NovelToon NovelToon
Bidadari Pilihan Zayn

Bidadari Pilihan Zayn

Status: tamat
Genre:Spiritual / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

“Le, coba pikirkan sekali lagi.”

“Aku sudah mantap, Umi.”

Umi Shofia menghela nafas berkali-kali. Dia tak habis pikir dengan pilihan Zayn. Banyak santri yang baik, berakhlak, dan memiliki pengetahuan agama cukup. Tetapi mengapa justru yang dipilihnya Zara. Seorang gadis yang hobinya main tenis di sebelah pondok pesantren.

Pakaiannya terbuka. Belum lagi adabnya, membuatnya geleng-geleng kepala. Pernah sekali bola tenisnya masuk ke pesantren. Ia langsung lompat pagar. Bukannya permisi, dia malah berkata-kata yang tidak-tidak.Mengambil bolanya dengan santai tanpa peduli akan sekitar. Untung saja masuk di pondok putri.

Lha, kalau jatuhnya di pondok putra, bisa membuat santrinya bubar. Entah lari mendekat atau lari menghindar.

Bagaimana cara Zayn merayu uminya agar bisa menerima Zara sebagaimana adanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dilamar Yusuf

Beberapa hari yang lalu, ketika Gus Zayn selesai mengajar, tiba-tiba dia dicegat oleh ustadz Yusuf. Seorang Ustadz yang bukan orang asing lagi baginya. Dia merupakan teman dekatnya waktu ia belajar di Madinah. Selain itu juga, dia juga merupakan lulusan sarjana pertanian.

Dia yang mengembangkan pesantren sampai seperti sekarang ini. Pesantren yang tidak hanya melulu belajar kitab, namun juga mengembangkan ketrampilan mereka. Dari peternakan, pertanian, boga, busana, permebelan, dan lain sebagainya.

“Gus, bagaimana keadaan ustadzah Meisya?” tanya ustadz Yusuf.

Zayn diam sejenak. Dia tampak berat mengatakannya. Beberapa kali dia mengambil nafas dengan panjang. Dia  seolah-olah menimbang-nimbang,  apakah perlu dia mengatakannya. Ia khawatir ustadz Yusuf akan kecewa, kalau tahu keadaan Meisya yang sebenarnya.

Zayn tahu kalau ustadz Yusuf telah lama menaruh hati pada Meisya. Beberapa hari yang lalu bukankah dia telah meminta padanya untuk menyampaikannya apa yang selama ini di simpannya dalam hatinya.

“Mohon doanya saja ustadz. Sakitnya sangat berat. Mungkin hanya keajaiban dari Allah lah yang dapat menyembuhkannya.” Zayn mengatakan dengan sangat sabar untuk menyamarkan hatinya yang kini sedang tertekan.

Ustadz Yusuf terperanjat seketika.

“Maksud Gus?”

Zayn tak langsung menyahuti. Dia menunggu dulu bagaimana sikap Yusuf. Apakah dia hanya ingin tahu saja atau benar-benar ingin tahu. Beberapa kali ia mengambil nafas dengan berat dan menghembuskannya perlahan agar sesak di dadanya tak lagi menekannya.

“Menurut diagnosa dokter, Ustadzah Meisya hanya mampu bertahan satu tahun lagi atau bahkan kurang.”

Yusuf tertunduk lesu. Sesingkat itukah hidup Meisya. Ini rasanya tak adil, orang yang telah lama mengabdi di pesantren ini, tapi akan pergi begitu saja. Dan mungkin paling dia sesali, mengapa sampai hari ini, dia tak bisa mengungkapkan isi hatinya.

Wajahnya yang semula begitu tenang bersahaja, kini tampak lesu penuh kesedihan. Membuat Zayn merasa bersalah.

“Hai, ada apa denganmu Ustadz?” tanya Zayn sambil bercanda.

Dia hanya mengelak sedikit, lalu tertunduk lesu kembali.

“Tidak ada apa-apa Gus.” Jawabnya lemah, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.

“Jangan-jangan kamu sekarang sedang merindukannya,”tanya Zayn penuh selidik. Karena dia tahu kalau Yusuf ada hati pada Meisya.

“Apakah tidak boleh, Gus. Toh aku masih single."

“Kalau berani, hadapi sendiri dong. Masak harus suruh-suruh orang.” Zayn sengaja manas-manasi ustadz Yusuf. Agar dia maju sendiri untuk menyatakan maksud hatinya kepada Meisya. Agar ia tahu bagaimana sulitnya nembak seseorang.

Cukup dirinya saja yang jadi korbannya. Gara-gara Yusuf, Zayn sekarang sudah kapok menjadi mak comblang. Tidak saja hasilnya nihil. Tapi yang tak disangkanya, malah dia yang kena tembak. Benar-benar pengalaman yang buruk. Cukup sekali saja terjadi dalam hidupnya, jangan dua kali atau sampai tiga kali dan seterusnya.

Sejak saat itu, Ustadz Yusuf terus menyendiri. Berfikir keras tentang keinginannya untuk segera mempersunting ustadzah Meisya. Entahlah, dari sejak pertama berjumpa ia sudah jatuh hati. Tapi karena ia tak punya keberanian untuk mengatakan, ia simpan rasa itu di sudut hatinya yang paling dalam sampai-sampai sulit dikeluarkan.

Dia memang tak memandang bagaimana keadaan ustadzah Meisya sekarang. Karena dia berkeyakinan kalau umur jodoh rizki semuanya di tangan Allah swt. Jadi tak ada salahnya kalau menembaknya sekarang. Sebelum keduluan oleh orang lain.

Terus terang banyak yang antri untuk mendapatkan ustadzah Meisya. Namun sayang belum ada yang beruntung. Jangan-jangan ustadzah Meisya memang disiapkan sebagai jodohnya meski harus bertemu di akhir hidupnya.

 

Setelah memikirkan 3 hari 3 malam berturut-turut dengan melakukan shalat istiharoh. Akhirnya dia temukan pencerahan.

Entahlah hari ini begitu bangun tidur seolah-olah ia punya semangat yang menggebu untuk segera mendatangi ustadah Meisya.

Pagi-pagi sekali, dia menemui bundanya.

“Bunda, bukankah sudah beberapa kali kalau Bunda memintaku untuk segera menikah.”

“Ya, Yusuf. Bunda kan sedih lihat kamu yang sudah berumur hampir kepala tiga, belum juga menikah. Kapan kamu mau berkeluarga.”

“Dari dulu Yusuf juga mau Bun. Tapi wanita ini terlalu istimewa buat Yusuf. Sehingga Yusuf agak minder ke dia.”

“Siapa dia?”

“Putri pak Kyai Munif.”

“Tidak ada salahnya kalau kamu coba. Siapa tahu dia jodohmu.” kata bunda nya menyemangati.

“Tapi, Bun. Wanita yang Yusuf inginkan itu sekarang sedang di rumah sakit?”

“Nak, Siapa sih yang mau sakit. Tak ada bukan. Tapi kalau sudah gilirannya sakit, mau gimana lagi.”

Yusuf sedikit lega mengutarakan kebimbangannya kepada bundanya.

Bundanya memberikan masukan dan pertimbangan yang begitu berarti, sesuatu yang sesuai dengan yang diinginkannya. Kini langkahnya semakin mantap.

Langkah berikutnya, adalah menghadapi Meisya langsung. Tak mungkin lagi ia meminta Zayn atau yang lainnya untuk mengutarakan rasa yang ia pendam selama ini. Tantangan juga nich…

Jika pagi, dia sibuk dengan pertaniannya dan siang di pesantren, maka hanya waktu sore lah dia puya kesempatan itu.

Kalau pergi sendiri rasanya kok tak enak ya.

Dia pun meminta bantuan ke bunda untuk menemaninya bertemu dengan Meisya. Sekalian bersilahturahmi dengan bu nyai Umi Shofia.

Alhamdulilllah, Pas masuk di ruangan Meisya dirawat, pas saat itu juga ada bu Nyai Shofia. Sepertinya jalannya dimudahkan oleh kuasa. Hanya saja timingnya sepertinya terlalu cepat. Tapi tak apalah, sepertinya mereka sudah selesai dengan urusannya.

“Assalamalaikum Ustadzah,” kata Yusuf.

“Waalaikum salam, Ustadz,” jawab Meisya yang menyambutnya dengan senyum mengembang.

Sekilas ada rasa kasihan dengan keadaan Meisya saat ini. Tampak lebih kurus dari biasanya. Dan cahaya matanya agak redup. Semua tak mengurangi dari rasa cinta yang telah sekian lama tumbuh di hatinya. 

Tapi satu yang tak pernah berubah, selalu tersenyum kalau sedang menyapa orang orang. Dan itu sangat manis dan menarik. Ini yang membuat dirinya tak bisa melupakan Meisya.

 “Ustadzah nggak kangen sama sekolah?”

“Ya pasti kangen lah, Ustadz.”

“Semoga cepat sembuh ya.”

“Aamiiin.”

Diam…lama sekali kedua diam. Sampai akhirnya Yusuf pun berkata,

“Ustadzah, aku pingin ngomong sesuatu . Tapi aku harap ustadzah tidak kaget apalagi marah.”

“Ngomong apa sih, Ustadz. Saya kok penasaran.”

“Ustadzah, bagaimana ya…”

“Apanya yang bagaimana, Ustadz?

“Ustadzah. Apakah sampai saat ini, tidak sedang dalam pinangan seseorang kan?”

Meisya terdiam. Dia melirik pada Umi Shofia, meminta jawaban. Karena dia tahu, pagi tadi dia sudah menerima lamaran Gus Zayn. Namun baru saja dia batalkan, meski tidak langsung pada Zayn tapi pada Umi Shofia.

Umi Shofia yang mendengar lapat-lapat pembicaraan mereka itu pun turut bicara.

“Tidak, Ustadz. Ada apa ya?” tanya Umi Shofia.

“Kalau memang tidak dalam pinangan, bolehkah saya meminangnya, Bu Nyai?”

Dalam hati Umi Shofia bersyukur sekali, karena masalah rumit yang sedang melanda keluarga mereka, mendapatkan solusi dari jalan yang tak terduga. Tapi semua terserah pada Meisya, karena dia yang akan menjalaninya.

“Bagaimana, Nduk?” tanya Umi Shofia.

Terus terang, hati Meisya bangga sekali. Tak sangka kalau dia akan dilawar 2 orang lelaki dalam sehari ini. Apalagi keadaannya yang seperti ini. Masih ada laki-laki yang mau memintanya.

Mungkin ini saatnya untuk meninggalkan masa lalu, dan menatap masa depan yang ia tak tahu entah bagaimana.

“Baik, Umi. Saya ikut kata Umi saja.”

“Alhamdulillah,” ucap Bundanya Yusuf dan Umi Shofia serentak.

1
RaDja
menarik semangat sukses sehat selalu terima kasih
RaDja
Meisya
sejatinya mencinta dalam diam itu lebih baik apalagi yang kau cintai telah dimiliki oleh orang lain berarti memang bukan jodoh
jika masih tetap memaksa sungguh dirimu smakin terluka
cinta yang sesungguhnya akan bahagia dengan kebahagiaan orang yang kita cintai meski akhirnya bukan kamu yang disisinya

ikhlaslah dengan takdir
cinta itu suci murni jangan dinodai dengan keegoisan memanfaatkan kesempatan
Wira Putri Bia: sedikit tersentil dengan kalimat nya kk, semoga saya bisa mengambil hikmah nya dan ikhlas melepasnya
hania: benar sekali Kak...
total 2 replies
hania
maaf jika di bab ini banyak yang marah dengan alur cerita yang mungkin tidak memuaskan para reader .

tapi begitu alurnya.

mohon bersabar ya...🙏🙏
emma
mf thor ak unfollow.
ak black list cerita author klo kyk gini.
mending zara g setor amalan baca surat yg akhirnya di poligami.
by lah ga suka ceritanya
emma
kan ak pling benci cerita nya gini. jd males baca kelanjutan nya.
palagi yg berhubungan dgn pesantren. trs byk yg poligami apapun alasan nya.
entah itu kyai ustad ulama pling g suka klo mrka pny istri lbh dari 1
Mami Pihri An Nur
Ga seru, harus nya zara prgi sj tinggalkn suaminya bikin dia menyesal,, kak thor ga seru deh
Anto D Cotto
menarik
hania: terima kasih kakak
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto: seep 👌👍
hania: akan saya coba kakak
total 2 replies
Rian Moontero
mampiiiir🖐🤩🤸🤸
hania: makasih kakak
total 1 replies
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor moga konfliknya nggak trlalu berat dan nggak ada drama'' poligami.a ya Thor
hania: Beres kakak 😍
total 1 replies
hania
terimakasih kakak
❤️⃟Wᵃfℛᵉˣиᴀບͤғͫᴀͣⳑ🏴‍☠️ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
bagus ceritanya seru kayaknya lanjut kak
hania: ok kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!