NovelToon NovelToon
Si Tampan, Ketua Geng

Si Tampan, Ketua Geng

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Playboy / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dnnniiiii25

Arion adalah segalanya yang diinginkan setiap wanita dan ditakuti setiap pria di kampus. Tampan, karismatik, dan pemimpin Klan Garuda yang tak terkalahkan, ia menjalani hidup di atas panggung kekuasaan, di mana setiap wanita adalah mainannya, dan setiap pertarungan adalah pembuktian dominasinya. Namun, di balik pesona mautnya, tersembunyi kekosongan dan naluri brutal yang siap meledak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnnniiiii25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

     Kesadaran datang seperti ombak dingin yang menghantam karang, perlahan namun pasti membangun kan Arion dari dalam kegelapan yang pekat, Kepalanya berdenyut tak tertahankan, setiap gerakan terasa seperti tusukan ribuan jarum, Aroma karbol dan obat-obatan menusuk hidung, bukan wangi sampanye atau parfum wanita.

     Ia mulai membuka mata dan langit-langit putih sebuah ruangan asing menyambutnya, Bukan langit-langit penthouse Alditama yang mewah, bukan pula atap gedung yang ia pijak saat terakhir kali sadar, Tapi Sebuah ranjang rumah sakit, Dan ingatan terakhirnya, bayangan Luna yang dibawa pergi, serta wajah Rex dan Serena yang penuh kemenangan setelah menghantamnya kepala nya.

     Arion mencoba bangkit namun tubuhnya protes keras, Rasa sakit menjalar dari belakang kepalanya, ke rahangnya, ke seluruh tubuhnya yang babak belur, Ada perban melilit di lengannya, bekas goresan pisau Rex, yang kini terasa begitu sepele dibanding luka lain di hatinya.

     "Jangan banyak bergerak Dion,"

    bsuara Kenzie menegur, lembut namun penuh kekhawatiran. Kenzie duduk di kursi samping ranjang, wajahnya terlihat lelah dan cemas.

     "Kau beruntung bisa hidup."

     "Luna..." Suara Arion serak, kering, Kenzie menghela napas.

     "Dia... mereka membawanya pergi, Aku mencoba mengejar, tapi terlalu banyak orang, Alditama punya pengawal yang terlatih."

     "Bagaimana aku bisa di sini?" Arion bertanya, mencoba mengingat.

     "Petugas keamanan kampus menemukanmu tergeletak di luar gerbang belakang, Mereka bilang kau terlibat perkelahian dengan Rex, Aku juga sudah mengurus mereka agar tidak terlalu banyak bicara." Kenzie berhenti sejenak.

     "Mereka juga melaporkan bahwa ada penyerangan yang terjadi di pesta Alditama, Tapi semua saksi bungkam, Media hanya memberitakan kegaduhan kecil yang disebabkan oleh mahasiswa tak bertanggung jawab." Arion mengepalkan tangan, amarahnya membuncah.

     "Alditama sialan!"

     "Dan Rex..." Kenzie melanjutkan, nada suaranya penuh dendam.

     "Dia menghajarmu dari belakang Dion. Setelah itu Serena mendekat memeriksa denyut nadimu, lalu membisikkan sesuatu ke telingamu, Dia tersenyum, Senyum kemenangan." Arion merasakan panas di dadanya, Pengkhianatan, Itu lebih menyakitkan dari pukulan fisik manapun, Serena bukan hanya ambisius, dia adalah musuh.

     "Profesor Hadi dan Adrian?" Arion bertanya.

     "Mereka baik-baik saja, Mereka berhasil lolos, Tapi semua bukti yang kita miliki dari USB Dekan Anwar semuanya menghilang, Laptop Adrian juga diretas, Mereka menghapus semua jejak." Kenzie menggeleng.

     "Kita kembali ke titik nol Dion, Lebih buruk lagi, Luna di tangan mereka." Arion memejamkan mata, Keputusasaan mulai merayap, Ia telah gagal, Gagal melindungi Luna, gagal membongkar kebusukan ini.

     Saat ia menutup mata, bayangan Luna kembali melintas, Bukan Luna yang marah, bukan Luna yang terluka, melainkan Luna yang menatapnya dengan tatapan percaya, yang membalas ciumannya, yang berjanji akan bersamanya, Sebuah pengingat akan apa yang telah ia kehilangan, dan apa yang harus ia dapatkan kembali.

     Profesor Hadi dan Adrian datang menjenguk. Wajah mereka juga terlihat putus asa.

     "Kampus sudah kembali normal," Profesor Hadi menjelaskan, suaranya parau.

     "Pameran Luna dibubarkan, Semua karya seni dihancurkan, Mahasiswa yang protes diancam skorsing, Dekan Anwar dan Alditama mengadakan konferensi pers, membantah semua tuduhan, Mereka bahkan menyebut Luna sebagai dalang yang terprovokasi."

     "Sialan!" Arion menggeram, mencoba bangkit.

     "Aku harus keluar dari sini! Aku harus mencari Luna!" Profesor Hadi menahannya.

     "Tenang Arion, Kita tidak bisa bergerak secara emosional, Kita butuh strategi, Alditama adalah hiu yang sangat berpengaruh, Dia punya banyak koneksi di mana-mana."

     "Tapi kita tidak bisa diam saja!" Arion membalas.

     "Luna dalam bahaya!" Adrian menyela.

      "Aku mencoba melacak jejak digital mereka, Tapi mereka terlalu canggih, Semua komunikasi terenkripsi, Aku hanya menemukan satu hal yang mencurigakan, Ada pola pengiriman logistik aneh ke sebuah pulau pribadi milik Alditama". Arion menatap Adrian.

     "Pulau pribadi?"

     "Ya,, Pulau yang tidak terdaftar secara resmi di peta, Mungkin mereka menyekap Luna di sana."

     Arion merasakan secercah harapan, Luna masih hidup, Ia tahu Alditama tidak akan langsung membunuh Luna. Luna adalah kartu AS mereka, Kartu untuk mengontrol Arion, Kartu untuk mengancam orang lain.

     Arion keluar dari rumah sakit dengan paksa, menolak untuk berlama-lama, Kenzie mengantarnya kembali ke apartemen. Di apartemen, suasana terasa sunyi dan hampa tanpa kehadiran Luna, Ada lukisan-lukisan Luna yang masih terpajang di dinding, sebuah pengingat akan keberanian dan keindahan gadis itu.

     Arion mengambil salah satu lukisan Luna, sebuah lukisan abstrak yang menggambarkan kebebasan, ia membelai lukisan itu, merasakan sentuhan Luna, Ia bersumpah akan membawa Luna kembali, Ia tidak akan membiarkan Alditama menang. Ponsel Arion bergetar. Sebuah pesan dari nomor tak dikenal.

     "Selamat atas kekalahanmu Arion, Aku sudah bilang, kau hanya akan menghancurkan diri sendiri, Tapi jangan khawatir, gadis polosmu itu baik-baik saja, Dia hanya perlu sedikit dididik, Jika kau ingin dia aman, tetaplah di tempatmu Jangan membuat masalah".

     Ada sebuah Foto buram Luna terikat di kursi, di sebuah ruangan gelap, Mata Luna tampak putus asa, namun ada secercah perlawanan di sana, Arion mengepalkan tangan, amarahnya membuncah, Ia tahu siapa pengirim pesan itu. Serena.

     "Sialan!" Arion berteriak

      "Serena, Dia yang melakukannya!" Kenzie menatap Arion dengan ekspresi serius.

      "Apa yang akan kita lakukan Dion? Semua bukti hilang, Luna diculik, Kita melawan raksasa Dan sekarang Rex dan Serena juga menjadi musuh." Arion menatap keluar jendela, ke arah kampus yang kini terasa asing dan berbahaya.

     "Kita akan tetap bertarung Ken, Ini bukan lagi tentang geng, Ini tentang Luna, Dan aku akan membawa Luna kembali Bagaimanapun caranya."

      Ia merasakan tekadnya membara, Tidak peduli berapa banyak luka yang harus ia dapatkan, tidak peduli berapa banyak darah yang harus ia tumpahkan, Ia akan membawa Luna kembali.

1
Anonymous
Mantap Thor, kalau bisa update tiap hari lah 2 bab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!