Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Atlas turun lebih dulu karena Lala masih mandi takutnya orang tua menunggu terlalu lama .
" Papi , Mami kenapa menunggu disini tadi aku menyuruh pelayan untuk membawa kalian kemeja makan " ucap Atlas menghampiri kedua mertuanya diruang tamu .
Mereka bahkan tidak duduk dan ketika Atlas akan bersalam mereka menepisnya.
" Dimana Lala ?" tanya Papi langsung to the poin.
" Lala sedang mandi , duduk lah dulu Pi, Mi " ucap Atlas mencoba tenang menghadapi kedua mertuanya.
Mereka duduk namun benar-benar enggan menatap wajah Atlas bahkan jika tidak untuk suatu yang penting mereka seperti enggan menginjakkan kaki dirumah Atlas .
" Papi , Mami " Lala langsung berlari memeluk dengan senang begitu melihat kedua orang tuanya datang .
" Sayang kemasi semua pakaian kamu , ayo kita pulang " ucap Papi yang membuat Atlas langsung berdiri mendengar nya .
" Aku tau kau marah atas masalah ini , tapi kita tidak lagi punya hak untuk ikut campur urusan rumah tangga anak kita " ucap Daddy yang datang bersama Mommy .
" Diam , aku benar-benar menyesal telah menikahkan putriku dengan putra kalian . Aku pikir tujuan kalian baik untuk meneruskan hubungan kita ternyata tidak " ucap Papi menatap Daddy penuh dendam .
" Kalian bukan menyayangi putriku seperti anak kalian tapi hanya menggunakan nya sebagai penutup aib " wajar Papi marah atas ini karena sebelumnya dia benar-benar berpikir niat Daddy tulus menjadikan Lala menantunya agar hubungan mereka semakin baik .
" Papi sebenarnya,"
" Lala kemasi barang-barang kamu jika masih menganggap kami orang tua kamu " ucap Mami mengusap air matanya ketika anaknya mencoba membela mereka.
Lala menatap Atlas dan berlari kekamar mengemasi barang nya begitu melihat ada anggukan kecil dari Atlas .
" Putriku itu benar-benar malang, sedari kecil kami dibutakan oleh hasrat dunia untuk mengejar kekayaan hingga mengabaikan nya dan disaat dewasa pun dunia sama sekali tidak berpihak padanya " ucap Papi yang benar-benar menyesali segalanya.
" Dia terlalu polos bahkan setelah kalian mengorbankan nya dia masih percaya dengan ucapan manis dari mulut kalian " ucap Papi yang tau kalau keluarga Atlas telah mengatakan hal-hal yang mungkin membuat Lala akan percaya pada mereka.
" Tidak, kami tidak mengatakan apa-apa padanya " ucap Mommy mengusap air matanya yang terus menetes tanpa melakukan pembelaan karena bagaimana pun itu mereka memang salah sejak awal .
" Aku tidak akan pernah melupakan ini dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya , mulai hari ini kami akan bertanggungjawab penuh terhadap Lala dan kebahagiaan nya " ucap Mami .
" Ayo kita pulang Sayang " Mami memegang tangan Lala dan mengajaknya segera pergi .
" Lala cepat " Papi menyeret koper Lala dan membawa putrinya pulang .
Atlas langsung jatuh terduduk menatap Lala yang perlahan menghilang dibawa pergi kedua orang tuanya.
" Atlas , nak " Mommy dan Daddy memeluk Atlas secara bersamaan dengan perasaan yang sama hancurnya.
" Apa yang bisa aku lakukan Dad, Mom " sesak Atlas yang benar-benar tidak berdaya dengan kondisi ini .
Atlas tidak bisa menahan Lala untuk pergi dengan kedua orang tuanya sekalipun Atlas adalah suaminya karena Atlas dan keluarga benar-benar bersalah sejak awal hubungan ini dimulai .
" Aku kehilangan Lala " hancur Atlas yang tidak tau lagi harus mendapatkan Lala kembali dengan cara apa .
" Tidak Atlas, semua kami yang salah dan kami akan berusaha untuk itu . Kamu tidak akan kehilangan Lala " janji kedua orang tua Atlas .
...........
2 hari kemudian.
" Apa , jadi benar bayi itu bukan anak Atlas " ucap Daddy yang membuat Atlas dan Mommy yang mendengarnya menjadi lega .
" Rose kau benar-benar wanita sialan " Atlas langsung berlari masuk kedalam mobil lalu menuju markas dimana Rose tengah disekap .
" Atlas kau datang "
Dor
" Kau adalah biang dari semua masalah ini Rose bahkan aku harus membayar mahal atas kesalahan yang kau lakukan" ucap Atlas mengusap wajah Rose yang sedang meregang nyawa .
" Jadi aku melenyapkan mu atas kesalahan yang kau lakukan sebagai hukuman " ucap Atlas .
............
" Papi , Mami ini sangat seru " senang Lala tertawa bahagia menatap pemandangan indah dari atas kapal bersama kedua orangtuanya.
" Lala harus bahagia selalu ya " ucap Papi dan Mami mengecup kening Lala yang berdiri diantara mereka diujung kapal .
" Ayo kita foto " ajak Lala yang benar-benar merasakan kebahagiaan tiada tara ketika akhirnya sampai pada titik yang sedari kecil sangat Lala inginkan .
Disayang kedua orang tuanya!!!.
Sejak membawa Lala keluar dari rumah Atlas , kedua orang tua Lala selalu mengajak dan melakukan sesuatu yang membuat Lala sibuk hingga tidak sedetikpun Lala sempat memikirkan Atlas .
Mereka sudah berkomitmen untuk membahagiakan Lala dan menjadikan pelajaran bahkan kelalaian serta kurangnya waktu mereka untuk Lala menjadi celah bagi orang lain untuk memanfaatkan situasi itu .
Seperti yang dilakukan oleh orang tua Atlas .
Malam harinya.
Lala sama sekali tidak bisa tidur bahkan sudah bolak balik kesana kemari .
" Om Atlas lagi apa ya ?" pertanyaan Lala yang entah kenapa jika malam selalu terbayang Atlas walaupun siang nya lupa .
" Ehhhh, tapikan Lala nggak boleh lagi ingat-ingat Om Atlas sama keluarga nya, mereka udah jahat sama Lala " ucap Lala kembali teringat ucapan orang tua nya .
" Lala nggak tau entah Om Atlas atau keluarga nya yang berbohong namun mereka sama saja" ucap Lala .
Awalnya Lala udah percaya sama Atlas namun apa yang dikatakan Papi Lala ada benarnya juga, tidak mungkin orang dewasa seperti Atlas tidak tau rencana orang tuanya.
Atlas bisa saja berbohong agar Lala tetap berada disisinya bahkan jangankan untuk berbohong mengancam untuk bunuh diri saja dia bisa .
..........
Keesokan harinya.
Drettt
Drettt
Lala yang tengah menyetir itu menatap ponselnya yang berdering namun tidak berniat mengangkat karena nomor baru .
Sudah lebih dari 20 menit ponsel Lala berdering hingga akhirnya Lala memutuskan untuk meminggirkan mobilnya dan mengangkat telfon dari orang itu , barangkali penting.
" Baby ini aku " ucap Atlas terdengar sangat senang ketika Lala menjawab telfon nya .
" Om ngapain lagi telfon Lala ?" tanya Lala yang sudah memblokir nomor Atlas tempo hari .
" Tidak, tidak ada aku hanya ingin mendengar suara kamu " ucap Atlas yang tengah berdiri diatas gedung paling tinggi menatap dengan tatapan kosong .
" Sekarang Om udah dengarkan " kata Lala segera menutup telfon itu tidak ingin berbicara lebih lama lagi dengan Atlas .
Lala kembali melanjutkan perjalanan nya menuju perusahaan Papi untuk mengantar makan siang .
" Kak apa Papi ada diruangan nya?" tanya Lala pada Resepsionis.
" Tidak nona, tuan sedang pergi keperusahaan Ferdinand Grup " ucap resepsionis itu yang membuat mata Lala melotot dan segera berlari pergi .
" Apa yang Papi lakukan disana ?" ucap Lala berlari cepat takutnya malah terjadi cekcok antara Papi dan Daddy disana