Alyssa tak pernah menyangka, kunjungannya ke rumah mertua justru menjadi momen paling menyakitkan dalam hidupnya. Di hadapan keluarga dan wanita lain yang ternyata calon istri baru sang suami, Reza, ia dijatuhi talak satu. Dalam hitungan menit, Alyssa resmi menjadi janda.
Alasan perceraian itu lebih menusuk lagi—Reza merasa Alyssa tidak lagi menarik karena tubuhnya yang membesar dan tak terawat. Padahal, di balik perubahan fisiknya, ada alasan yang sebenarnya adalah kesepakatan mereka berdua. Namun Reza menolak memahami. Ia tetap memilih pergi.
Kini, Alyssa harus menata hidup dari serpihan luka yang ditinggalkan. Mampukah ia bangkit dari keterpurukan dan menemukan kembali harga dirinya? Ikuti kisah perjuangan Alyssa dalam menghadapi kenyataan pahit dan menemukan jati dirinya yang sesungguhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Bukan Wanita Idamanku
Pagi ini Alyssa bangun lebih awal untuk membuat sarapan. Tadi malam Arra minta dibuatkan soto. Jadi lah Alyssa jam 5 pagi sudah berkutat di dapur.
Jam 6.15 masakan Alyssa sudah selesai dan siap disajikan. Dia langsung menata nya di atas meja makan.
Setelah selesai menata makanan, Alyssa bergegas mandi dan bersiap untuk ke kantor.
Jam 7 semua orang sudah menyelesaikan sarapan mereka. Alyssa dan Arra sudah berpamitan pada Sarah.
Saat keluar dari rumah, sopir mereka sudah menunggu.
" Daddy Vin belum datang ya? " tanya Arra sambil menoleh ke kanan dan kiri.
" Mungkin masih di jalan. Tapi sebaiknya kita berangkat sekarang, kasian pak Tomo sudah nungguin kita. " jawab Alyssa lalu mengajak Arra untuk masuk ke mobil.
Saat mobil Alyssa melaju meninggalkan rumah, saat itu juga mobil Vincent baru datang.
Pria itu langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Saat masuk yang dia temui hanya Sarah yang sedang duduk menonton tv.
" Ma, Arra nya mana? Dia nggak sekolah hari ini? " tanya Vincent berdiri di samping sofa yang di duduki Sarah.
" Lho, mama kira mereka berangkat sama kamu. Baru aja mereka keluar. Mungkin sudah berangkat sama pak Tomo. " jelas Sarah membuat Vincent menghela napas pelan.
" Kamu sudah sarapan? Tadi Alyssa bikin soto. Kalau mau mama siapkan sekarang. " lanjut Sarah.
" Boleh ma. " jawab Vincent.
Kedua nya langsung menuju meja makan.
Setelah selesai menyiapkan soto untuk Vincent, Sarah ikut duduk di meja makan. Menemani pria itu sarapan.
" Vin, kamu nggak ada niatan untuk memenuhi permintaan Darren? " tanya Sarah.
Vincent yang baru ingin menyuapkan makanan ke mulutnya, langsung menatap pada Sarah.
" Permintaan yang mana ma? Anak itu banyak meminta padaku selama ini. Aku lupa. " jawab Vincent lalu menyuapkan soto yang sangat menggugah selera nya itu.
" Soal menikah dengan Alyssa. "
Vincent tersedak saat mendengar ucapan bibi nya itu. Sarah langsung menuangkan air putih dan memberikan nya pada Vincent.
" Hati-hati makan nya, masa cuma makan soto bisa tersedak. "
" Ma, pertanyaan mama yang bikin aku tersedak bukan soto nya. " wajah Vincent terlihat kesal tapi dia tidak berani marah pada bibi yang sudah dianggap ibu nya itu.
" Kamu juga lupa soal itu Vin? Atau pura-pura lupa? " tanya Sarah dengan nada tegasnya.
" Aku ingat ma. Cuma aku tidak mungkin menikahi wanita hanya karena permintaan Darren. Terlebih wanita seperti Alyssa. Dia wanita yang ceroboh dan suka marah-marah. Aku tidak mau punya istri seperti wanita itu. " jawab Vincent.
" Yakin kamu nggak akan jatuh cinta pada Alyssa? Darren saja bisa mencintai Alyssa sampai akhir hayat nya. Bisa jadi kamu juga, Vin. " ucap Sarah sambil tersenyum.
Dia teringat bagaimana putranya itu sangat mencintai Alyssa. Dia bersyukur setidaknya saat putranya itu pergi, cinta nya sudah terbalas.
" Yakin. Dia jauh dari wanita idaman ku. " jawab Vincent dengan keyakinan penuh.
Wah, kita lihat nanti apakah pria itu benar-benar membuktikan ucapan nya, atau malah ikut terjerat pada pesona Alyssa seperti Darren dulu.
...****************...
Alyssa sudah sampai di kantor. Saat dia akan masuk lift, seseorang memanggilnya.
" Alyssa. "
Karena merasa nama nya di panggil, Alyssa menoleh. Dia melihat seorang wanita yang dia kenal sebagai salah satu staff divisi pemasaran.
" Iya, Ada apa? " tanya Alyssa dengan wajah datar nya.
Setelah kepergian Darren, Alyssa menjadi pendiam dan tidak suka mengobrol dengan orang lain kecuali Sarah dan Arra.
" Gue mau minta alamat dukun yang lo pake dong? " ucap wanita yang tidak Alyssa ketahui nama nya itu.
" Dukun? maksud lo apa? Nggak usah basa-basi. Gue nggak punya banyak waktu. " jawab Alyssa dengan tatapan menusuk pada wanita itu.
" Hebat juga ya lo. Habis dapetin pak Darren, eh sekarang malah ngedeketin kakak nya juga. Semurahan itu ya lo ternyata? " dengan tatapan meremehkan wanita itu melihat Alyssa dari atas hingga bawah.
Alyssa sedikit terkejut dengan ucapan yang dilontarkan wanita itu padanya, namun dia berusaha agar wajah nya tetap tenang.
" Lo mau tau dukun nya? Mau lo pake buat melet Vincent ya? Tapi gue yakin sih 10 dukun yang lo pake nggak akan mempan. Vincent nggak akan tergoda dengan wanita jelek kayak lo. Liat aja tuh, muka sama leher beda warna. Warna kulit kok di ombre. " sindir Alyssa dengan nada meremehkan.
Wanita itu tidak terima dengan apa yang diucapkan oleh Alyssa. Dia berjalan maju ingin menarik rambut panjang Alyssa. Namun sebelum itu terjadi, Alyssa sudah menangkap tangan wanita itu.
" Jangan coba-coba nyentuh gue. Gue bukan Alyssa yang bisa sabar seperti kemarin. Kalau lo berani nyentuh gue, gue akan balas lebih dari itu. Paham lo! " Alyssa menghempaskan tangan wanita itu dengan kasar.
Tatapan tajam Alyssa membuat nyali wanita itu menciut. Dia tidak menyangka Alyssa bisa seberani itu melawan nya.
Alyssa langsung berbalik dan masuk kedalam lift. Sedangkan wanita itu pergi sambil menghentakkan kaki.
Dan tanpa mereka sadari, semua itu terlihat oleh Vincent. Pria itu merasa takjub melihat Alyssa mulai berani melawan orang yang mencoba untuk mengganggu nya.
' Menarik, tidak selemah seperti biasa nya. ' ucap Vincen di dalam hati.
