NovelToon NovelToon
Asmaraloka

Asmaraloka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Naik Kelas
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

Ketika Romeo dan Tina mengunjungi sebuah museum desa terpencil, mereka tidak pernah menyangka bahwa patung kuno sepasang Dewa Dewi Asmara akan membawa mereka ke dunia lain—Asmaraloka, alam para dewa yang penuh kemegahan sekaligus misteri. Di dunia ini, mereka bukan lagi manusia biasa, tapi reinkarnasi dari Dewa Kamanjaya dan Dewi Kamaratih—penguasa cinta dan perasaan.
Terseret dalam misi memulihkan keseimbangan cinta yang terkoyak akibat perang para dewa dan iblis, Romeo dan Tina harus menghadapi perasaan yang selama ini mereka abaikan. Namun ketika cinta masa lalu dan masa kini bertabrakan, apakah mereka akan tetap memilih satu sama lain?
Setelah menyadari kisah cinta mereka yang akan berpisah, Sebagai Kamanjaya dan Kamaratih mereka memilih hidup di dunia fana dan kembali menjadi anak remaja untuk menjalani kisah yang terpisahkan.
Asmaraloka adalah kisah epik tentang cinta yang melintasi alam dan waktu—sebuah petualangan magis yang menggugah hati dan menyentuh jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34.

"Gimana tanya sama orangnya, kita pisah kelas." gumam Romeo dan merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya.

...****************...

Hari itu, suasana kelas dipenuhi dengan bisik-bisik penuh ketegangan. Beberapa siswa menggigit kuku, yang lain berdoa dalam hati, sementara sebagian hanya berharap namanya tidak masuk daftar siswa dengan nilai terendah. Hasil rapor baru saja dibagikan, dan kini saatnya pengumuman peringkat kelas.

Di depan kelas, wali kelas mereka, Bu Sari, berdiri dengan daftar nilai di tangan. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan sebelum mengumumkan, “Juara 1 kali ini adalah… Agustina Putri Citraloka.”

Sorak-sorai memenuhi ruangan. Tina, yang semula duduk dengan santai, kini membulatkan matanya sebelum akhirnya bangkit dari kursinya. Senyum kecil terukir di wajahnya saat ia maju ke depan dan menerima piagam.

Namun, baru saja ia hendak kembali ke tempat duduknya, suara Bu Sari kembali menggema.

“Juara 2 adalah… Romeo Satria Adiyaksha Putra.”

Seketika, kelas kembali riuh. Kali ini, bukan hanya karena pengumuman peringkat, tetapi karena fakta bahwa peringkat pertama dan kedua diisi oleh dua orang yang selama ini dikenal sebagai ‘duo rival’ di kelas mereka.

Tina spontan menoleh ke belakang, dan matanya langsung bertemu dengan Romeo yang tampak sedikit terkejut. Namun, keterkejutan itu hanya bertahan sesaat sebelum sudut bibirnya tertarik membentuk seringai khasnya.

“Wah, kita seri, ya? Jadi gue juga pinter ternyata.” Nada bangga terdengar jelas dalam suaranya.

Tina mendengus, melipat tangannya di dada. “Cuma kebetulan. Jangan ge-er.”

Dika, yang duduk di belakang mereka, hanya bisa tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. “Ya ampun, kalian tuh bisa gak sih satu hari aja gak ribut?”

Romeo dan Tina spontan menoleh ke arahnya dan berseru bersamaan, “Enggak!”

Kelas kembali dipenuhi tawa, sementara Dika hanya bisa menepuk dahinya, seolah pasrah dengan kebiasaan dua temannya itu.

Hari itu, persaingan di antara Romeo dan Tina tetap berjalan seperti biasa. Tapi ada sesuatu yang berbeda—untuk pertama kalinya, mereka berbagi gelar yang sama.

Setelah pengumuman pembagian kelas, Romeo menatap daftar yang tertempel di papan pengumuman dengan perasaan campur aduk. Namanya ada di kelas 9B. Sedangkan nama Tina… ada di kelas 9A.

Romeo terdiam sejenak.

"Ya udah lah, cuma beda kelas doang. Biasa aja."

Tapi saat ia menoleh ke samping, Tina juga ada di sana, menatap daftar nama dengan ekspresi yang sulit ditebak. Mereka berpandangan sesaat sebelum Tina menarik napas dan tersenyum kecil.

“Yaah, kalah taruhan, nih,” katanya ringan. “Kupikir kita bakal sekelas lagi.”

Romeo menyeringai, mencoba bersikap biasa. “Kenapa? Takut gak ada yang bisa lo kalahin?”

Tina tertawa kecil, tapi tidak membalas. Mereka berdiri di sana selama beberapa detik sebelum akhirnya teman-teman lain datang mengerumuni papan pengumuman, membuat mereka terdorong ke arah yang berbeda.

Hari pertama di kelas baru terasa aneh.

Romeo masih bisa melihat Tina di lorong sekolah, di kantin, di lapangan. Tapi berbeda. Tidak ada lagi momen di mana mereka duduk berdampingan di kelas, saling menyindir ketika guru sedang menjelaskan, atau berdebat soal siapa yang lebih pintar.

Di jam istirahat pertama, tanpa sadar Romeo berjalan ke arah kelas Tina, tapi berhenti beberapa langkah sebelum sampai. Dari kejauhan, ia melihat Tina sedang tertawa bersama Tika, Dinar, dan Lila.

Ia berpikir untuk menyapa… tapi urung.

"Ngapain juga? Toh, kita cuma beda kelas."

Sejak saat itu, ada jarak yang tak terlihat di antara mereka. Mereka tetap berteman, tetap saling menyapa ketika bertemu di lorong. Tapi tidak ada lagi candaan yang sama, tidak ada lagi obrolan panjang sepulang sekolah.

Dan Romeo menyadari… Tina masih ada di sana. Tapi tidak sepenuhnya di sisinya lagi.

...****************...

Hari pertama di kelas 9A terasa berbeda bagi Tina. Biasanya, ada suara Romeo yang selalu menyela, membuat lelucon, atau sekadar mengomentari hal-hal sepele. Tapi sekarang, ia hanya bisa mendengarkan teman-teman barunya berbincang.

Jovan, yang duduk di depannya, menoleh sambil tersenyum. "Kayaknya lo masih belum move on dari kelas lama, ya?"

Tina terkekeh kecil. "Bukan gitu. Cuma… ya, aneh aja. Biasanya ada yang ribut di samping gue."

Jovan tertawa kecil. "Maksud lo, Romeo?"

Tina mengangkat bahu. "Mungkin."

...****************...

Sementara itu, di kelas 9B, Romeo berusaha menyesuaikan diri. Hanan dan Danan sibuk bercanda, tapi pikirannya justru melayang ke lorong lain sekolah, membayangkan Tina duduk bersama Jovan.

"Bro, lo kenapa sih?" tanya Dika yang duduk di sebelahnya.

"Enggak. Gak kenapa-kenapa," jawab Romeo cepat.

Danan yang mendengar itu hanya tertawa. "Jangan bilang lo kepikiran soal Tina? Baru juga hari pertama, Bro."

Romeo mendelik. "Enggak lah. Biasa aja."

Hanan menatapnya curiga. "Serius, Rom?"

Romeo menghela napas panjang. "Serius."

Tapi di dalam hati, ada yang terasa kosong.

Jam Istirahat

Seperti janji mereka sebelumnya, Romeo dan gengnya berjalan ke kantin. Matanya langsung mencari sosok Tina di tengah keramaian.

Di sisi lain, Tina sudah duduk lebih dulu bersama gengnya—Tika, Dinar, dan Lila. Saat Romeo datang, mata mereka bertemu sejenak. Romeo mengangkat alis, seolah ingin berkata "Lo baik-baik aja?" dan Tina hanya membalas dengan senyum kecil.

Tapi sebelum Romeo bisa mendekat, Jovan datang dengan nampan makanan dan duduk di sebelah Tina.

Entah kenapa, Romeo langsung kehilangan niat untuk menghampiri mereka.

Hanan yang melihat perubahan ekspresi Romeo hanya tersenyum kecil. "Santai aja, Bro. Lo keliatan banget lho, tadi."

Danan tertawa. "Romeo kalau lihat Tina sama Jovan langsung diem. Wah, gawat nih."

Romeo mendengus. "Lo semua lebay."

Dika hanya menepuk bahu Romeo, lalu menyeretnya ke meja lain. "Udah, makan dulu. Jangan sampe lo kelaperan terus makin baper."

Sementara itu, dari kejauhan, Tina sesekali melirik ke arah Romeo. Ia menyadari sesuatu.

Mereka masih ada di tempat yang sama. Tapi ada jarak yang mulai terasa.

Dan mereka berdua sama-sama gak tahu kenapa.

...****************...

[Chat Room – Malam Sebelum Pengumuman Kelas]

Romeo: Tina, lo udah tidur? 🙁

Tina: Belum. Kenapa?

Romeo: Gue kepikiran deh… Kita gak akan sekelas kan? Tiap tahun bakalan diacak…

Tina: Yaelah, baru kepikiran sekarang?

Romeo: Ya gimana… Lo nggak takut bakal susah adaptasi kalau kita pisah?

Tina: Nggak lah. Lo kan tau gue gampang akrab sama orang.

Romeo: Iya sih… Tapi tetep aja, beda kelas bakal beda banget.

Tina: Rome, kita masih satu sekolah. Masih bisa ketemu di kantin, di lorong, pas istirahat… Santai aja, napa?

Romeo: Iya, sih… Tapi tetep aja rasanya aneh.

Tina: Halah, jangan mellow gitu. Kita kan udah biasa bareng terus, jadi lo cuma butuh waktu buat kebiasa aja kalau misal kita pisah kelas.

Romeo: Tapi lo nggak bakal lupa gue, kan?

Tina: Apa sih. Nggak lah, bego. Gue tidur duluan ya? Besok pagi kita lihat aja gimana.

Romeo: Oke. Night, Tin.

Tina: Night, Rom.

Romeo menatap layar ponselnya, lalu membanting tubuh ke kasur. Ia tahu Tina benar, tapi tetap saja, perasaan gelisah itu belum hilang.

Dan keesokan harinya, saat melihat namanya di kelas 9B dan nama Tina di kelas 9A, ia sadar… perasaan aneh itu bukan sekadar firasat biasa.

...****************...

1
sjulerjn29
" kita beneran dewa"😂
sjulerjn29: ya ampun thor suasana kerajaan tp gk ngebosenin .
thor mampir di episode baru ceritaku😊🤭
total 1 replies
HNP
semangat, jangan lupa follback.💪
iqbal nasution
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!