NovelToon NovelToon
Ikhlasku Mencintaimu

Ikhlasku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:81.7k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Ketika di bangku SMA, Gaffi Anggasta Wiguna dan Bulan Noora selalu berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang penuh dengan keserasian. Di balik kedekatan yang mengatasnamakan pertemanan, tersembunyi rasa yang tak pernah terungkapkan. Bukan tak memiliki keberanian, melainkan Bulan Tengah mengejar seseorang. Anggasta memilih jalan sunyi, memendam dan mencoba tetap setia mendampingi sampai kebahagiaan itu benar-benar datang menghampiri perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati. Barulah dirinya mundur pelan-pelan sambil mencoba untuk mengikhlaskan seseorang yang tak bisa dia genggam.

Lima tahun berlalu, takdir seakan sengaja mempertemukan mereka kembali. Masihkah cinta itu di hati Anggasta? Atau hanya bayang-bayang yang pernah tinggal dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Sedikit Berbeda

Bulan terkejut ketika sudah ada Haidar di depan kafe. Dia menoleh ke arah samping di mana Anggasta berada. Tak ada keterkejutan sama sekali di wajah Anggasta. Seperti sudah tahu dan hanya anggukan disertai senyuman yang lelaki itu berikan.

"Gua duluan."

Senyum yang begitu manis terasa menyakitkan untuk Bulan. Matanya kembali nanar menatap punggung lebar yang mulai menjauh. Dan kini, sudah menghilang di balik pintu mobil.

Ungkapan hati Anggasta masih terngiang di kepala. Haidar yang mengajak bicara pun tak didengar.

"Bulan!"

Barulah perempuan itu tersadar dan menoleh ke arah Haidar yang ada di belakang kemudi.

"Are you okay?" Hanya mengangguk pelan.

"Tante tadi hubungi aku, nanyain kamu lagi sama aku enggak. Soalnya udah malam. Kebetulan aku habis nganter Alma ke kafe yang enggak jauh dari sini lihat kamu dari jalan. Aku nunggu kamu deh."

Penjelasan Haidar membuat rasa bersalah semakin dalam. Dia meyakini jika temannya itu kini semakin kecewa padanya.

Di dalam kamar, dipandangi foto dirinya dan Anggasta. Tersenyum kompak ke arah kamera. Disentuhnya figura tersebut dengan air mata yang kembali menggenang.

"Gua jahat ya, Fi?"

Kenangan manis bersama Anggasta mulai berputar. Ketulusan lelaki itu memang sangat dirasakan. Sayangnya, tak ada rasa yang tumbuh. Hanya sebatas nyaman jika tengah bersama. Air mata pun menetes tanpa diminta.

"Andai lu enggak suka sama gua, kita akan jadi teman selamanya."

Perihal hati tak bisa dipaksa. Hanya saja Bulan merasa sangat bersalah karena tak bisa membalas sayang yang Anggasta miliki. Padahal, dia yang paling setia dan tulus. Selalu ada tanpa diminta.

Tak ada yang berubah dari Anggasta. Seperti tak ada kejadian apapun semalam. Sikapnya masih hangat dan tutur katanya masih sangat lembut kepada semua karyawan termasuk dirinya.

Bulan sudah mengetuk pintu ruangan, suara dari dalam membuatnya masuk dengan sopan. Menyerahkan materi untuk meeting dengan senyum yang begitu manis.

"Simpan saja di meja," titahnya yang terfokus pada laptop.

Ada sedikit perih ketika melihat sikap Anggasta. Suara lelaki itu begitu dingin. Bulan pun segera keluar dari sana karena lelaki itu sama sekali tak menoleh kepadanya.

Ketika mereka berada di mobil yang sama untuk menuju tempat meeting, tak ada obrolan apapun. Anggasta masih fokus pada materi yang Bulan beri karena belum sempat diperiksa. Hanya obrolan keprofesionalan yang ada di dalam mobil. Sesekali Bulan memperhatikan. Namun, pandangan lelaki itu tetap pada layar lembaran kerja yang Bulan beri.

Ada sebuah kekosongan yang Bulan rasakan. Pesan dari Anggasta kirim hanya pesan perihal pekerjaan. Tak lebih dan tak kurang. Seperti ada jarak yang diberikan. Namun, semesta seakan masih mendekatkan mereka berdua. Di mana dirinya harus kembali ikut serta dalam meeting bersama Anggasta.

Semenjak lelaki itu bersikap jauh berbeda dari biasanya. Kharisma yang dipancarkannya begitu luar biasa. Bulan terpana termasuk peserta rapat. Selain tampan, Anggasta juga begitu cerdas. Dan sebuah celetukan terdengar setelah meeting usai.

"Wanita mana yang nantinya sangat beruntung mendapatkan Anda ya, Pak Anggasta?"

Hanya seulas senyum yang Anggasta berikan. Itu tak luput dari pandangan Bulan. Bahkan, secara terang-terangan ada yang ingin meminta Anggasta untuk menjadi menantu. Perkataan yang dianggap candaan oleh sang direktur ternyata sedikit mengganggu Bulan.

"Apa di dunia bisnis itu seperti itu? Rela menjodohkan anaknya hanya untuk keberlangsungan perusahaan." Anggasta hanya tersenyum mendengar pertanyaan Bulan yang di luar konteks pekerjaan.

"Hanya sebagian kecil," jawabnya tanpa menghentikan langkah.

Mulut Bulan terkatup rapat karena jawaban Anggasta begitu singkat dan langsung menuju mobil. Bulan melirik ke arah Anggasta yang semakin terdiam. Sepertinya pertanyaannya tadi membuat tak nyaman.

"Maaf," ucap Bulan begitu pelan ketika mereka sudah duduk di dalam restoran steak.

Atensi Anggasta mulai beralih. Manik mata mereka berdua pun bertemu.

"Saya enggak bermaksud--"

"Pertanyaan yang biasa dan bahkan banyak orang lontarkan," potongnya. "Sudah waktunya makan. Pesanlah!"

Itu bukan seperti Anggasta. Terasa dingin dalam berucap serta tak ada senyum yang terukir sama sekali. Wajahnya pun sangat datar. Di tengah keheningan sambil menunggu pesanan datang tak ada obrolan yang mereka buka. Apalagi Bulan yang merasa canggung terlebih Anggasta yang masih tetap memandang ponsel dengan serius.

Sekarang, hanya suara peraduan garpu, pisau dan piring yang terdengar. Suara seseorang sedikit memecah keheningan hingga pandangan mereka berdua kompak tertuju pada orang yang ternyata sudah ada di samping meja mereka.

Perempuan cantik dengan baju formal sudah duduk di samping Anggasta tanpa permisi. Meminum jus yang Anggasta pesan. Lelaki itupun hanya menggelengkan kepala pelan.

"Pesan gih!"

Alma menggeleng. Mengambil alih garpu yang sudah menusuk daging dari tangan Anggasta. Lalu, memasukkan ke dalam mulut. Bulan begitu tercengang. Sedangkan Anggasta malah tertawa. Tawa yang sudah hampir seminggu tak Bulan lihat

"Ada masalah?"

Alma segera menatap Anggasta. Menelisik wajah lelaki itu dengan mata yang memicing.

"Kamu cenayang kah?" Anggasta kembali tertawa dan mengacak puncak rambut Alma. Ada mata yang terlihat iri.

"Aku butuh teman diskusi."

Sebuah kalimat yang membuat kunyahan Anggasta terhenti. "Your boyfriend?"

Alma tersenyum, tapi rautnya berbeda. "So busy."

Bulan menutup mulutnya rapat. Haidar selalu mengatakan jika Alma yang sibuk. Dan sekarang malah Alma yang mengatakan sebaliknya. Dia tak berani menatap ke arah Alma. Sikap ramahnya seperti tak ada lagi.

Alma segera mengeluarkan iPad dari tas. Menunjukkan kepada Anggasta apa yang ingin didiskusikan. Dipandanginya layar iPad dengan serius hingga kedua alis Anggasta sedikit menukik.

"Kepala aku udah mau pecah, Gas," adunya tanpa dibuat-buat.

Kembali Anggasta menatap Alma. Kepalanya mengangguk pelan menandakan siap membantu. Alma pun tersenyum begitu lebar.

"Untuk waktunya nanti aku kabarin lagi." Acungan jempol dengan senyum yang melengkung lebar terukir di wajah cantik Alma.

"Mereka sudah putus? Tapi, masih terlihat layaknya pasangan yang menjalin hubungan. Apalagi Gaffi yang terlihat sangat perhatian."

Perempuan itu tak lama di sana. Dia pamit, tapi tak memanggil Alma dengan panggilan seperti biasanya.

"Aku duluan ya, Bulan."

Terasa begitu aneh. Biasnya Alma akan memanggilnya pacarnya Gagas. Apa Anggasta yang melarang Alma untuk memanggil seperti itu? Padahal, dia tak keberatan.

Belum lama Alam pergi, ponsel Anggasta bergetar. Telinganya sedikit ditajamkan karena dia tahu siapa yang menghubungi Anggasta.

Mata Anggasta seperti mencari sesuatu. Sampai dia rela melihat ke kolong meja.

"Ada Al, kamu tunggu aja di sana."

Bola mata perempuan itu terus mengikuti lelaki yang setelah sambungan telepon terputus segera beranjak dari duduknya setelah menemukan barang milik Alma yang terjatuh. Langkahnya pun begitu tergesa. Teringat akan sikap Anggasta yang dulu. Di mana begitu sigap jika dia meminta bantuan.

"Bisa enggak sih Fi sikap lu kembali seperti itu ke gua? Hangat seperti dulu."

...*** BERSAMBUNG ***...

Boleh minta komennya???

1
NadiraDira
selamat ya penganten baru
Rahmawati
tunjukan pesona istri seorang aggasta gaffi wiguna
Tanti Retno Wati
mantap all
Yus Nita
divinisi kaya dari orok 7 turunan. 7 tanjakan 7 tikungan gak bakal habis.
itu lah keturunan Wifuna
Riris
dari harta...kadang2 mata manusia jadi gelap😔
Sayem Sayem
mantap Alma keluarkan taring singa ..buang lh saudara yg busuk hati ktempat sampah yg layak untuk d huni manusia serakah
sum mia
keren.... Alma , tunjukkan kalau kamu bukan wanita lemah . karena ada seorang Ghaffi Anggasta Wiguna yang akan selalu ada di sampingmu . biarin aja harta dan perusahaan di ambilnya , tapi yakinlah setelah itu tidak akan berlangsung lama . karena seorang Ghassan Aksara Wiguna tidak ada tinggal diam .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Wiwin Winarsih
cakeep jd istri singa wiguna hrus berani ya al.
Rani Kamila
lanjut ki
Salim S
keluar juga teringat nya alma...itu baru menantu keluarga singa..
N I A 🌺🌻🌹
begitu harta di serahkan ke setya pasti dady aksa langsung bikin perusahaan nya bangrut😂😂😂😂 singa di lawan
btw kok banyak typo fie🤭☺️
Marlina Armaghan
nah begitu alma hdp mereka
Lusi Hariyani
para penggila harta warisan yg serakah akn kena karma y nnti
Lusia
memang klu jodoh itu cerminan diri kita sendiri... keren banget sih selir dan suaminya, untung istri tua gak ikut, bisa abis tu adek opa setta
uchiek hiday
calon2 uler keket muncul nih, si alsa
Ida Lestari
bagus Alma.....Skrang Alma Uda sperti suami nya yg berani,ksih aja pelajaran bwat orang2 yg seenaknya SMA kmu.....
lnjut trus Thor
semangat
Sri Lestari
Og gampang banget langsung dikasih itu harta ,,, meski suami kaya tp kan itu milik kita 🤔
nonaleutik
tunjukan taring mu Al 👍👍👍👍
herni herni
kakk.. aku selalu ngikut trus ni ceritanya dari zaman Gio n rion.. boleh ya kak minta dobel up n yg pnjng 🙏.. love sekebon buat kakak
Adin,
aku nughu boncap kapan /Puke//Puke/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!