NovelToon NovelToon
Bukan Kamu Boss...Tapi Barista Berotot Itu

Bukan Kamu Boss...Tapi Barista Berotot Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Romansa / Satu wanita banyak pria
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: whatdhupbaby

Vivian Shining seorang gadis dengan aura female lead yang sangat kuat: cantik, baik, pintar dan super positif. Dia tipe sunny girl yang mudah menyentuh hati semua orang yang melihatnya khusunya pria. Bahkan senyuman dan vibe positif nya mampu menyentuh hati sang bos, Nathanael Adrian CEO muda yang dingin dengan penampilan serta wajah yang melampaui aktor drama korea plus kaya raya. Tapi sayangnya Vivian gak sadar dengan perasaan Nathaniel karena Vivi lebih tertarik dengan Zeke Lewis seorang barista dan pemilik coffee shop yang tak jauh dari apartemen Vivi, mantan atlet rugbi dengan postur badan bak gladiator dan wajah yang menyamai dewa dewa yunani, juga suara dalam menggoda yang bisa bikin kaki Vivi lemas sekita saat memanggil namanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon whatdhupbaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Pengakuan dan Pelepasan di Antara Aroma Biji Kopi

Area retail 'The Cliffside Cafe'.

Vivian masih memegang erat toples biji kopi pilihannya. Mia sibuk mengamati detail mug-mug di rak seberang, meski sesekali melirik ke arah Vivian dan Nathanael.

Nathanael mendekati Vivian dengan langkah tenang. Mia, yang melihatnya dari sudut mata, hanya mendengus pelan. Dia memutuskan untuk pura-pura sibuk dengan koleksi mug, memberi mereka ruang.

"Sudah ketemu kopinya, Vi?" tanya Nathanael, suaranya lembut, hampir seperti bisikan, hanya untuknya.

Vivian menoleh, memandangnya. Di matanya, ada campuran rasa terima kasih, kebingungan, dan sedikit kesedihan. Dia mengangguk, erat-erat memeluk toples kopi itu seperti perisai. "Iya. Terima kasih, Nat. Ini... ini bisa jadi oleh-oleh yang sempurna," bisiknya, suaranya serak.

Nathanael mengangguk perlahan, matanya tak pernah meninggalkan Vivian. Dia menarik napas dalam, seolah mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan sesuatu yang telah lama dipendam.

"Mungkin..." ujarnya, suaranya lebih dalam dan lebih tulus dari biasanya, tanpa ada sisa-sisa sifat bosnya. "Aku bisa mundur sekarang, Vi."

Vivian membeku. Jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat.

"Aku akan tetap setia menjagamu. Darinya, atau siapapun yang cuma mau menyakitimu," lanjutnya, nadanya tegas namun penuh kepasrahan. "Aku tidak akan pernah membiarkan dia membuat senyummu jatuh. Tapi..."

Dia berhenti sejenak, menatap Vivian yang kini wajahnya mulai memucat.

"...jika dia benar-benar bisa membuatmu bahagia, jika Zeke adalah orang yang kamu pilih, maka aku... aku juga akan berbahagia untukmu, Vi. Aku janji."

Pengakuan itu menggantung di antara mereka, jujur dan menyakitkan. Vivian terdiam membatu. Mulutnya terbuka sedikit, tetapi tidak ada suara yang keluar. Rasanya seperti seluruh udara di ruangan itu dihisap keluar. Dia hanya bisa menunduk, memeluk erat toples kopi untuk Zeke itu, merasakan dinginnya kaca menembus bajunya. Matanya terasa panas, dan sebuah bola emosi yang besar mengganjal di tenggorokannya.

Tapi dia menahannya.

Dia tidak boleh menangis.

Nathanael memandangi sosok Vivian yang terlihat begitu kecil dan rapuh. Dengan gerakan yang sangat halus dan penuh kelembutan—sebuah sisi yang sangat jarang ditunjukkannya—dia mengangkat tangan dan mengusap kepala Vivian dengan lembut, seperti menghibur seorang anak kecil.

"Maaf," bisiknya, suaranya berat. "Aku sudah membebani mu dengan perasaanku, Vi. Itu tidak fair."

Sentuhan itu terasa seperti kedua hal: sebuah penghiburan dan sebuah selamat tinggal.

Setelah mengatakan itu, Nathanael menarik tangannya perlahan. Dia memberikan satu pandangan terakhir yang dalam pada Vivian, lalu berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Vivian sendirian di antara aroma kopi dan kebingungannya, masih memeluk erat oleh-oleh untuk pria lain, dengan hati yang berantakan oleh kata-kata perpisahan dari pria yang mungkin terlalu lama diam-diam mencintainya.

_________

Mia, yang dari kejauhan mengamati interaksi intens antara Vivian dan Nathanael, baru saja menghela napas lega melihat Nathanael berbalik untuk pergi. Tapi, sebelum dia bisa mendekati Vivian yang tampak terguncang, sosok lain sudah mendahuluinya.

Noah dengan santainya menyelinap di antara rak-rak kopi, senyumnya yang percaya diri kembali menghiasai wajahnya. Dia sama sekali tidak membaca—atau mungkin mengabaikan—aura berat yang masih melingkupi Vivian dan Nathanael yang belum sepenuhnya pergi.

"Vi!" sapanya riang, memecah kesunyian yang pekat. Mia dari seberang ruangan langsung mendesah panjang, matanya memutar ke atas langit-langit penuh rasa frustasi.

"Besok kita pergi ke Bali Zoo, yuk! Mumpung kamu masih liburan. Katanya asik loh, bisa kasih makan gajah," ujar Noah tanpa basa-basi, seolah mereka sudah merencanakannya dari kemarin.

Vivian, yang masih berusaha menyusun kembali perasaannya yang berantakan pasca pengakuan Nathanael, hanya bisa membuka mulut terkejut.

Dia bahkan tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

Tapi, Nathanael, yang mendengar ajakan itu, berhenti di jalannya. Dia berbalik perlahan. Ekspresi dinginnya kembali, tetapi kali ini dihiasi dengan cahaya tantangan yang tajam di matanya. Dia melangkah mendekati mereka, posisinya sekarang seperti membentuk segitiga dengan Vivian di tengah.

"Aku bisa mengantarmu besok, Vi," ucap Nathanael, suaranya datar namun terasa sangat kuat, menusuk langsung pada ajakan Noah. Pandangannya tidak pada Vivian, tetapi tertuju pada Noah, seolah melemparkan tantangan bisu.

Vivian serasa ingin meleleh dan menghilang di antara tumpukan biji kopi. Dia terjebak di antara dua pria tersebut, wajahnya memancarkan rasa canggung dan kebingungan yang sangat jelas. Dia memandang Noah yang masih tersenyum percaya diri, lalu menatap Nathanael yang wajahnya seperti batu nisan, dan kembali lagi ke Noah.

Mia, yang menyaksikan ini semua dari kejauhan, hanya bisa menepuk jidatnya berkali-kali. "Ini sudah keterlaluan," gumannya lirih.

Sementara itu, Mini-Vivi sudah melompat-lompat kegirangan sambil berteriak: "AKU MENCIUM AROMA DRAMA BARU NIH! DUA PRIA, SATU WANITA, SATU TIKET KE BALI ZOO! INI BAKALAN JADI DRAMA EPIC!!"

Vivian akhirnya menemukan suaranya, yang terdengar lirih dan serak. "Aku... aku..." ujarnya, tidak bisa memutuskan harus menjawab siapa, atau bahkan apakah dia ingin pergi ke Bali Zoo besok.

Suasana kembali tegang. Noah masih dengan senyumnya, Nathanael dengan tatapan dinginnya, dan Vivian di tengah-tengah, seperti deer in the headlights, siap untuk diterjang oleh drama yang sama sekali tidak dia minta.

__________

Pojokan area retail 'The Cliffside Cafe'. Mia berpura-pura memeriksa sebuah mug dengan sangat teliti, sementara di pikirannya, dia sedang berbicara dengan personifikasi alam bawah sadar Vivian, "Mini-Vivi".

Dari kejauhan, Mia menyaksikan ketegangan antara Noah, Nathanael, dan Vivian yang terjebak di antara mereka. Alih-alih membantu, sebuah senyum licik muncul di bibirnya. Dia memalingkan muka dan berpura-pura sangat tertarik pada sebuah mug bergambar kura-kura yang sedang berselancar.

Sebuah percakapan seru sedang terjadi:

Mia, "Ini baru sajian utamanya! Lihat itu, mini. Dua lion jantan sedang mengaum memperebutkan satu rusa betina. Squeals internally!"

Mini-Vivi duduk di bahu Mia, mengenakan setelan sutra dan memegang remote control seolah ibu ibu yang menikmati drama pagi hari."Mia, ini sudah level drama romantis komedi! Tinggal tambah satu pria lagi, maybe yang tipe bad boy atau childhood friend, dan trope-nya bakal lengkap! Aku sudah siapkan popcorn!"

Mia matanya berbinar. "Apa perlu kita undang Zeke juga? Biar makin rame? Bayangin... Zeke tiba-tiba muncul di sambil bawa koper karena kangen berat sama Vivian. The ultimate plot twist!"

Mini-Vivi menggelengkan kepalanya dengan cepat, wajahnya tiba-tiba panik. "JANGAN! Jangan panggil Zeke! Aku belum siap untuk log out lagi! Kalau Zeke dateng, Vivi bakal kebakar habis-habisan, dan aku... aku nggak mau kehilangan semua drama seru ini. Pertarungan Noah si charming ex vs Nathanael si bos cold-but-secretly-soft itu gold mine! Jangan dirusak!"

Mia mengangguk pelan, seolah setuju dengan pertimbangan yang sangat masuk akal dari Mini-Vivi.

Mia. "Oke, oke. Setuju. Jangan panggil Zeke. Biarkan dia tetap jadi the mysterious coffee guy di rumah untuk sekarang. Lebih aman untuk kesehatan mental kita semua. Tapi... kita masih bisa fuel sedikit api yang sudah ada, kan?" ujarnya sambil melirik ke arah trio yang masih sedang dalam keadaan deadlock.

Mini-Vivi mengacungkan jempol. "YES! Fuel the fire! Tapi jangan sampai kebakarannya jadi out of control. Kita kan cuma penonton yang menikmati drama, bukan arsonis."

Mia menyipitkan matanya, melihat Vivian yang sedang sangat tidak nyaman, lalu melihat kedua pria yang saling mengukur. Senyumnya semakin lebar. Dia sudah tidak bisa menunggu untuk melihat kelanjutan dari episode "Liburan Penuh Kejutan" ini.

_________

1
Naurila Putri
kereenn lanjutt terussssss kakkk
ethereal: terimakasih kak🙇🙇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!