NovelToon NovelToon
Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: ZhoRaX

Mati tertabrak truk? Klise.
Tapi bangun di dunia penuh sihir, monster, dan wanita cantik berbahaya?
Shen Hao tidak menyangka, nasib sialnya baru dimulai.

Sebagai pria modern yang tengil dan sarkastik, ia terjebak di dunia fantasi tanpa tahu cara bertahan hidup. Tapi setelah menyelamatkan seorang gadis misterius, hidupnya berubah total—karena gadis itu ternyata adik dari Heavenly Demon, wanita paling ditakuti sekaligus pemimpin sekte iblis surgawi!

Dan lebih gila lagi, dalam sebuah turnamen besar, Heavenly Demon itu menatapnya dan berkata di depan semua orang:
“Kau… akan menjadi orang di sisiku.”

Kini Shen Hao, pria biasa yang bahkan belum bisa mengontrol Qi, harus menjalani hidup sebagai suami dari wanita paling kuat, dingin, tapi diam-diam genit dan berbahaya.
Antara cinta, kekacauan, dan tawa konyol—kisah absurd sang suami Heavenly Demon pun dimulai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZhoRaX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH 8

Sinar mentari menembus celah dedaunan, menari-nari di permukaan batu tempat Shen Hao terbaring.

Udara pagi terasa segar, aroma embun menenangkan hidungnya.

Burung-burung kecil berkicau, dan kabut spiritual tipis bergulung lembut di permukaan tanah.

Shen Hao membuka matanya perlahan.

Untuk sesaat, ia menatap langit biru muda di atasnya tanpa bergerak, hanya membiarkan sinar matahari menghangatkan wajahnya.

Kemudian, ia mengangkat tangannya — dan mendapati sesuatu yang berbeda.

Ujung jarinya memancarkan sedikit cahaya ungu, samar tapi nyata.

Saat ia fokus, udara di sekeliling jari itu bergetar, menciptakan riak kecil seperti air tersentuh.

“...Hahaha. Jadi ini yang dimaksud Tuan Bao dengan ‘rasa pertama jadi kultivator’, ya?”

Ia terkekeh kecil, lalu duduk bersila.

Tubuhnya terasa lebih ringan, napasnya teratur, dan energi hangat mengalir di jalur tubuhnya seperti sungai tenang.

Ia menatap kedua tangannya, kemudian batu giok yang kini tampak lebih redup.

“Jadi selama ini... aku tidur gagal?”

Ia tertawa pelan, suara tawanya terdengar lega.

“Batuk darah, pingsan, nyaris mati... ternyata semua itu malah buat aku berhasil. Dunia ini benar-benar punya humor yang aneh.”

Ia berdiri, meregangkan tubuh.

Setiap gerakannya terasa lebih seimbang.

Ia bisa merasakan angin yang lewat, aroma dedaunan, bahkan detak kehidupan kecil di sekitar — semut, burung, rumput yang berembun.

Semuanya terasa hidup.

Semuanya... seolah menyambutnya.

“Baiklah, Shen Hao. Kau resmi naik tingkat,” katanya sambil menepuk dadanya sendiri.

“Selamat datang di dunia para kultivator. Semoga kau tidak mati besok cepat.”

Ia mengemasi barang-barangnya dengan cepat.

Pedang pemberian Tuan Bao ia gantungkan di pinggang, kantung koin diikat di pinggul, dan batu giok disimpan aman di dada, tepat di tempat segel samar itu bersinar pelan.

Sebelum meninggalkan tempat itu, Shen Hao menatap ke arah hutan yang baru saja dilewatinya malam tadi — tempat ia hampir mati dikejar tiga orang berjubah merah.

“Hidup di dunia ini tidak mudah,” gumamnya sambil tersenyum tipis.

“Tapi kalau aku bisa bertahan sejauh ini... mungkin aku bisa lebih jauh lagi.”

Ia mulai melangkah menuruni lembah, menuju jalan yang berliku di bawah.

Setiap langkahnya mantap, dan meski perutnya mulai lapar, wajahnya memancarkan semangat baru.

Langit cerah, awan tipis bergulir di kejauhan.

Sebuah dunia luas terbentang di depan — dunia yang kini bukan lagi asing baginya, tapi medan di mana ia akan tumbuh.

Dan di kejauhan, samar-samar terdengar suara riuh pasar atau pemukiman... mungkin kota besar pertama yang akan ia datangi.

Shen Hao menghela napas panjang, menepuk pinggangnya, dan berkata pelan,

“Baiklah dunia Tianxu... lihat baik-baik. Aku, Shen Hao, si ‘batuk darah gagal’... akhirnya resmi naik pangkat jadi kultivator sejati. Jangan salahkan aku kalau nanti kau kaget.”

Udara pagi terasa segar, tapi di tubuh Shen Hao, hawa panas dan dingin terus bertarung.

Energi spiritual di dalam dirinya berputar tak beraturan—seolah-olah ada naga kecil yang mabuk menabrak ke sana kemari di dalam tubuhnya.

Ia duduk di atas batu besar di tepi lembah, mencoba menenangkan napasnya.

Matanya terpejam, keringat dingin mengalir di pelipis.

“Tenang… tenang…” ia bergumam pelan.

“Tuan Bao bilang… kalau aliran energi terasa liar, jangan dipaksa…”

Tapi tentu saja, Shen Hao memaksa.

Ia mengangkat telapak tangannya, mencoba mengingat salah satu teknik dasar manipulasi energi yang diajarkan oleh Tuan Bao.

Tangannya bergetar, cahaya ungu samar mulai muncul di sekitarnya.

“Bagus… pelan-pelan… pelan—”

BUAK!

Suara letupan kecil terdengar.

Energi spiritualnya berbalik arah dengan brutal.

Seketika, dada Shen Hao terasa seperti ditusuk dari dalam.

Ia menunduk, batuk keras—darah segar muncrat ke tanah.

“Kuhuk!—Argh… serius?! Baru lima detik, dan aku sudah seperti ingin mati lagi?!”

Ia memegangi dadanya, menatap cairan merah bercampur cahaya ungu yang menetes dari bibirnya.

Namun meski sakit, senyumnya muncul pelan.

“Setidaknya… kali ini bukan karena gagal.”

Ia tertawa kecil sambil menyeka darah dari bibirnya.

“Sepertinya tubuhku masih belum terbiasa sama energi ini. Tapi… aku tidak akan berhenti.”

Ia duduk kembali bersila, memejamkan mata.

Kali ini ia tak memaksa.

Ia hanya membiarkan energi itu mengalir, perlahan menyesuaikan diri dengan ritme napasnya.

Sinar lembut muncul di sekeliling tubuhnya, menari seperti kabut ungu tipis.

Burung-burung di sekitar mulai mendekat, tertarik pada aura tenang yang muncul darinya.

Dalam ketenangan itu, Shen Hao mengingat lagi kata-kata gurunya:

“Kultivasi bukan soal cepat.

Dunia ini sudah ribuan tahun lebih tua darimu, Nak.

Kalau kau ingin menaklukkannya, belajarlah menyesuaikan diri lebih dulu.”

Shen Hao menghela napas panjang.

“Baiklah, Tuan Bao. Kali ini aku bakal nurut.”

Ia tersenyum tipis, menatap ke arah matahari pagi yang mulai naik di ufuk timur.

Meskipun tubuhnya masih lemah dan energi spiritualnya bergejolak, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya.

Kali ini, dia tahu arah yang harus ia tuju.

Ia menatap pedangnya.

“Masih panjang jalan menuju jadi kultivator sejati… tapi aku sudah mulai melangkah.”

Dengan langkah pelan tapi pasti, Shen Hao meninggalkan tempat itu.

Setiap langkahnya masih berat, namun matanya memancarkan semangat baru—campuran tekad dan sedikit… rasa penasaran akan dunia yang semakin luas di depannya.

Langit sore mulai memerah.

Jalan berbatu di antara bukit-bukit kecil itu terasa panjang dan melelahkan.

Shen Hao berjalan sambil menenteng kantung air yang kini tinggal setengah, wajahnya sudah setengah pasrah.

“Kenapa setiap jalan di dunia ini seperti didesain untuk menyiksa kaki manusia?”

Ia menendang batu kecil di depannya, lalu mendesah.

“Aku bisa merasakan aura spiritual di udara, tapi kenapa tidak ada jurus ringan buat teleportasi jarak dekat? Itu kan praktis banget.”

Suara roda kayu dan derap kuda pelan terdengar dari belakang.

Shen Hao menoleh, dan melihat sebuah gerobak tua bergerak di jalan yang sama.

Di atasnya, seorang pria paruh baya bertopi jerami duduk santai sambil menggenggam tali kendali kuda.

Gerobak itu penuh dengan karung-karung dan peti kayu — sepertinya barang dagangan.

Pria itu memperlambat kudanya ketika melihat Shen Hao berjalan gontai di pinggir jalan.

“Hei, Nak! Mau ke mana?”

“Ke kota Luoyan,” jawab Shen Hao singkat sambil mengusap peluh.

Pria itu tertawa kecil, suaranya ramah.

“Jalan kaki sampai ke Luoyan? Wah, itu bisa bikin kakimu patah sebelum sampai. Naiklah, kebetulan aku juga ke sana. Anggap saja ini tumpangan gratis.”

Shen Hao tersenyum lebar, tanpa banyak pikir.

“Kalau gratis, aku tidak akan menolak!”

Ia naik ke bagian belakang gerobak dan duduk di antara tumpukan karung berisi sayur dan buah kering.

Gerobak mulai berjalan lagi perlahan.

Angin sore bertiup lembut.

Suara roda kayu yang berderit seirama dengan langkah kuda menciptakan irama menenangkan.

Pria itu menoleh sedikit ke arah belakang.

“Namaku Lao Ren. Pedagang dari desa timur. Kau sendiri, Nak, dari mana?”

"Aku Shen Hao."

“Ah, aku? Dari… jauh.”

Shen Hao mengangkat bahu. “Tempatnya tidak penting. Yang jelas sekarang aku mau coba peruntungan di Luoyan.”

“Peruntungan, ya? Dunia ini keras untuk orang muda. Tapi kau kelihatan tangguh. Pasti petualang atau pengelana.”

Shen Hao terkekeh.

“Pengelana mungkin iya. Tapi petualang? Belum tentu. Aku bahkan masih belajar cara tidak mati tiap minggu.”

Lao Ren tertawa terbahak-bahak mendengar itu.

“Ha! Jujur juga kau ini. Tapi kau tahu, banyak yang datang ke Luoyan untuk hal macam itu.

Kota itu sangat besar, penuh sekte kecil, dan sekte besar juga, pedagang, bahkan pemburu spiritual. Siapa tahu kau bisa menemukan sesuatu di sana.”

“Ya, semoga saja,” Shen Hao berkata sambil bersandar, matanya menatap langit jingga.

Dalam hati, ia berpikir,

“Mungkin ini kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang dunia ini. Sekte, kultivator, peraturan… semuanya masih terlalu asing.”

Gerobak terus berjalan.

Matahari perlahan tenggelam, digantikan cahaya bulan muda yang menggantung di langit barat.

Suara jangkrik mulai terdengar, dan aroma malam membawa ketenangan.

Shen Hao menatap jalan panjang di depan, lalu tersenyum kecil.

“Terkadang hidup tidak selalu harus berlari… sesekali naik gerobak juga tidak buruk.”

Lao Ren yang mendengar itu terkekeh kecil.

“Kalau semua pemuda berpikir sebijak itu, mungkin dunia ini tidak akan penuh orang gila yang saling membakar gunung unjuk kekuatan.”

Shen Hao mengangkat alis.

“Kalimat itu… Sepertinya aku setuju seratus persen.”

Keduanya tertawa ringan, dan malam itu pun berjalan damai.

Untuk pertama kalinya setelah berhari-hari dikejar, kelaparan, dan berdarah, Shen Hao bisa tidur sambil duduk di atas gerobak tua, dengan bintang-bintang yang berkilau di atasnya.

1
mu bai
sebaiknya menggunakan bahasa indo formal lebih cocok thor
ZhoRaX: ok.. nanti diubah
👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!