NovelToon NovelToon
Lampu Kuning Kawah Sikidang

Lampu Kuning Kawah Sikidang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Ketos / Perjodohan / Cintamanis / Reinkarnasi
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ys Simarmata

Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jauhnya jarak terbentang

Tak ku sangka terlalu jauh langkah Sagam berubah di hari ini, ia mengirimkan pesan padaku ['Aku mau kerja, tadi singgah di kantor katanya kamu sudah enggak kerja disana. Kamu pindah kemana?'] Apa pihak security tidak memberi tahu Sagam akan pemindahan kerja ku? Mungkin terlihat jelas konflik rumah tangga kami, buktinya seorang suami tidak tahu keberadaan istrinya.

['Iya, aku pindah ke Jakarta kota, maaf ya baru beri tahu... Rencananya aku juga mau ngekost malam ini karena terlalu jauh disawah besar," menyebut kan alamat baru ku.

['Kenapa gak bilang dari awal coba!'] Sagam marah dengan keputusan ku yang mendadak,sampai ia lupa akan perjanjian itu.

['Kayak nya kamu lupa deh Sagam tentang perjanjian Kita, untuk tidak menggangu privasi satu sama lain. Ya udah nikmatin aja ya.'] Sagam tak mampu membalas pesanku, ia lebih mengabaikan nya. Untuk waktu senggang ini aku memilih untuk berbelanja baju-baju untuk keperluan ku, tidak ingin rasanya kembali ke rumah itu.

Mall terdekat dengan kost menjadi incaran ku jika nantinya kost itu cocok dengan ku,"Lisa ayok." Ajakku pada staff kantor, ia tersenyum bangga bisa dekat dengan ku. Kamu berjalan bersama dengan tergesa-gesa kami melaju melewati jalan Raya menuju kost pilihan Lisa.

Benar kata Lisa untuk ukuran kamar begini bisalah untuk dipertimbangkan, AC juga sudah terpasang lengkap hanya terima bersih nantinya. Apa perlu ku bagikan lokasi ke Sagam, ah sepertinya tidak usah.

Pembayaran dan penyerahan kunci,

begitu mudah dunia ini jika uang beserta

kita. Bahkan kata lelah terbayar dengan mudah oleh ku. "Lisa nanti kamu pulang bareng saya, enggak usah naik angkutan umum untuk hari ini. " Ia mengangguk girang, nantinya ku bawa ia untuk belanja. Lumayan ada yang bawa belanjaan nantinya.

...          Begitu mudah bagi seorang Adriana....

...          Mendapatkan apa yang dia mau jadi...

...          persetan dengan kata kesedihan, ayo...

P

...          Dri jadi jati dirimu yang telah hilang....

...          Anggaplah Sagam bonus atas doamu....

Walaupun Sagam berusaha untuk mengembalikan suasana hati kecil ku menolak untuk itu, terlalu sakit perbuatan Sagam padaku, ia secara terang-terangan untuk memasukkan wanita itu ke dalam hubungan kami, itu trauma tersendiri

dalam memperjuangkan cinta Sagam

hingga akhirnya aku lelah dan memilih mengakhiri pertarungan.

 Pulang bersama dengan Lisa, gadis manja nan taat pada ku, bahkan dijam luar kantor ia masih menganggap ku atasannya, ya jujur memanfaat kan moment itu juga ya. Pertama kami singgah dulu untuk memilih baju-baju hamil yang bisa di pakai dikantor. Ini lumayan aku suka bisa dipakai lama melihat potongan model nya, Lisa juga suka. Ada beberapa pakaian dalam dan ya aku sangat suka dengan sepatu flatshoes diujung sana, aku membelinya. Tidak lupa membelikan Lisa satu sebagai ungkapan pertemanan, ia menolak namun aku terus memaksa nya.

"Buk, ini hampir dua Minggu gaji saya... Ah ke mahalan Bu," tolaknya halus padahal sudah membawakan belanjaan ku. "Iya kalau kamu yang beli gak sanggup, tapi ini kan uang saya suka-suka saya lah. Kamu nih repot banget, ini kalau kamu enggak mau anter barang-barangnya ke mobil aja biar kita makan." Kurang ajar banget si Adri gak ada sikap menghargai nya sesama pekerja.

Pasti begitu isi pikiran pembaca ku, ah itu taktik ku saja. Lisa bolak-balik memakai sepatu itu dan aku yakin dia suka. Kenapa aku keberatan dengan harga Rp 300.000 sekian itu, itu mah bisa di beli, ya ku beli juga tas agar lebih diskon katanya. Aku kasihan dengan Lisa gaji UMR dapat apalah, apalagi selama perjalanan keluarganya bolak-balik menanyakan soal uang ke dia, emang di pikir setiap orang tinggal dijakarta banyak duit apa!

"Kamu mau makan apa?" Lisa menunjukkan menu termurah, oke mungkin ini menu pilihannya. Ku pilih jus dan cemilan untuk kami, pandangannya tertuju pada totabag belanjaan menunjukkan bentuk tas pilihannya tadi. Ia melihat mataku yang terus memandangi nya. Ku ambil hikmahnya dengan bertemu Lisa, Tontonan livenya menunjukkan Sagam sedang istirahat makan siang juga. Ia tersenyum kala Sagam menjawab komentar nya.

"Eh maaf Bu, saya suka banget nonton live para masinis begini. Harap-harap dapat jodoh

masinis entar." Ketawa nya canggung, ia mulai terbuka tapi tetap ingat batasannya.

"Siapa sih?" kura-kura dalam perahu maksudnya pura-pura tidak tahu padahal

luar dalam sudah ku tahu semuanya.

"Kalau ini mas Sagam Bu, anaknya baik banget. Coba deh ibu lihat." Aku tersenyum segaris, di live Sagam bak manusia yang berbeda terkesan cuek namun humble. Apa aku buat akun fake ya di aplikasi ini untuk mengawasi kegiatan Sagam. Boleh juga :)

Kami makan dan kemudian kembali ke kantor, sesuai dengan janji ku pada Lisa untuk hari ini kami pulang bersama, ia tau diri kok langsung membantu ku memasukkan barang-barang kedalam kost sepetak ini.

"Eh bawa nih, terlalu sumpek disini." Kata ku menyerahkan tota bag milik Lisa, ia membukanya dengan penuh semangat, senyuman melebar mendapati tas itu ada ditangannya sekarang. "Buk... Makasih banyak ya Bu, murah rezeki ya Bu." Aku hanya tersenyum dingin, tidak tahu rasanya melihat senyum Lisa seolah ia tidak pernah mendapatkan kebahagiaan nya tersendiri.

Ambil hikmahnya aja.Aku memberikan pesan untuk para Bibi dirumah, dan ya aku juga tidak lupa memberikan pesan pada Sagam untuk tidak memikirkan keberadaan ku sekarang. Untuk saat ini lebih baik menjauh terlebih dahulu,kalau terlalu dekat enggak baik juga untuk kesehatan mental kami.

Tuntutan pekerjaan semakin banyak,bahkan sampai dini hari masih memikirkan untuk pekerjaan besok, Sagam juga pasti sudah tidur sekarang. Ia tidak live kah? Mudah-mudahan sih live ya, aku sudah mulai mengantuk soalnya. Biar suara Sagam menemani malam ku, benar doa ku didengar oleh Tuhan, Sagam live dengan teman-temannya, sepertinya Sagam kembali ke asrama khusus masinis. Itu teman-temannya yang belum menikah telah bergabung menjadi satu membuat satu kumpulan bermain gitar.

"Masak mie yuk," ajak temannya. Sagam dan yang lainnya menurut, mereka memasak sembari menyanyi di dapur kecil seperti dapur umum. Bahagia sekali Sagam tanpa

ada cerita ku masuk kedalam hidupnya.

"Yang baju biru udah sold out belum" ku kirim komentar seraya menggoda, kenapa aku berani? Karena akunnya fake guysss. Tawa ku mendadak lepas ketika teman Sagam merangkulnya dan hampir saja satu ciuman mendarat di pipi Sagam. " Oh masih normal nih pengantin baru... Buat kalian jangan godain Sagam ya, udah ada istri ini," kata temannya mendekat ke handphone Sagam.

"Udah kakak pisces, udah sold out ya... Kalau hodie hitam belum kak, co di keranjang kuning aja." canda nya menjawab komentar ku.

"Lo yakin gam gak pulang, kasihan bini lo dirumah di anggurin." Tawa mereka bersama layaknya meledek Sagam.

"Jangan bahas hal pribadi lah... Enggak, besok gue masuk pagi capek banget harus pulang balik." Mereka mendadak diam dengan amarah Sagam, iya ternyata jodoh memang cerminan diri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!