NovelToon NovelToon
TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Terlarang
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: julies

Area ehem ehem! Yang bocil harap Skip!!!

Bagi Candra, sang Casanova, tidak ada perempuan yang bisa dia ajak serius untuk menjalin suatu hubungan setelah merasa hidupnya hancur karena perceraian sang ayah dan ibunya.

Perempuan bagi Candra adalah miniatur, pajangan sekalian mainan yang hanya untuk dinikmati sampai tetes terakhir.

Namun, kehadiran Lila, seorang gadis yang kini menjadi adik tirinya, membuat dia harus memikirkan ulang tentang cinta. Cinta dan benci hadir bersamaan dalam indahnya jalinan kasih terlarang.

Lalu bagaimana jika larangan itu tetap dilanggar dan sudah melampaui batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jealous

Pagi menggeliat. Kalila membuka matanya. Ia tertegun melihat jemari yang masih melingkar di sepanjang perut dan pinggang rampingnya.

Jam menunjuk ke angka enam pagi. Sebenarnya kalau masih ingin bersantai, Kalila bisa saja mengingat jam masuk kerja magangnya pukul delapan. Namun, Kalila rasanya tidak ingin Candra kembali berulah yang parahnya ia pun tidak bisa menahan gejolak hasratnya sendiri.

Jadi Kalila memutuskan untuk bangun lebih dulu tanpa membangunkan Candra. Persetanlah Candra akan marah kalau ia bangun kesiangan karena Kalila tidak membangunkannya. Lagipula, lelaki itu kan bos di perusahaan, tak akan ada konsekuensi jika ia telat datang.

Jadi Kalila mandi secepat kilat lalu berganti baju secepatnya pula. Ia harus memanfaatkan keadaan hening ini untuk bergegas berangkat ke perusahaan.

Kalila menutup rapat pintunya dengan perlahan. Aman. Sang pemaksa masih betah dalam mimpi basahnya.

"Non, Lila, ayo sarapan dulu. Bibi udah bikin nasi goreng kesukaan Non Lila."

Ya ampun, bibi, kenapa harus ada adegan sarapan segala! Baru kali ini Kalila menyesal harus sarapan. Biasanya terbalik mengingat ia yang memang diwajibkan makan tepat waktu karena maagnya.

"Oke Bi, makasih ya."

Mau tidak mau, Kalila meluangkan waktu juga untuk sarapan. Sambil makan, matanya sesekali melirik ke atas, takut Candra keburu bangun dari tidur.

Sweety sudah mengeong, Kalila meletakkan jemari di depan bibir menyuruh kucingnya diam. Tapi kucing tetap saja kucing, dia tidak mengerti bahasa manusia apalagi sejenis Kalila yang tidak jelas pagi ini.

"Yeeeee selesai. Aku jalan ya Bi." Kalila kemudian menenggak susu sampai habis hingga bibirnya belepotan.

"E eh Non Lila, bersihkan dulu atuh bibirnya cemong begitu." Bibi mengejar Kalila sambil membawa tisu. Ya ampun, kenapa ada-ada saja! Kalila seperti sedang dikejar setan padahal setannya masih pingsan.

Kalila menghembuskan nafas lega. Ia sudah berada di dalam bus dengan nafas ngos-ngosan. Lalu Kalila mengeluarkan peralatan make upnya yang hanya terdiri dari bedak bayi dan lipstik saja. Kalila segera berdandan rapi sebelum ia tiba di perusahaan.

Namun, Kalila menyadari dari tadi ada sepasang mata menatap ke arahnya. Lelaki itu sampai bertopang dagu, melihat Kalila sambil tersenyum manis.

"Kamu ngapain sih?" tanya Kalila jengah.

Lelaki berjas rapi itu tertawa kecil lalu menunjuk kakinya yang diinjak oleh Kalila sedari tadi.

"Aaahhhh, maaf, Mas. Aku gak sengaja. Ya ampun, sepatu mahal jadi kotor." Kalila segera berjongkok lalu meraih tisu bekas mulutnya tadi dan membersihkan bekas injakannya.

"Gak papa, biasa aja lagi." Lelaki di sampingnya itu menjulurkan jemari. "Libra." Ia memperkenalkan diri.

Kalila tersenyum hangat lantas segera menjabat tangan lelaki itu.

"Kalila Jenar Jovanka."

"Panjang banget nama kamu."

"Eh?"

"Aku bilang tadi nama kamu panjang banget kayak kereta api. Memangnya kalau kenalan sama orang, harus selengkap itu ya ngasih tahu namanya?" Lelaki bernama Libra itu terkekeh geli. Kalila menanggapinya dengan tawa yang sama.

"Udah kebiasaan. Lagian, memangnya Mas Libra namanya Libra doang?"

"Enggak. Nama aku juga panjang kayak nama kamu. Tapi, aku lebih suka ngenalin diri pake panggilan aja."

Kalila mengangguk-angguk mengerti.

"Oh iya, kamu kerja?" tanya Libra sambil memperhatikan Kalila yang sudah rapi dengan pakaian khas orang kantoran itu.

"Aku masih kuliah, Mas. Tapi sekarang lagi magang di perusahaan Kumara grup."

"Wah, itu perusahaan gede loh. Kebetulan juga aku mau ke sana siang nanti."

Kalila surprise mendengarnya. Kebetulan yang menyenangkan. Apalagi ia melihat Libra tampan, gagah sama seperti Candra. Candra lagi! Dasar Kalila sudah mulai bucin!

"Wah semoga nanti kita ketemu lagi ya." Kalila tertawa simpul.

Akhirnya mereka berpisah dengan Kalila yang duluan turun. Eh, tapi dia bingung, kenapa orang yang sepertinya dari kaum terpandang dan memakai jas mahal seperti Candra itu naik bus? Bukan berarti tidak boleh, cuma sedikit aneh karena hal itu jarang Kalila temui sekarang ini.

Tak mau menebak-nebak, Kalila akhirnya masuk ke ruangan. Di sana baru ada beberapa pegawai. Belum ada Jessy. Ia jadi urung mau bersantai jadi ia memutuskan masuk ke dalam ruangannya.

Pukul setengah delapan, Kalila pergi ke pantry, niatnya mau minta dibuatkan teh hangat tapi ia menghentikan langkah saat tak sengaja melihat Candra datang bersama Bella. Bella menggandeng mesra atasannya itu sedang Candra sama sekali tidak berusaha melepaskan tangan Bella. Lihat itu, Kalila kok jadi sedih ya?

Kalila urung ke pantry. Ia masuk dan naik kembali ke dalam lift. Kalila berjalan gontai menuju ruangan itu lagi. Ia menyibukkan diri dengan komputer. Saat Candra datang pun, lelaki itu sama sekali tak menggubris dirinya.

Kalila ingin menangis, tapi dia mencoba menguatkan diri. Apa dia saja terlalu geer berharap Candra akan memperlakukannya berbeda setelah kejadian semalam?

Ternyata ia saja yang terlalu percaya diri. Hal itu mustahil akan terjadi. Kalila juga merasa aneh, bukannya itu bagus? Sebab mereka tidak akan lagi menodai hubungan saudara tiri karena hal terlarang seperti semalam.

"Sayang, nanti jam satu kamu ada meeting sama perwakilan perusahaan Darma Wijaya." Bella berkata dengan manja lantas duduk di atas pangkuan Candra. Kalila awalnya tak mau melirik tapi setelah ia melihat Candra malah melingkarkan jemari di pinggang Bella hingga keduanya tampak begitu intim sekali itu, ia jadi menoleh juga.

Kalila merasa nyeri, seperti merasa terkhianati pula. Namun, ia segera mengalihkan lagi pandangannya ke depan komputer. Bisa Kalila rasakan Candra menatapnya tajam saat ini melalui sudut matanya.

Kalila segera bergegas keluar.

"Mau kemana lo?"

"Maaf, Pak, permisi ke toilet," jawab Kalila tanpa menoleh. Entahlah, ia hanya tidak mau melihat pemandangan mesra itu jadi ia menjawab tanpa menoleh.

"Gak sopan banget sih kamu, Candra ajakin kamu ngomong!"

Menyebalkan, Kalila akhirnya berbalik. Hatinya seperti ditikam sembilu melihat mesranya Candra melingkarkan lengan di sepanjang pinggang Bella. Heey! Biarkan! Kamu cuma adik tiri! Hatinya berusaha menyadarkan.

"Saya permisi." Kalila segera berbalik lagi lalu benar-benar pergi keluar ruangan. Kalila tidak pergi ke kamar mandi, ia hanya duduk di pantry dengan lesu.

"Neng, mau dibikinin apaan?"

"Apa aja, Bu. Yang manis ya."

Mungkin minuman manis bisa menghilangkan kenangan pahit barusan. Setelah ia tenang, barulah Kalila kembali. Saat ia kembali, Bella sudah di kursinya sedang Candra sedang asyik dengan gawainya. Kalila mendengus, kesal kepada diri sendiri yang tiba-tiba jadi melow begini. Lagipula, bukannya dia juga yang meminta Candra menjauhinya?

Siang harinya, ruangan Candra terdengar diketuk, beberapa orang masuk. Mereka orang penting dan salah satunya langsung berbinar begitu melihat Kalila.

"Hey, kalau jodoh memang gak bakal kemana."

Kalila terlonjak kaget lalu mendongak, saat melihat lelaki yang sedang berdiri di depan mejanya ia jadi tersenyum.

"Mas Libra? Kok di sini sih?"

"Kamu lupa aku bilang bakal ada meeting di perusahaan ini?"

"Ah iya, aku lupa, Mas." Kalila tertawa.

Candra hanya menyaksikan pemandangan itu dengan mata berapi-api. Bella sendiri segera mempersilahkan tamu penting itu duduk di sofa bersamanya dan Candra.

Meeting itu istimewa karena perusahaan Darma Wijaya juga bukan perusahaan biasa. Namun, Kalila merasa was-was saat ia kedapatan melihat Candra yang malah fokus memandangnya tajam. Apa yang salah? Dia sama Bella pangku-pangkuan Lila biasa aja kok. Biasa tapi berdenyut nyeri. Susah kalo dua orang saling suka tapi gengsinya selangit! Makan itu gengsi biar kenyang!

1
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
selalu semangat kakak, Tuhan memberkati dgn kebahagiaan dan kesabaran....
moominRJ
Lanjutt kaa😍
moominRJ
Hahaa bner tuh ka mamam tuh gengsi🤣
moominRJ
Awas la hati2 nanti demit gondrong ganteng ngegrayangin kmu lagi😁
moominRJ
Makasihh ka up nya🥰
moominRJ
Wahhh wahh bisa2nya si gondrong memanfaatkan moment🤭
Yayang Coedil
nahlhoooo.........!!!!!
Susi Lawati
bagus juga cerita nya
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
pokoknya the best kalo kak Julies, si ceo gondrong 🤗🤗🤗🤗
july: hihihi
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
moominRJ
Smngatt kaka mksih up nyaa🥰
moominRJ
Wah lila hati2 bucin sma keong racun🤣
moominRJ
Candra omesss🤣
moominRJ
Posesif sekalih anda bpa candra😁
moominRJ
Makanya bella ngaca sadar diri jg cuma sekertaris ko kya bos ngatur2
moominRJ
Makasih up nya kaka🥰
moominRJ
Posesif amat pak🤭
Reni Anjarwani
semanggat up terus kak karyanya bagus
lyani
nah kan siap2 kau bel
lyani
bukannya takut ketahuan kamu bel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!