Joi, siswa SMA kelas 2 yang cuek dan pendiam, memiliki kemampuan indigo sejak kecil. Kemampuannya melihat hantu membuatnya terbiasa dengan dunia gaib, hingga ia bersikap acuh tak acuh terhadap makhluk halus. Namun, pertemuan tak terduga dengan Anya, hantu cantik yang dikejar hantu lain, mengubah kehidupannya. Anya yang ceria dan usil, terus mengikuti Arka meskipun diusir. Pertikaian dan pertengkaran mereka yang sering terjadi, perlahan-lahan mencairkan sikap cuek Joi dan menciptakan ikatan persahabatan yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joi momo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usaha Joi 5
Hari beranjak sore suara rihuk pikuk rumah sakit dan juga motor dan mobil di jalan menyamarkan suara langkah kaki Joi.
Joi dengan tenang berjalan menuju kamar Anya.
Sambil memikirkan rencana untuk mengembalikan ruh Anya ke jasadnya.
Rasanya hal ini membuat kepala Joi sakit, mengapa hal tidak masuk akal ini harus ia hadapi.
Langkah Joi pun terhenti di depan pintu ruangan tersebut.
rasanya aneh, seperti hawa keberadaan Anya hilang.
Joi pun langsung mendorong pintu tersebut dan benar saja kamar itu sudah kosong.
Seketika nafas Joi pun mulai tidak beraturan.
seperti nya Anya sudah di bawa pindah dari tempat ini.
Joi langsung lari ke koridor dan mencari perawat yang bertugas di ruangan itu.
"Woi jangan lari lari!" ucap beberapa orang yang marah karena Joi berlarian dan membuat ribut.
"Suster, sus.. Kenapa ruangan 12 kosong!" tanya Joi terbata bata sambil mengatur nafasnya.
Padahal ia belum benar benar sampai di ruangan itu.
"Maaf adik, pasien di ruangan tersebut sudah di bawa pulang" jawab suster tersebut.
"Apa yang terjadi!"
"Oh menurut keterangan nya, pasien mau di bawa keluar negeri" ucap suster itu lagi menjelaskan.
Oh tidak, celaka.
aku harus segera menemukan Anya.
kalau semakin di jauhkan bisa bisa Anya gak bakalan bisa balik ke tubuh aslinya.
"Sus, bisa minta alamat rumahnya."
"Maaf soal itu, menurut prosedur nya gak bisa ya dek."
Sial..!! Sial..! Siap..!
Harus bagaimana ini,
padahal waktu semakin sore dan aku gak tau Anya dimana.
Ini pasti ulah paman Anya itu, si bereng sek itu pasti punya rencana buruk lain untuk mencelakai Anya.
Joi pun langsung berlari meninggalkan rumah sakit, ia berlari ke arah gang sempit dan jarang di lalui orang.
Ia pun memusatkan energinya dan menghentakkan kakinya beberapa kali ke tanah.
sambil memanggil manggil sang bau reksa.
Sang bau reksa pun muncul secara tiba tiba, dengan wajahnya yang seram dan giginya yang tajam tajam.
Ia menyeringai seolah memamerkan betapa ngerinya dirinya.
"Ada apa?" ucap bau reksa, dengan suaranya yang bergema di sekitaran gedung gedung itu.
"Anya hilang, Anya di bawa pergi" jawab Joi menjelaskan.
Joi pun menceritakan semua kejadian beberapa hari yang lalu dan juga paman Anya ada kaitannya dengan ruh Anya dan juga gunung tempat ruh Anya di culik.
Sang bau reksa hanya tersenyum, seolah olah dia sudah tahu.
"kenapa kau malah tertawa hei mahluk tua besar!" ucap Joi sedikit marah "Untung kau besar kalau enggak udah ku tampol!"
"Sabar nak, l ini sudah ku prediksi." tegas Sang bau reksa "Sekarang kita harus cepat cepat menyusul mereka."
"Tapi kemana!"
"Ke bandara Kuala Namo."
Bandara, tidak mungkin secepat itu mereka berangkat dan meninggalkan tempat ini, atau ini sudah di rencanakan oleh si keparat itu sejak awal.
Sang bau reksa pun menepuk bahu joi yang tampak sedang melamun dan meyakinkan Joi untuk terus melangkah.
"Pulanglah nak, persiapkan dirimu!" ucapnya tegas "Dan ingat, ini akan membuat mu menjadi seperti kriminal"
"Apa maksudnya!" ucap joi terkejut dan ada getaran hebat di dalam dirinya.
"kita akan rebut gadis itu, dan mereka akan menganggap mu sebagai penculik"
Joi pun langsung menelan ludah "Gleg!" karena ini menyangkut hidupnya dan masa depan nya.
"Kalau kau siap, aku dan seluruh pasukan ku juga siap membantu mu, tapi jika kau ragu maka tinggalkan semua ini.!"
Joi pun menarik nafas panjang. "Aku siap apapun resikonya!"
Sang bau reksa pun menyeringai.
"Baiklah, gedung tertinggi di kota ini, kau harus membawanya ke tempat itu!"
"Tapi itu jauh sekali dari bandara!" jawab Joi.
"Gunakan kekuatan mu nak!"
"Tapi jika aku gunakan untuk memindahkan mereka semua maka aku akan tumbang!" jawab Joi.
"Kau hanya perlu membawa jasad anya, atau mungkin kau bisa membawa ayah dan ibunya juga." balas Sang bau reksa.
Joi pun terdiam.
ia harus apa, bingung menyelimutinya.
"Lalu bagaimana aku bisa meneman jasad Anya"
"Akan aku tunjukan" jawab sang bau reksa.
Joi pun langsung mengambil ancang ancang dan kemudian ia menghilang dari tempat itu.
**
Joi pun kembali ke rumah dan terlihat Anya terbaring lemas.
Ji pun langsung berlari mendekatinya namun karena sangat lelah joi pun langsung jatuh tersungkur.
"Tidaakk!" ucap Anya terkejut "Kau tak apa apa!"
Anya pun segera bangkit dan berjalan sempoyongan mendekati Joi.
Joi pun berusaha bangkit namun badan nya terasa berat,
Tampaknya a terlalu banyak menggunakan energinya.
"Kamu gak apa apa, kenapa kau jatuh" ucap Anya sembari membantu Joi bangkit.
Joi pun langsung memegang pipi Anya dengan mata yang berkaca kaca.
"Aku pasti menyelamatkan mu" ucap joian tangan yang bergetar
Anya pun kemudian menangis, ia sedih melihat Joi berjuang begitu keras.
"Kau tak perlu lakukan semua sampai seperti ini"ucap Anya dengan air mata yang terus mengalir "Aku lebih baik begini selamanya ketimbang aku harus melihatmu menderita!"
Joi pun langsung menutup mulut Anya dan menghapus air matanya.
"Tatap mataku, kau akan hidup dan kita akan bahagia bersama!"
Anya pun menatap mata Joi yang penuh dengan keyakinan dan ia pun langsung memeluk joi dengan erat.
***
