Andre baru saja membeli rumah yang letaknya bisa di bilang antara kota dan juga kampung, dan di sinilah dia merasa nyaman dengan harga rumah yang tidak seberapa mahal.
sedikit terpencil namun di bagian depan begitu asri karena ada pohon rambutan yang menaungi rumah tersebut, tapi ketenangan menunggu rumah ini tidak bertahan lama karena sebulan setelah tinggal di sana. Andre kerap kali menemukan jejak kaki berlumpur.
semula di abaikan saja karena dia tidak berpikiran macam-macam, namun itu terus terjadi sehingga rasa curiga pun mulai muncul.
Ada apakah dengan rumah ini?
Apakah ada sesuatu sehingga rumah di jual dengan harga murah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Ada suara
"Kau lihat lah ini, Ndre! masa baru buka pintu kita langsung bertemu dengan rawa." Bima kembali protes ketika mereka ingin membersihkan bagian belakang rumah.
"Ya aku juga tidak tahu lah, kan aku baru tahu tempat ini setelah datang dengan mu!" jawab Andre.
"Maka nya lain kali kalau mau beli apa pun itu harus di survei dulu bukan langsung di beli." Bima merutuk panjang pendek.
"Harga nya murah jadi aku pun memutuskan untuk beli ini, lagi pula aku merasa tempat nya strategis gitu loh untuk membuka usaha." Andre memberikan alasan.
"Eh entahlah, aku tidak tahu apa isi otakmu itu." Bima malas berdebat dan langsung membersihkan bagian belakang rumah.
Andre pun hanya diam saja sambil terus kepikiran apa yang telah dia lihat tadi saat di pohon rambutan, sudah berusaha untuk melupakan semua itu tapi tetap saja tidak bisa membuat dia begitu gundah harus bagaimana. baru beberapa hari saja sudah mengalami begitu banyak hal yang menakutkan, entah bagaimana pula nanti untuk kedepan nya.
Bukan cuma bagian kaki saja yang dia lihat ketika ada di sana, melainkan juga seorang wanita dengan lidah begitu panjang. yang mengganggu pikiran Andre adalah ketika tangan wanita itu seolah di ikat oleh tali besar, dia juga seolah merasa begitu kesakitan karena tangan tersebut tidak bisa lepas dari tali.
Beda lagi dengan hantu tadi malam yang dia temui di alam mimpi, sebab yang dia lihat di dalam mimpi nya adalah seorang iblis dengan muka hancur serta kuku nya begitu panjang. mimpi yang seolah terasa begitu nyata karena sampai sekarang pun leher Andre masih terasa perih, ketika melihat di cermin tidak ada luka tersebut membuat Andre pun benar-benar bingung di buatnya.
"Kok malah bengong saja, ayo bantuin aku ini." Bima menoleh karena Andre masih melongo.
"Ah iya, tapi sepertinya aku lebih baik masak saja lah karena kita belum makan siang dari pagi pula tidak makan." Andre teringat kalau mereka belum punya makan siang.
"Ya sudah terserah kau saja, tapi pintu nya di buka aku takut kalau di tutup." Bima masih trauma dengan rawa ini.
"Iya, lagi pula dapur nya pun bisa sambil melihat kau di sini tuh ada jendela nya." Andre pun masuk ke dalam rumah untuk mempersiapkan semua masakan.
Mereka emang sempat belanja beberapa bahan dan akan di masukkan ke dalam kulkas, pastinya di sini mereka harus belanja banyak agar bisa makan dengan baik karena agak jauh juga tempat untuk membeli beberapa bahan. namanya saja rumah di tengah-tengah seperti ini antara kota dan juga kampung, tidak ada yang dekat saat mau menuju mana pun.
"Aku tidak boleh penakut seperti ini lah." Andre berusaha menguatkan diri.
Tapi sekuat apa pun dia berusaha untuk yakin kalau rumah ini tidak ada penghuni jahat nya, tetap saja rasa takut itu ada di dalam hati karena secara tidak langsung dia telah melihat bagaimana bentuk penghuni rumah ini. ada niat untuk menghubungi penghuni lama karena dia ingin tahu apa yang telah terjadi di rumah ini, mungkin kah penghuni lama pindah karena tidak sanggup diganggu oleh penghuni tak kasat mata.
"Kaki itu masih saja terus ada di sana kalau aku tidak melihat secara langsung." Andre melirik Bima yang sedang berjongkok membersihkan rumput.
"Kenapa dia mengikuti Bima seperti itu?" batin Andre penuh tanda tanya.
"Apa dia adalah hantu yang di katakan Bima ketika sedang mandi ya?!" Andre baru ingat dengan cerita teman nya soal gadis yang penuh darah.
"Tidak, ini kaki dan wajah nya tadi tidak ada darah kok!" Andre bicara sendiri dan menyangkal ucapan nya sendiri.
Kalau sudah urusan soal gaib begini maka siapapun pasti akan merasakan apa yang di namakan itu rasa takut, kalau Andre sebelumnya bersikeras dan mengatakan kalau di sini tidak ada apa pun. tapi sekarang dia mulai goyah dan yakin ada sesuatu yang tidak beres di rumah ini, hanya saja hatinya belum yakin sepenuh nya.
"Andre mau masak apa ya hari ini?" gumam Bima sambil mengumpulkan semua rumput agar nanti saat kering bisa di bakar.
"Hahhhh, Ya allah! semoga memang tidak ada masalah lah di rumah ini." harap Bima karena dia memang tidak punya tempat lagi.
Bluuuup, Bluuuup.
Bima melirik ketika dari dalam rawa yang telah di bersihkan muncul lah gelembung seperti air yang mendidih, reflek dia langsung berdiri karena takut ada sesuatu yang menarik dia seperti kemarin. tapi masih di perhatikan juga itu gelembung apa, atau mungkin hanya mata air biasa yang ada di sana.
"Lari."
"Andre?" Bima menoleh karena ada suara yang menyuruh dia berlari.
"Lari."
"Kau jangan menakuti aku, Ndre!" minta Bima karena dia masih mendengar suara tersebut.
"Tapi...
Bima baru tersadar bahwa suara yang menyuruh dia lari itu bukan lah suara seorang pria, melainkan suara seorang wanita dan jelas mereka di sini tidak ada yang berjenis kelamin wanita hanya ada mereka berdua saja dan itu sama-sama pria.
Bluuup, Bluuuup.
"Lari."
"Aaaah Ya Allah!" Bima berlari dan menutup pintu rumah kencang.
"Apa lah kau ini, Bim?" Andre yang sedang berjongkok di depan kulkas jadi kaget.
"Ak...aku!" Bima tidak tahu pula bagaimana cara menjelaskan nya.
"Kau kenapa?!" Andre mendekati teman nya ini karena Bima memang sudah kelihatan ketakutan.
"Ini, aku tadi mendengar ada suara anjing menggonggong di sana jadi aku takut ada babi maka nya langsung masuk rumah." Bima berdusta karena dia tidak yakin Andre akan percaya dengan apa yang telah dia dengar.
"Mana sih?" Andre melihat dari jendela untuk mematikan apakah memang benar.
Untung nya dari kejauhan memang ada suara anjing yang menggonggong seperti sedang mengejar sesuatu, jadi Andre pun percaya kalau Bima memang takut ada babi yang akan masuk ke dalam rumah mereka. padahal Bima sedang ketakutan setelah mendengar ada suara yang menyuruh dia berlari, timbul juga tanda tanya di dalam hati ini.
"Kenapa dia menyuruh aku berlari setelah melihat gelembung air?" Bima sungguh bingung dengan apa yang ia alami.
"Mungkin kah hantu nya berbeda ya?" Bima bertanya tanpa sadar.
"Apa nya yang beda?" Andre menoleh karena barusan tidak dengar.
"Ah tidak, aku bilang suasana nya sekarang sudah berbeda tidak seperti saat pertama kita datang." Bima memilih untuk berdusta saja.
Padahal dia juga bingung kenapa memilih untuk berdusta tidak mengatakan yang sejujurnya pada Andre, bahkan sekarang Bima menyadari kalau dia mulai merasa nyaman di rumah ini dan tidak ada niat untuk pergi lagi seperti pertama kemarin.
Selamat pagi Besti jangan lupa like dan komennya ya, terima kasih salam hangat dari Mak NJ semoga kalian sehat selalu.
makin seruuu jalan ceritanya , ga sabar thor, penasaran banget/Bye-Bye/
allahumma sholiallah Sayyidinna Muhammed