Loving Again?

Cekleek

Blaak!

"Jelaskan Pa, Ma. Mengapa tadi Aisya berkata bahwa kalian ini adalah sepasang bajingan."

"Alifa, bicara apa kamu?mengapa tidak sopan bicara kepada Papa dan Mama?"

Delia sangat terkejut melihat Alifa pulang membuka pintu dengan sangat kasar dan keras. Dia lebih terkejut lagi saat Alifa bicara dengan kasar seperti itu.

Sedangkan di belakang Alifa, nampak Hendra berjalan dengan tertunduk lesu.

"Ada apa ini Mas?"

"Dewi, dia punya anak. Dan anaknya sekarang tengah koas di RSMH."

"Apa?"

Dalam satu waktu, Delia sudah terkejut berkali-kali. Saking terkejutnya, dia yang tadinya berdiri kini duduk. Sambil menutup mulutnya, Delia menggelengkan kepala seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Hendra.

"Kamu yakin dia adalah anak mu?"

"Ya sangat yakin, aku baru saja kembali dari pekan baru untuk memastikannya. Dan usianya hanya terpaut beberapa minggu dengan Alifa. Kau tahu Del, wajahnya pun sangat mirip dengan Alifa. Dia begitu mirip dengan ku."

Delia mengusap wajahnya kasar, dia sama sekali tidak bisa berkata-kata. Dulu ayah nya menuntut Hendra untuk menikahinya karena Hendra berkata bahwa Dewi tidak hamil. Tapi siapa yang tahu bahwa sekarang anak mereka pun usinya hampir sama.

"Kenapa kalian bicara sendiri!!! Kenapa tak ada yang mau menjelaskan kepada ku!! Aku benar-benar seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa disini. Sekarang jelaskan, jelaskan apa yang sebenarnya terjadi."

Hendra dan Delia saling pandang. cerita ini sebenarnya adalah rahasia yang ingin mereka simpan rapat sampai waktu yang tidak bisa mereka tentukan. Tapi siapa sangka kini mereka harus membukanya.

"Raden Roro Dewi Bhuana Joyodiningrat, dia adalah istri pertama papa. Papa menikah dengan wanita itu hanya 3 bulan karena harus menikahi mama mu. Papa bercerai dengan Dewi tanpa tahu kalau Dewi hamil dan anak itu adalah Aisya."

"Maksudnya? Katakan dengan jelas, aku bukan lah orang yang bisa mengira-ngira suatu hal yang bahkan sudah berlalu selama bertahun-tahun lalu."

Hendra memejamkan matanya sejenak. Fakta ini, dia tahu betul akan melukai Alifa. Tapi yang namanya fakta tidak bisa dielakkan.

Jika bukan sekarang, nanti ketika Alifa menikah pun semua akan terungkap. Dalam kepercayaan agama yang mereka anut, anak di luar nikah tidak bisa mendapatkan binti dari ayahnya. Jadi nanti kalau Alifa menikah, Hendra tidak akan pernah bisa menadi wali nikah Alifa.

"Papa ketemu Mama mu setelah Papa menikah dengan Dewi selama satu bulan. Papa menceraikan Dewi karena Mama mu hamil kamu."

"Jangan bilang, jangan bilang aku ini adalah anak hasil hubungan gelap kalian? Jangan bilang kalau aku ini dalah anak hasil perselingkuhan. Aaaaaaghhh! Tapi kenapa di akte nama Papa bisa dituliskan?"

"Semua karena usaha kakek mu, ayah dari mama."

Arghhhh!!!!

Alifa berteriak histeris sambil menarik rambutnya. Fakta itu begitu menyakitkan baginya.

Ternyata tanpa Aisya membukanya, lebih dulu fakta itu telah terbuka.

"Lalu Aisya, apa dia adalah anak yang sah? Anak Papa yang benar-benar sah dan bahkan mendapat binti dari Papa."

"Ya benar, Aisya adalah anak Papa yang sah."

Bluk!

Alifa!!!

Hendra dan Delia berteriak bersamaan ketika Alifa jatuh pingsan. Mereka tidak menyangka bahwa semuanya akan menjadi seperti ini.

Tapi rasa syok yang dialami Alifa ini adalah hal yang wajar. Dia yang selama ini hidup dalam keluarga harmonis siapa sangka kedua orang tuanya adalah pasangan berselingkuh bahkan sampai menghasilkan anak.

Dimana anak itu tidak pernah tahu asal usul dirinya ada.

"Sayang, Nak bangun Nak."

Delia mencoba membangunkan Alifa yang tengah pingsan. Pun dengan Hendra. Dia juga berusaha membangunkan anak yang disayanginya itu.

"Aku adalah anak haram. Aku anak dari hubungan perselingkuhan. Bahkan aku tidak punya nasab. Jika aku menikah, maka Papa tidak bisa jadi waliku. Huhuhu, kenapa. Kenapa kalian berbuat seperti itu. Kenapa kalian sangat jahat. Kalau masih pacaran oke lah kalian mencari orang lain dan lalu putus. Ini sudah menikah, kenapa tega sekali kalian melakukan penghianatan itu."

Degh!

Alifa terbangun dan langsung tergugu. Dia merasa begitu sakit hati saat tahu bahwa dirinya adalah anak dari hubungan terlarang.

Dia juga memiliki rasa yang tidak bisa digambarkan tentang Aisya. Bagaimana perasaan Aisya saat ini, pasti lebih sakit dari pada dirinya.

"Anak dari istri yang ditinggalkan."

Kata-kata yang terlontar dari mulut Aisya itu begitu tertanam pada hati dan pikiran Alifa. Dia pun menjadi bingung bagaimana caranya berhadapan dengan Aisya nanti saat bertemu pandang.

Selain itu Alifa juga menyadari sesuatu. Ketika dia memutuskan Zein, dia tengah dekat dengan Zuhal.

"Oh Ya Allah."

Alifa seolah mengerti akan sesuatu. Dia lalu bertanya dalam benaknya sendiri, apakah gen selingkuh dan juga gen pengkhianat itu bisa menurun? Apakah hal itu menurun padanya?

Gadis itu menjadi sangat merasa bersalah dengan Zein. Meskipun hubungannya dengan Zuhal belumlah dalam, tapi saat itu dia tetaplah berpaling dari Zein untuk Zuhal.

"Alifa, maafkan kami."

"Tidak, kalian bukannya harus meminta maaf dengan ku. Kalian harusnya meminta maaf kepada Aisya dan ibunya. Mereka jauh lebih sakit dari pada apa yang aku rasakan. Sekarang aku mohon keluar dari kamar ku. Aku ingin sendiri."

Delia dan Hendra saling pandang, mereka mengangguk kecil sebagai tanda bahwa mereka setuju untuk pergi dari kamar Alifa.

Saat kedua orangtuanya sepenuhnya menghilang dari balik pintu, Alifa bangun lalu mengambil ponsel.

Ia hendak mencari sesuatu.

Yang pertama adalah nama Joyodingrat. Dan betapa terkejutnya dia mengetahui siapa keluarga itu. Mulut Alifa bahkan terus menganga.

"Gila, ini sungguh gila. Keluarga itu adalah keluarga besar yang memiliki pengaruh luar biasa juga. Circle adalah circle yang tidak main-main. Waah sepupu Aisya pun juga bukannya orang biasa."

Yang kedua adalah nama Dewi Bhuana Joyodiningrat. Lagi-lagi Alifa terkejut saat tahu kiprah Dewi. Ia mengusap wajahnya kasar. Jika dibanding dengan ibunya, sungguh rasanya sangat jauh.

"Dia sungguh sangat sempurna jika dibanding dengan Mama. Mengapa Papa begitu bodoh meninggalkan wanita dengan spek tinggi begini? Haaah."

Kini Alifa mencari nama Aisya di sosial media. Dia mencari setiap akun yang bernama Aisya. Dan akhirnya dia menemukannya.

"Dia pun juga luar biasa. Dan lihatlah ini, sepupu-sepupunya begitu sayang padanya juga. Tapi meskipun begitu, dia tetap tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Aah Ya Allah, apa yang harus aku lakukan sekarang. Bagaimana aku menghadapinya. Aku tidak cukup punya muka untuk muncul di depannya."

Saat ini Alifa merasa sangat sakit hati karena mengetahui fakta tentang dirinya yang merupakan hasil dari hubungan perselingkuhan. Tapi dia sangat tahu, rasa sakit Aisya pasti lah lebih bekali-kali lipat ketimbang dirinya.

TBC