NovelToon NovelToon
Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan / Solo Leveling
Popularitas:335
Nilai: 5
Nama Author: Adam Erlangga

Di dunia lama, ia hanyalah pemuda biasa, terlalu lemah untuk melawan takdir, terlalu rapuh untuk bertahan. Namun kematian tidak mengakhiri segalanya.

Ia terbangun di dunia asing yang dipenuhi aroma darah dan jeritan ketakutan. Langitnya diselimuti awan kelabu, tanahnya penuh jejak perburuan. Di sini, manusia bukanlah pemburu, melainkan mangsa.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah suara bergema di kepalanya:
—Sistem telah terhubung. Proses Leveling dimulai.

Dengan kekuatan misterius yang mengalir di setiap napasnya, ia mulai menapaki jalan yang hanya memiliki dua ujung, menjadi pahlawan yang membawa harapan, atau monster yang lebih mengerikan dari iblis itu sendiri.

Namun setiap langkahnya membawanya pada rahasia yang terkubur, rahasia tentang dunia ini, rahasia tentang dirinya, dan rahasia tentang mengapa ia yang terpilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33

Rombongan murid baru yang berangkat dari pelabuhan akhirnya tiba di Akademi Rousen. Mereka dikumpulkan di alun-alun utama yang begitu luas dan megah.

"Apa ini benar-benar bangunan sekolah.?" Tanya Rudy dengan wajah tercengang.

"Sepertinya ini istana." Jawab Marco.

"Kau benar Marco, ini terlihat sangat mewah dan besar." Saut Rudy kagum.

"Sampai kapan kau akan terkejut seperti itu terus.?" Kata Emma sambil melirik kesal.

"Memang banyak hal yang mengejutkanku di dunia ini." Saut Rudy sambil tersenyum kaku.

"Tapi tempat ini benar-benar sangat menakjubkan, Emma." Kata Lilia penuh semangat.

"Aku ingin pulang saja kak, sepertinya aku tidak pantas berada disini." Kata Rin ragu-ragu.

"Huh, kalian semua membuatku pusing." Saut Emma dengan nada jengkel.

Dari kejauhan, Bima melihat mereka semua dan melambaikan tangan.

"Baiklah, aku tinggal dulu. Sangat menyenangkan mengobrol dengan kalian, aku harap kalian segera belajar di Akademi ini." Kata Bima.

"Ah, terimakasih banyak Pak Instruktur." Saut Rudy sambil menundukkan tubuhnya hormat.

....

Beberapa saat kemudian, seluruh murid sudah berkumpul di alun-alun utama. Jumlahnya mencapai 5.200 orang, berasal dari berbagai penjuru kota. Suasana ramai terdengar, hingga akhirnya mereka disambut oleh seorang inspektur Akademi.

"Ehem. Selamat datang di Akademi Rousen, murid-murid." Kata Inspektur bernama Juro.

"Pertama-tama, kalian akan di-test ulang untuk diseleksi lebih lanjut. Yang lulus seleksi akan diberikan Pin untuk melanjutkan ke test berikutnya. Ada tiga test yang harus kalian jalani. Semoga kalian berhasil." Kata Juro tegas.

Sekejap, kerumunan murid mulai bergumam dengan suara protes.

"Apa maksudnya ini, bukankah kita sudah diterima masuk ke Akademi.?" Teriak salah satu murid.

"Iya itu betul!"."Kenapa kita harus test ulang!"."Kita sudah jauh-jauh datang kesini hanya untuk belajar!"

Suasana mulai ricuh.

"Jika kalian tidak setuju dengan aturan ini, kalian dipersilahkan untuk pulang sekarang. Perlu kalian ketahui, Akademi Rousen hanya menerima murid yang benar-benar berbakat. Jika kalian bisa melewati ujian ini, kalian pasti menjadi bagian dari murid Akademi." Kata Juro lantang.

....

"Hem, aturan yang cukup menarik." Kata Rudy sambil menyilangkan tangan.

"Jika ada test tertulis, sudah pasti aku akan gagal." Kata Marco dengan panik.

"Kita lihat saja testnya seperti apa." Saut Emma tenang.

"Jika ada test tertulis, kita masih punya Emma. Jadi kau tenang saja Marco." Kata Rudy mencoba menenangkan.

"Aku harap dia mau membantu." Saut Marco.

"Huuh." Saut Emma menghela nafas malas.

....

Tiba-tiba, langit bergemuruh. Puluhan batu raksasa berbentuk persegi panjang turun dari angkasa.

BREDOM! BREDOM! Suara dentuman mengguncang tanah ketika 50 batu raksasa itu mendarat di alun-alun yang luas.

"Apa itu.?" Tanya Rudy kaget.

"Batu itu turun dari langit, sangat mengejutkan sekali." Saut Marco.

"Aku tidak menyangka, alun-alun disini sangat luas, bahkan bisa menampung semua batu raksasa itu bersama dengan ribuan orang." Kata Lilia takjub.

....

"Test pertama. Kalian akan dibagi menjadi 50 kelompok. Sudah ada para senior yang akan membimbing kalian. Lihat nomor pendaftaran kalian, dan berbarislah sesuai nomor itu." Kata Juro.

Kerumunan murid segera bergerak, mencari kelompoknya masing-masing.

"Kita di sebelah sana Rudy." Kata Emma sambil menunjuk.

"Ah oke." Saut Rudy.

"Jumlah setiap kelompok sekitar 100 orang lebih. Test apa yang akan dilakukan disini ya." Kata Lilia heran.

Beberapa saat kemudian, seluruh murid sudah berbaris rapi sesuai nomor pendaftaran.

"Baiklah. Test pertama ini adalah mengukur kekuatan sihir. Kalian akan lulus jika berada di tingkat Rank C." Kata Juro.

"Test pertama dibuka!" Teriak Juro.

"Berbarislah dengan rapi, aku akan memanggil kalian sesuai nomor urut!" Seru para senior Akademi.

Satu per satu murid maju ke depan, meletakkan tangan mereka di atas batu sihir, lalu mengeluarkan energi mereka. Batu itu memancarkan cahaya berwarna yang menandakan tingkat kekuatan sihir mereka.

ZING! ZING! ZING! Cahaya demi cahaya memenuhi alun-alun.

"Kau tidak lulus." Kata seorang senior.

"Ah, aku tidak lulus. Sialan!" Seru murid itu kecewa.

"Kau tidak lulus." Kata senior lain.

"Tidak mungkin aku gagal! Pasti kau membodohiku!" Protes murid yang gagal.

"Jangan protes. Selanjutnya." Ujar senior singkat.

ZING! "Kau lulus, pergilah kesana." Kata senior sambil menunjuk ke arah tertentu.

"Yee, aku lulus! Aku lulus!" Sorak murid yang berhasil.

Suara pengumuman lulus dan tidak lulus bergantian terdengar memenuhi lapangan.

....

"Selanjutnya." Kata senior.

"Akhirnya giliranku tiba." Kata Rudy.

"Jangan berlebihan Rudy." Saut Emma.

"Kau tenang saja Emma." Kata Rudy penuh percaya diri.

ZING! Batu bersinar. "Kau lulus." Kata Senior singkat. "Selanjutnya."

Emma dan Lilia pun maju, keduanya berhasil lulus dengan lancar. Kini giliran Rin.

"Tekan kekuatanmu Rin, jangan tunjukan kekuatanmu yang sebenarnya." Kata Marco berbisik.

"Baik kak." Jawab Rin patuh.

ZING! "Kau lulus." Kata Senior.

"Huh, untung saja." Gumam Rin dalam hati.

Kini giliran Marco.

"Apa dia akan melakukannya seperti di benteng kemarin.?" Tanya Rudy khawatir.

"Kalau dia melakukannya, mungkin kita tidak sekelas dengannya." Jawab Emma.

Marco maju dengan wajah tegang.

"Sekarang giliranku. Aku harus menekan kekuatanku... tapi bagaimana caranya.?" Kata Marco dalam hati.

ZIIING! Batu bersinar sangat terang, memancar hingga membuat semua orang terkejut.

"Haa!? Tidak mungkin!" Seru Senior.

"Itu… apa benar dia murid baru?" Tanya Juro, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Arrgh, aku mengacaukannya lagi." Gerutu Marco dalam hati.

"Sudah kuduga." Kata Emma datar.

"Huh, dia sangat payah sekali." Saut Lilia sambil menghela nafas.

"Kau… kau lulus. Silahkan pergi kesana." Kata Senior sambil menunjuk ke arah Juro.

"Ah, baiklah, terimakasih." Saut Marco dengan wajah cemberut.

....

Di tempat Juro.

"Halo Inspektur. Apa benar aku dipanggil kesini.?" Tanya Marco.

"Ah, itu benar. Silahkan duduk disini." Kata Juro.

"Terimakasih Pak Inspektur." Saut Marco sopan.

"Dari mana kau berasal.?" Tanya Juro.

"Saya dari kota selatan, Pak." Jawab Marco.

"Apa kau tahu dengan kekuatanmu sendiri? Kau berada di Rank A. Itu sudah setara dengan para Pahlawan di kerajaan ini." Kata Juro serius.

"Ah, hehe. Aku tidak tahu itu." Kata Marco kikuk.

"Ini adalah Pin Expert Class. Kau akan dibimbing langsung oleh Mahaguru." Kata Juro.

"Apa aku tidak melakukan test selanjutnya.?" Tanya Marco.

"Itu tidak perlu, bahkan test selanjutnya tidak berarti untukmu." Jawab Juro.

"Baiklah, lalu kemana aku pergi sekarang.?" Tanya Marco.

"Aku akan mengantarmu ke ruang Mahaguru." Jawab Juro sambil berdiri.

"Sekarang Pak.?" Tanya Marco.

"Tentu saja sekarang. Kejadian ini sangat langka, apa kau tau.?" Tanya Juro.

"Ahaha, baiklah Pak." Jawab Marco.

Mereka berdua pun segera berjalan menuju ruang Mahaguru.

....

"Sepertinya kita tidak akan sekelas dengannya." Kata Rudy.

"Hem, biarkan saja dia." Saut Emma.

"Kau juga harus berjuang Rin. Mungkin setelah ini kita berpisah." Kata Lilia.

"Baik kak Lilia." Kata Rin sambil memberi hormat.

....

{Ruang Mahaguru}

"Ah, Alicia.? Apa yang membawamu kemari.?" Tanya Mahaguru bernama Rewin.

"Saya menghadap kepada Mahaguru." Kata Alicia, Eva, dan Herry serentak.

"Apa ada urusan penting.?" Tanya Mahaguru lainnya, Anna.

"Saya ingin melapor kepada Mahaguru tentang kejadian yang sebenarnya di Benteng Selatan." Kata Alicia.

"Ehm.?" Gumam Rewin sambil memperhatikan.

....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!