NovelToon NovelToon
Anara Dan Tuan Mafia

Anara Dan Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Mafia / CEO / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Tamat
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.4
Nama Author: Mr. Jay H

Anara Kejora biasa di sapa Ana, dia adalah gadis yang baik, penyayang, pintar dan ramah pada siapapun. Dia seorang yatim piatu, papa dan mama nya meninggal sejak ia berusia 10 tahun karena kecelakaan.


Suatu hari dia di usir oleh keluarga bibinya, kemudian dia pergi dan di kontrakan. setelah itu dia mencari pekerjaan di William Group dan di terima bekerja di situ.

Pria itu adalah Sean William. Dia adalah CEO William Group, seorang laki-laki berparas tampan, memiliki bentuk tubuh yang sempurna membuat setiap kaum hawa yang melihatnya terkesima. Namun, dia adalah pria yang dingin, kejam, tegas dan tidak tersentuh. la sangat sulit untuk di dekati, apalagi dengan seorang wanita.
Namun siapa sangka, di balik ketampanannya dia adalah pimpinan mafia terkejam yang cukup terkenal di berbagai negara.

Sean dan Anara bertemu lalu menikah
bagaimana kisah cinta Sean dan Anara?
Akankah mereka hidup bahagia?

Selamat membaca
Jangan lupa like, komen, bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
Vote sebanyak-banyaknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Bertemu Lita

"Aunty, kita ke mall yuk." Ajak Diva setelah jam sekolah usai.

"Ke mall? Nyari apa Diva?"

"Diva ingin makan pizza. Di sana ada tempat makan yang banyak variasi pizza." Jawab Diva.

"Oke... aunty bilang ke uncle dulu, oke." Ana menyetujui ajakan Diva lalu segera menghubungi Sean.

"Yaudah ayo, nanti uncle menyusul kesana kalau selesai rapat." Mereka akhirnya menuju mall biasa yang mereka kunjungi.

Sesampainya di sana, Diva dan Ana segera turun dari mobil dan masuk ke dalam.

Diva mengajak Ana ke salah satu tempat makan yang memilik banyak variasi pizza. Keduanya segera memesan pizza berukuran sedang dengan toping sosis dan keju mozzarella yang banyak.

"Diva suka?" Tanya Ana melihat Diva makan dengan lahapnya.

"Emm... suka. Ini enak sekali aunty." Jawab Diva dengan mulut penuh pizza.

"Nanti aunty coba cari resepnya. Aunty mau buat yang banyak untuk Diva."

"Ide bagus aunty. Biar Diva bisa makan pizza sepuasnya." Ucap Diva menyetujui ucapan Ana. Mereka kembali menyantap pizza yang ada di hadapan mereka.

Di selah-selah makan mereka, sosok perempuan datang menghampiri mereka dengan wajah sinisnya.

"Oh hai sepupu... sepertinya enak sekali. Kenapa kau tidak mengajak kami bergabung?" ujarnya dengan tersenyum remeh.

Ana yang hafal dengan suara tersebut pun mendongakkan kepalanya.

"Setelah di usir, hidupmu sepertinya enak sekali ya? Dan siapa anak kecil ini? Apa dia anak om-om simpanan mu?" Ejeknya. Wanita itu duduk tanpa permisi di depan Ana. Dia belum tahu saja bagaimana kehidupan Ana saat ini.

"Apa kau tidak menawari kami untuk ikut makan bersama?" Lanjutnya pada Ana.

"Kakak... kalau kau tidak ada perlu, sebaiknya kalian pergi. Aku tidak ada urusan lagi dengan kalian." Usir Ana dengan halus.

Ya... yang datang menghampiri Ana dan Diva adalah Lita. la datang dengan Andi, kekasihnya. Ia juga merupakan mantan dari Ana.

Lita yang pada saat bersamaan pergi ke mall ingin mencari barang-barang mahal dan branded, ia yang melihat bayangan Ana itupun datang mendekat.

"Dasar tidak tau malu, selama ini kami menampungmu dan sekarang kau mengusirku saat bertemu. Apa begini balas budimu?" Ketus Lita tidak terima.

"Maaf kakak, kalau kakak di sini hanya untuk ribut mending kakak pergi. Kalian juga sudah mengusirku, aku tidak ada urusan lagi dengan kalian." Jawab Ana lagi.

"Mana rasa terima kasihmu itu Ana?" Andi mencoba membela Lita di hadapan Ana. Lita merasa senang karena Andi sudah membelanya.

"Aku tidak ada urusan lagi denganmu, Andi. Kau tidak usah ikut campur." Tukas Ana. la ingin membuktikan pada mereka jika dirinya tidak mudah lagi di tindas.

"Sepertinya, kau jadi sombong sekali." Ejek Andi pada Ana.

"Memangnya untuk apa aku harus bersikap ramah dengan kalian?" Geram Ana.

Anak buah yang di tugaskan oleh Sean untuk menjaga Ana ingin mendekat kearah Ana saat ini. Ana memberikan kode pada mereka untuk tidak mendekat.

"Apa begini sikapmu pada kakakmu yang tidak pernah kau temui? Dasar tidak punya sopan santun." Sahut Lita.

"Maaf, aku tidak ada urusan dengan kalian."

"Ayo, Diva. Kita pulang." Ajak Ana pada Diva. Ia tidak mau jika akan menjadi rumit nantinya. Diva dan Ana beranjak dari tempat duduk mereka.

Ana yang baru berjalan beberapa langkah, tangannya di cekal oleh Lita.

"Dasar, tidak tau di untung." Tangannya melayang ingin menampar Ana.

Ana memejamkan matanya saat tangan itu hampir menyentuh pipinya.

"Jauhkan tanganmu darinya." Ucapnya sebelum tangan Lita menyentuh wajah Ana.

Wajahnya terlihat garang saat ini, ia mencekal tangan Lita dengan kuat, hingga sang empunya meringis kesakitan.

Ana membuka matanya saat mendengar suara

familiar di telinganya. "Sean.." gumam Ana pelan melihat kedatangan Sean.

Untung saja Sean datang di saat tepat waktu.

"Lepaskan tangan anda darin kekasih saya, tuan." Ujar Andi melihat tangan Lita di cekal kuat oleh Seann.

"Aku tidak ada urusan denganmu, tuan. Siapa kau? Apa kau simpanan dari wanita ini?" Sentak Lita. Belum tahu Lita, siapa orang yang ada di hadapannya sekarang.

"Jaga ucapanmu, nona. Jangan sampai kau menyesal." Wajahnya kali ini berubah menjadi merah padam dengan sorot mata yang tajam.

la tidak terima mendengar perkataan yang di lontarkan oleh Lita padanya.

"Sean, sebaiknya kita pulang saja." Ajak Ana sebelum Sean marah besar.

Ana memang belum tahu bagaimana kemarahan Sean selama ini, tapi ia meraskan firasat jika Sean akan marah besar kali ini.

"Biarkan aku memberikan pelajaran pada mereka." Tolak Sean.

"Sean... banyak yang memandang kita. Sebaiknya kita pulang saja, jangan sampai mereka berbicara yag tidak-tidak tentangmu." Bujuk Ana. Ia melihat di sekeliling memang banyak pasang mata yang melihatnya.

Mau tidak mau, Sean menuruti ajakan dari Ana. Sebenarnya, Sean tidak pernah peduli dengan tatapan pengunjung di sana. Bahkan, Sean bisa membuat pengunjung di sana merasa hormat dan takut padanya. Kali ini, ia menuruti apa kata Ana.

"Kali ini kau bisa selamat nona, tidak untuk lain kali.”

Sean meninggalkan tempat itu bersama Ana dengan wajah garangnya.

Tangan Lita terlihat bekas merah karena cekalan

kuat dari Sean tadi. Untung saja, Sean tidak sampai membuat tangan Lita patah.

"Kau tidak apa, sayang?" Ucap Andi perhatian pada Lita.

"Sakit..." rengek Lita pada Andi.

Andi membawa Lita pergi menjauh dari tempat itu.

"Kenapa kau tidak melawannya, Ana?" Ujar Sean.

"Aku tidak mau berurusan lagi dengan mereka. Aku juga tidak tau kenapa bisa bertemu dengan mereka di sini ." Jelas Ana pada Sean.

"Tadi, mereka itu siapa sih aunty? Kenapa kakak itu ingin menampar aunty? Kakak itu juga sedari tadi mengatai aunty." Sahut Diva.

"Mereka orang yang sudah mengusir aunty dulu." Bukannya Ana, tapi Sean yang menjawab pertanyaan Diva.

Dalam hatinya, Sean tidak akan tinggal diam. la pasti akan memberikan pelajaran untuk Lita dan keluarganya.

"Mengusir aunty? Kenapa mereka mengusir aunty?"

"Itu dulu, sekarang aunty kan sudah sama Diva." Jawab Ana. Ia tidak mau membahas kejadian itu lebih lanjut lagi.

Ana mencoba untuk melupakan semua perlakuan keluarganya padanya.

"Apa kau sudah makan, Sean?" Tanya Ana.

"Sudah tadi." Jawab Sean singkat.

Mereka pun memutuskan untuk kembali pulang ke mension. Tapi, tidak dengan Sean. Ia kembali ke perusahaan lagi karena ada meeting penting yang tidak bisa di tinggal.

Mension Sean....

"Aunty... sebenarnya mereka tadi siapa?" Diva masih penasaran saat makan siang tadi.

"Tadi itu kakak sepupu aunty. Sebelum aunty menikah dengan uncle, aunty tinggal bersama paman dan bibi aunty."

"Dulu aunty di usir bibi aunty karena melakukan kesalahan yang tidak pernah aunty lakukan." Sambung Ana. Diva terdiam menyimak, Ana yang tahu ekspresi dari Diva yang ingin tahu itu pun melanjutkan bercerita.

"Dulu, aunty di tuduh mencuri kalung milik kakak sepupu aunty. Aunty juga tidak tau kenapa kalung itu bisa berada di kamar aunty. Dari situ, aunty di usir dari sana. Entah kenapa mereka tidak pernah suka dengan aunty." Lanjut Ana.

Ana hanya menceritakan garis besarnya saja, dia tidak menceritakan semuanya pada Diva. Ana tidak mau jika Diva ikut sedih mendengar ceritanya nanti.

"Kenapa mereka jahat sekali?" Sahut Diva mendengar cerita dari Ana.

"Tidak, justru dari mereka aunty bisa kuat. Aunty juga beruntung bisa mengenal Diva dan uncle."

"Aunty yang tenang, oke. Aunty ada kami di sini." Diva mendekat dan memeluk tubuh Ana dengan erat.

Sedangkan di sisi Sean...

"James, setelah meeting, kau cari tahu semua tentang keluarga bibi Ana dulu. Aku ingin memberikan pelajaran pada mereka semua." Perintah Sean pada James.

"Baik tuan." James hanya bisa menuruti perintah Sean. Jika Sean sudah berkata seperti itu, berarti mereka sudah membuat kesalahan yang tidak bisa Sean terima.

1
gempi
g
Qilla
terlalu naif ana ini ,pengen tak getok pakek centong lama lama ni bocah
Dinar Almeera
terimakasih banyak author, ditengah gempuran cerita kalau nikah mendadak cowoknya kasar dingin, ini cerita terbaik yang dimana sekalipun menikah belum ada cinta tapi pasangan yang saling menghargai pernikahan tanpa perlu drama kasar cuek dingin dan surat perjanjian
bebe
done vote nya
bebe
biatkan sean marah sm keluargamu anara ngga usah lagi kau kasihani mreka yg tak tau diri
Rossa Simangusong
Maos disuruh seret. dibunuh kek
Sondry Kaday
Buruk
Debby
Luar biasa
Debby
Lumayan
Mimi Sanah
hahahaha kasian mereka tertekan batin 😁😁😁
Noni Diani
Lumayan
Noni Diani
Luar biasa
Mimi Sanah
hahahaha
Mimi Sanah
hahahaha langsung saya ketawa😀😀😀😀😀😀
epifania rendo
diva sabar ya
epifania rendo
keluarga tidak tau malu
epifania rendo
lita tidak tau malu
epifania rendo
diva harus sabr ya
epifania rendo
diva harus sabar ya
epifania rendo
sabar sean
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!