'Menikah dengan kakak ipar bukanlah keinginan ku, tapi kenapa?? kenapa pandangan semua orang menjadi kian buruk hanya karena diriku menerima permintaan dari para orang tua demi bisa menyelamatkan mental keponakan ku?? aku-, diriku memang memiliki perasaan terhadap pria itu, tapi aku sama sekali tak memiliki niatan untuk merebut hati pria itu dari siapapun!! diriku bahkan telah lama mengubur perasaan ku dalam-dalam, karena-, ia adalah suami dari seorang wanita yang telah menyelamatkan kehidupan ku ...,'
'Saat langkah serta takdir kehidupan semakin terasa mencekik, kemana lagi aku harus pulang?? bayi yang ku besarkan-, apa aku mampu menyatakan semua kebenaran ini?? tapi jika diriku terus bungkam, bagaimana dengan nasib kak Wimie? wanita lemah lembut yang memungut serta menjadikan ku sebagai seorang adik perempuan yang ia banggakan!! tapi Tuan Louis?? aku-, getaran hatiku masih saja sama saat ia tiba-tiba menggenggam tanganku untuk pertama kalinya!! apa aku egois??' ~Hannah~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cahaya Kehidupanku-, Hanz Volksraad.
Kehidupan kedua?? aku tak lagi menginginkan nya ...,
🩵'Percayalah padaku!! aku akan memenangkan dirimu, Hanni!!!'
Hanz ....??
🩵'Bagaimana kondisi mu hari ini?? haruskah kita memilih untuk berpindah ruangan?? apa kau suka laut??'
Ada apa dengan ku?? kenapa-, Hanz??
Telapak tangan Hannah tergerak lemah, cahaya menyilaukan yang perlahan mengganggu penglihatan membuat gadis itu mencoba untuk menutup wajah.
Dimana diriku?? aku ingin bangun ... tapi kenapa mata ini terus terasa berat?? apa yang salah dengan diriku??
Semerbak lavender dari lilin aromaterapi agaknya membuat sang penghuni ruangan merasakan ketenangan dalam sepi,
Ruang kamar yang cukup luas dengan nuansa warna pastel dan cahaya lembut itu agaknya benar-benar membuat Hannah tenggelam, rasa kantuk yang masih mendera membuat tubuhnya lemah terbaring tanpa menyadari alur waktu yang terlewat,
Tak berselang lama,
Pintu ruangan kembali terbuka! langkah kaki beberapa orang yang terdengar begitu nyata agaknya membuat Hannah mencoba untuk mendapatkan kesadaran dengan sekuat tenaga.
"Bagaimana keadaannya??"
"Pergerakan tubuh Nona jauh lebih aktif daripada kemarin, Tuan!"
"Benarkah demikian??" netra hazel itu seketika berbinar, Hanz mempercepat langkah kaki dan akhirnya terduduk tepat di samping tubuh gadis yang telah lama ia impikan.
Hening!! pria itu kembali terpaku saat melihat tubuh rapuh sang gadis.
Beberapa luka yang terukir pada setiap inci dari tubuh mu, aku berjanji akan membuat perhitungan dengan mereka, Hanni!! kau harus bisa bangkit terlebih dahulu, aku mohon!
"Mungkin tubuhnya masih lemah!! tapi saya yakin, Nona akan segera mendapatkan kesadarannya! Anda tak perlu khawatir, segala pantauan dari kondisi organ vital Nona Vivian, semua menunjukkan hasil yang cukup memuaskan Tuan Volksraad!!"
Syukur lah!!! ku harap ia tak sungguh-sungguh dalam berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya!! jika langkahku sampai terlambat malam itu, mungkin diriku sendiri tak akan mampu untuk melanjutkan hidup karena harus kembali kehilangan dirimu, Vivian!!
*****
Cahaya matahari semakin meninggi!! namun hawa dingin masih terus menyelimuti kota Brachtislava!! bulan September merupakan bulan kedua dimana hawa dingin semakin menusuk tulang!! dan hal itu sama sekali tak membuat Edmund mengurungkan niat untuk menyambangi kediaman Louis Ferdinand.
Berkali-kali menekan tombol bel pada pintu utama, sosok sang kakak ipar akhirnya muncul dengan wajah datar tepat dihadapan nya.
"Apa yang membawa mu kemari??"
"Entah!! aku juga bingung!!" Edmund memalingkan wajah!! kedua tangannya masih tersembunyi nyaman dibalik mantel hitam tebal yang ia kenakan saat Louis Ferdinand menyambut nya dengan pertanyaan sinis.
Dasar bocah angkuh nan tolol!!!
Meski mendengus kesal, tapi Louis Ferdinand tak sampai hati jika harus mengusir sang adik ipar dan berakhir membiarkan pria itu melangkah memasuki kediaman besar miliknya.
Terduduk dihadapan sang kakak ipar!! raut wajah Edmund kembali nampak tak fokus pandangan nya tertuju pada area meja makan.
Sosok Hannah yang paling terbiasa nampak wara-wiri di area tersebut lagi-lagi membuat dada Edmund dilanda gemuruh sesak yang luar biasa,
"Aku sama sekali belum mendapatkan kabar apapun!! kau-, pasti juga mengkhawatirkan nya kan??"
"A-apa??"
"Hannah ..., kenapa kau bertingkah amat jahat padanya, Edmund?? alasan di balik kebencian mu terhadap istri kedua ku, apa itu karena perasaan mu padanya??"
Louis Ferdinand?? ia tahu perihal perasaan ku pada Hannah?? sejak kapan??
"Kau, Wimie dan Hannah, kalian-, bukanlah saudara kandung bukan?? Hannah hanya seorang anak adopsi!! hal itu kah yang membuat mu berani menaruh perasaan cinta terhadap Hannah??"
"Aku-, aku sungguh menyesal!!"
"Menyesal??" perkataan Edmund yang nampak begitu gagap seketika membuat alis Louis terangkat.
"Semua ini tak akan terjadi jika ayah tidak memiliki sikap serakah!! Hannah ...., dia selalu menjadi tameng atas apapun yang dilakukan oleh ayahku, Tuan Louis Ferdinand!!"
"Tunggu-, apa maksud mu?? bisakah kau berbicara dengan lebih jelas?!! apa kau tahu perihal beberapa pria yang ingin mencelakai Hannah?? apa kau ada disana malam itu, Edmund??!!!"
Apa yang kulakukan??? apa aku yakin untuk melakukan ini semua?? membuka semua tabiat buruk dari kak Wimie maupun ayahku sendiri?? kenapa?? kenapa diriku jadi bimbang sekarang??
*****
Senja hari itu terasa sangat berbeda,
Hanz Volksraad!! pria itu terus menyunggingkan senyum sembari membelai lembut area bibir juga pipi Hannah.
"Mmmmmhhhh ...,"
"My apologies!! did i wake you up??"
"Mmmm, Hanz ...,"
"Sssssttt!!! it's been a long time since we last saw each other, i missed you!!"
Telunjuk Hanz merambat lembut, tatapan hangat dari netra hazel itu seketika membuat Hannah kembali bungkam dengan sejuta pertanyaan dalam benak, nafas Hanz yang mampu menebar kehangatan karena jarak terpotong sempurna justru membuat Hannah terpaku dalam ketakutan.
"You were sleeping so peacefully!! mmmuuucchhh!!! i couldn't resist the urge to kiss you, Hanni!"
"Hanz-, please stop!"
Kalimat lirih yang terlontar lemah dari bibir Hannah akhirnya membuat pergerakan pria itu terhenti, nafasnya memburu tatkala tautan lidah yang berlangsung kilat itu terlerai dengan apik.
"Mmmmmhhhh, aku ... maafkan aku Hanni! aku hanya-, aku bahagia!! kau, dirimu benar-benar berada di dalam jangkauan pengawasanku mulai saat ini, aku sungguh tak tahu bagaimana cara mengungkapkan ini semua!!" Hanz berucap lembut, dahinya kembali menyatu serta menempel hangat dengan dahi sang gadis.
"Hanz, kenapa kau menyelamatkan ku? kenapa dirimu tak membiarkan ku pergi?? aku-, aku sungguh tak ingin lagi tinggal di dunia ini, Hanz ...,"
"Hey!! no!! why do you have to do that kind of thing, hmmm???! look at me!! You ..., you are this precious you!! how can I possibly let you go??!"
Hannah mencoba untuk menghindar dari tatapan sang pria, namun sia-sia! telapak tangan Hanz justru menangkup pipi gadis itu dengan amat gentle.
"Listen!! dirimu-, adalah gadis yang selama ini ku cari!! kau bisa tetap mencintai pria lain!! tak apa!! tapi tolong!! jangan meminta ku pergi darimu, Hannah!! jadikan aku pelarian!! jadikan diriku sebagai rumah yang akan terus kau kunjungi saat dirimu merasa letih dan kesepian!! pulang lah hanya padaku, aku akan selalu menerima dirimu dalam kondisi apapun!! percayalah padaku,"
Hanz ..., aku tak tahu siapa dirimu, tapi-, kenapa dirimu bertindak sejauh ini?? kalimat lembut serta perlakuan hangat ini, apa aku pantas mendapatkan nya??