk, menatap langit malam. “Aku tidak menyangka ayah akan melakukan ini. Tapi… mungkin ini takdirnya.”

“Sekarang semua orang tahu kau anak Tuan Jefri,” ucap Nova lembut. “Itu berarti penyamaranmu tak akan lama lagi.”

Zidan tersenyum samar. “Ya. Tapi mungkin juga… waktunya aku berhenti bersembunyi.”

Beberapa jam kemudian, pesta usai. Para tamu mulai pulang, menyisakan hanya keluarga dekat dan panitia yang membereskan sisa acara. Zayan dan Zoya berjalan keluar dari ballroom menuju mobil yang sudah menunggu.

Zayan terlihat letih, bukan karena pesta, melainkan karena beban pikiran yang menekan dadanya. Ia masih tak percaya ayahnya bisa dengan mudah mempermalukannya seperti itu di depan semua tamu. Setidaknya begitulah anggapan Zayan pada insiden perkenalan Zidan tadi.

“Zayan, kamu kenapa?” tanya Zoya pelan saat mereka duduk di kursi belakang mobil.

Zayan menatap lurus ke depan. “Nggak apa-apa.”

“Kamu marah soal pengumuman tadi?”

Zayan tidak menjawab. Ia hanya menarik napas dalam, menahan amarah yang sudah hampir meluap. “Aku cuma… nggak habis pikir. Kenapa Papah harus milih hari ini, dari semua hari yang ada?”

Zoya mendengus, ia tentu juga lelah, namun aktingnya harus berlanjut. “Mungkin dia cuma ingin jujur pada semua orang. Kamu nggak bisa menyalahkan--”

“Zoya!" potong Zayan cepat, nada suaranya dingin. “Tolong jangan bela Papah sekarang! Aku sudah cukup muak dengan semua ini!”

Suasana di mobil jadi hening. Hanya suara deru mesin yang terdengar sepanjang perjalanan menuju hotel tempat mereka akan menginap malam itu.

Sesampainya di kamar yang sudah dihias dengan bunga dan lilin, Zayan langsung pergi ke balkon, menatap pemandangan kota. Cahaya lampu kota memantul di matanya yang penuh kemarahan dan rasa tidak berdaya.

Sementara Zoya memilih masuk ke kamar mandi. Saat baru selesai mandi, dia melihat Zayan masih di balkon, Zoya berinisiatif membuatkan teh hangat. Kala itu ia hanya mengenakan bathrobe.

"Aku buatkan kau teh hangat. Masuk dan minumlah! Minuman hangat mungkin bisa membuat kau lebih baik," kata Zoya seraya menatap Zayan dari pintu balkon.

Zayan menurut. Ia masuk dan duduk ke sofa. Menyesap teh buatan Zoya beberapa kali.

“Aku nggak bisa tenang malam ini,” gumam Zayan pelan. “Bayangan wajahnya Zidan terus muncul di kepalaku. Menyebalkan!" keluhnya.

Zoya menatapnya cemas. Ia duduk di seberang Zayan dengan rambut basah. “Kau merasa dia ancaman?”

Zayan menoleh, menatap istrinya tajam. “Dia sudah merebut perhatian Papah. Sekarang seluruh tamu tahu dia pewaris yang disembunyikan. Kalau aku lengah sedikit, semua ini bisa berbalik arah. Dan aku tidak akan biarkan itu terjadi.”

Zoya menelan ludah pelan, menyadari nada ancaman di balik kata-kata suaminya. Tapi tetap bersikap tenang dengan baik. “Aku sekarang istrimu, aku akan mendukung semua rencanamu. Kalau kau benci Zidan, maka aku akan membencinya juga," ujarnya.

Zayan menatapnya lama, lalu menghela napas berat. Ia menatap Zoya dengan tatapan dingin yang perlahan melunak.

“Istri?” Tatapannya memindai Zoya dari ujung kaki sampai kepala. Senyuman miring mengembang dibibirnya.

"Ke-kenapa kau menatapku begitu?" tukas Zoya sambil menutupi dadanya. Entah kenapa tatapan Zayan itu terasa seperti ancaman.

Zayan tidak mengatakan apapun. Ia mendadak berdiri dan mendekati Zoya.

"Kau mau apa?!" tanya Zoya. Ia dalam posisi duduk. Mendongak untuk menatap Zayan yang berdiri di hadapannya.

"Kau istriku bukan? Sekarang aku ingin memanfaatkanmu dengan baik!" ujar Zayan.

"Zayan! Tapi--" ucapan Zoya terhenti saat Zayan tiba-tiba mencium bibirnya.

"Mmph!" Zoya mencoba memberontak. Namun Zayan tak peduli dan malah semakin erat memegangi dua tangan Zoya.

Merasa Zoya terus memberontak, Zayan sontak berhenti. "Kau kenapa menolak?! Bukankah ini yang kau inginkan, hah?! Sekarang kita sudah menikah!" geramnya.

"Aku tahu tentang Niken, Zayan. Aku tahu kau tidak cinta padaku!" sahut Zoya.

"Wah... Ternyata kau menyelidikiku? Tapi baguslah kalau kau tahu. Aku nggak perlu menjelaskan lagi." Dengan gerakan cepat, Zayan lepas bathrobe yang dikenakan Zoya. Ternyata perempuan itu tidak mengenakan apa-apa dibalik bathrobe.

"ZAYAN!" pekik Zoya. Ia buru-buru ingin lari, tapi tak sempat karena Zayan berhasil menariknya dan menghempas Zoya ke sofa.

"Zayan! Aku mohon... Jangan sekarang! Kau tahu aku sedang hamil muda. Lebih baik nanti saja ya." Zoya mencoba menolak. Tapi Zayan sudah terpengaruh dengan nafsunya, apalagi saat terlanjur melihat penampakan tubuh telanjang istrinya.

Zayan melonggarkan dasinya. Membuka beberapa kancing kemeja dan langsung menindih badan Zoya.

"Zayan..." Zoya tak punya pilihan selain pasrah. Kepura-puraannya yang berjalan sesuai rencana, kini menjadi bomerang untuknya juga.

Kini Zayan telah menurunkan celananya. Ia hanya melakukan pemanasan sebentar dan segera melakukan penyatuan. Ia gempur Zoya dengan pergerakan cepat. Terdengar suara tepukan daging dan desisan Zayan saat kegiatan panas itu terjadi.

Zoya reflek mengerang nyaring. Kenikmatan dan rasa sakit luar biasa menyiksanya. Malam itu, Zayan tak tahu kalau dirinya sudah merenggut kesucian Zoya.

1
Kiki Handoyo
Seperti peribahasa "Senjata Makan Tuan".....🤗🤣
Orang yang menggunakan atau melakukan sesuatu yg direncanakan untuk berbuat keburukan/mencelakai namun mengena kepada dirinya sendiri.
Cindy
lanjut
Kiki Handoyo
Anda hebat tuan Jefri...👍
Tidak perlu malu untuk mengakui sebuah kebenaran yg selama ini disembunyikan.
Menyampaikan kebenaran tidak hanya mencakup teguh pada kebenaran anda, tetapi juga membantu orang lain mendengar inti dari apa yang anda katakan.
Menyampaikan kebenaran adalah cara ampuh untuk mengomunikasikan kebutuhan dan nilai-nilai anda kepada orang lain, sekaligus menjaga keterbukaan dan keanggunan.
Mempublikasikan kebenaran penting untuk membendung berkembangnya informasi palsu yang menyesatkan lalu dianggap benar.
Tiara Bella
Zoya ini niat nya apa ya sm Zayan....dia mw balas dendam tp kejebak sndiri malah dimakan sm zayan
Desau: nanti dispill ya kak. tp gk sekarang 🤭
total 1 replies
Rommy Wasini Khumaidi
kan kan kan,Zoya masih perawan.ayolah Zayyan move on dari Niken,kamu udah dapetin yang plus plus
Tiara Bella
akhirnya Zidan diperkenalkan ke semua orng....tp Zayan malah gk suka dia tkt kesaing dia mah
Rommy Wasini Khumaidi
yah nanggung,bisikin apa tuh Zidan?
Cindy
lanjut
Mari Anah
aku sih plih zidan thor🤭🤭🤭
Cindy
lanjut
Kiki Handoyo
Manusia Hebat Itu Ketika Dia Mampu Menguasai Amarah.
Amarah ibarat api, jika terkendali ia bisa menghangatkan dan menerangi. Tapi jika dibiarkan, ia bisa membakar habis segalanya termasuk hubungan, kepercayaan, bahkan masa depan kita sendiri...😡🤬🔥

Kita semua pernah marah. Itu wajar, karena marah adalah bagian dari sifat manusia.
Tapi yang membedakan manusia biasa dengan manusia hebat bukanlah apakah ia pernah marah, melainkan bagaimana ia mengendalikan amarah itu.
Kiki Handoyo
Exactly...Zidan
Alam semesta memiliki caranya sendiri untuk menyeimbangkan segala hal.
Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai.
Prinsip ini mengajarkan kita bahwa tindakan buruk atau ketidakadilan akan mendapatkan balasannya sendiri, tanpa perlu kita campur tangan dengan rasa dendam..☺️
Tiara Bella
mw ngapain tuh si Zayan....
Cindy
lanjut
Tiara Bella
si Zayan membuat kuburannya sndiri....dah tw mw nikah sm Zoya ehhhh malah ngaku pacar nya niken
Cindy
lanjut
Tiara Bella
wow Zidan semangat meluluhkan hati ibu Leony...😍💪
Kiki Handoyo
Kamu harus lebih bersabar Zidan...😊☺️
Meluluhkan hati seseorang yang keras atau sulit diajak berdamai adalah tantangan yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Baik dalam hubungan keluarga, pertemanan, maupun pekerjaan.

Meluluhkan hati seseorang adalah usaha yang harus diiringi dengan kesabaran, doa, dan perbuatan baik. Serahkan segala urusan kepada Allah SWT karena hanya Dia yang mampu membolak-balikkan hati manusia.

Jangan lupa untuk selalu bersikap ikhlas dan terus berbuat baik kepada orang yang bersangkutan.
Karena kebaikan adalah kunci untuk meluluhkan hati manusia.
Kiki Handoyo
Damn right...Selangkah lebih maju, darimu 🤗
Tiara Bella
siapa lg Zayan yg mukanya sm ky kamu.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!