Diva Afkar. Wanita cantik yang berumur 20 tahun. Harus menghadapi masalah yang begitu berat. Mulai dari pengihatan sang adik yang merebut kekasih nya.
Begitu juga Ibu tiri dan ayah kandung nya, yang menjual Diva kepada seorang pengusaha tua kaya-raya.
Akan tetapi keberuntungan memihak kepadanya. Ternyata pengusaha tua itu menikah kan Diva dengan putra tungal pengusaha tersebut.
Bagai mana kelanjutan nya? Simak terus episode-episode berikut ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #34
Tara meleguh mendengar ocehan ibu nya.
"Ibu, lalu aku harus apa? " (Tanya Tara terlihat tidak bersemangat.)
"Carikan ibu pembantu." (Ucap Maya.)
"Ibu, bagaimana aku ingin mencari kan ibu pembantu jika aku di sini di perlakuan seperti pe ...." (Ucap Tara terpotong.)
"Taraaaa! " (Teriak Gita dari arah dapur.)
"Ibu, kita bicara kan ini lain kali ya aku ada sedikit kerjaan. " (Ucap Tara langsung mematikan telfon secara sepihak.)
"Tara ... Tara! Arghh, ada apa dengan anak itu? Tidak biasanya dia seperti ini! " (Ucap Maya mengumpat.)
"Berhenti lah menganggu nya, biar kan dia mandiri dan jangan terus merepotkan mereka. "(Tegas Adnan kepada Maya.)
Maya hanya terdiam dan tidak mempedulikan ucap Adnan.
Sementara itu Tara:
" Apa yang kau lakukan di kamar? Mengapa lama sekali? "(Ucap Gita membenatak Tara.)
" Apa yang mama ingin kan? "(Ucap Tara melawan.)
" Apa yang aku ingin kan? Tentu saja menyuruh mu untuk melakukan pekerjaan rumah, dengar kan aku, pertama cuci lah piring, lalu, masak makanan yang enak-enak, cuci baju ku, setelah semuanya selesai datang padaku dan aku akan memberi mu pekerjaan lain. Kau mengerti!? "(Ucap Gita menyilang tangan nya ke bawah dada.)
" Apa? "(Ucap Tara kaget.)
" Apa kau tidak mau? "(Ucap Gita melotot.)
" Mah, aku ini menantu mama bukan pembantu mama, lagian di mana pembantu rumah ini? "(Ucap Tara melirik sekeliling dapur.)
" Dengar aku sudah memecat pembantu tu semalam, dan jika kau tidak mematuhi peraturan ku makan silahkan angkat kaki dari rumah ini, lagi pula kau bukan menantu yang aku ingin kan. "(Ucap Gita menunjuk wajah Tara.)
" Baik lah! "(Ucap Tara terpaksa.)
" Bagus. "(Ucap Gita berlaku pergi.)
" Apa maksudnya bukan menantu yang dia ingin kan? "(Batin Tara.)
Di sisi lain.
Tok ... tok ... tok.
Suara ketukan di luar pintu ruangan Diva.
" Masuk. "(Jawab Diva singkat.)
" Diva, apa kau baik-baik saja? "(Ucap Tania masuk ke ruangan Diva.)
" Eh, Tania? Ada apa? Aku baik-baik saja seperti yang kau lihat. "(Ucap Diva duduk menghadap laptop nya.)
" Tidak, kau tidak baik-baik saja. "(Ucap Tania menghampiri Diva.)
" Aih, apa yang kau katakan? "(Ucap Diva seolah tidak mengerti.)
"Diva, wajah mu terlihat begitu pucat, mata mu sedikit bengkak, bagaimana mungkin kau mengatakan itu baik-baik saja? " (Ucap Tania terlihat cemas.)
"Sudah lah, aku benar-benar baik, aku hanya kurang enak badan dan sedikit kurang tidur. " (Ucap Diva meyakinkan sahabat nya.)
"Huh, baik lah jika begitu, hmm di mana sekertaris mu? " (Tanya Tania penasaran.)
"Dia sedang libur hari ini. " (Ucap Diva menatap Tania dengan senyuman.)
"Libur? Apakah dia sakit? " (Tanya Tania heran.)
"Tidak, dia sedang melakukan kencan pertama nya bersama David, Apa kau tau David, lelaki yang mengantar mu ke kantor ku beberapa hari lalu. " (Ucap Diva santai.)
"Ouh, iya aku tau, apakah mereka berpacaran? " (Ucap Tania terlihat aneh.)
"Iya tentu saja, jika melakukan kencan pertama itu artinya mereka berpacaran. " (Jelas Diva dengan sengaja.)
"Ouh baik kah, kalau begitu aku keluar dulu. " (Ucap Tania langsung berjalan keluar dari ruangan Diva.)
"Maaf kan aku Tania, aku tau kau menyukai David, itu terlihat dari mata mu, tetapi aku tidak bisa membiarkan kau sakit hati terlalu lama, karena memang David mencintai Sela. " (Batin Diva sambil menatap punggung sahabat nya yang kian semakin menjauh.)
Tania berjalan menuju meja kerja nya. sambil menatap bulir bening yang kini mulai turun membasahi pipi mukus nya.
"Hiksss, mengapa aku harus terlibat dalam cinta sepihak ini? Rasanya begitu sakit. " (Batin Tania.)
Semua karyawan yang bekerja di situ menatap aneh Tania, tetapi tidak ada seorang pun yang ingin bertanya atau sekedar basa basi.
"Tania kau harus kuat, lupakan saja dia kau tidak boleh menjadi perusak hubungan orang lain. " (Batin Tania menguat kan diri nya.)
Tania menyeka air matanya dan memulai kerjaan nya.
DDua hari kemudian.
Diva terus menjalani hari-hari seperti biasanya, dia tidak lagi menghawatirkan Aziel, karena Sela bilang kepada nya di tempat Aziel tidak ada sinyal.
Semua itu di lakukan Sela semata-mata untuk membuat Diva baik-baik saja, namun siapa yang tau jika sebentar lagi Diva akan lebih terpuruk dalam luka yang di buat oleh Aziel.
Lihat saja bagaimana Diva menghadapi semua ini.
"Ziel, ayo bangun. " (Ucap Luna menggoyangkan tubuh Aziel.)
"Ehmm, aku masih mengantuk. " (Ucap Aziel.)
Iya, Aziel dan Luna tidur sekamar, tetapi hanya tidur biasa saja.
"Jangan begitu, kita akan segera pulang hari ini, apa kau mau jika kita teringal pesawat? " (Ucap Luna memanyun kan bibir nya.
Bau-bau pelakor.
Next
"Ah, maaf kan aku sekarang sudah jam berapa? " (Tanya Aziel kaget.)
"Sudah lupakan soal jam, sekarang mandi dan bereskan barang-barang mu. " (Ucap Luna memegang rambut Aziel.)
Entah kenapa Aziel merasa tidak ada getaran apapun saat ia berdekatan dengan Luna, bahkan saat kuna memeluk nya, dia biasa saja, beda jika ia bersama Diva, selalu ada kehangatan di tubuh Diva, seperti ada ikatan yang sangat kuat.
Sejauh ini Aziel masih tidak mengerti dengan perasaan nya sendiri.
Singkat cerita, Aziel dan Luna pun menaiki pesawat menuju kota Aziel.
Di perjalanan hanya ada kesunyian, beberapa kali Aziel melihat layar ponsel nya. Dia merasa seperti merindukan seseorang, tetapi dengan cepat dia menepis semua pikiran itu, karena di matanya sudah ada Luna wanita yang dia cintai.
"Ziel, apa kau terus diam dan melamun seperti ini? Apa ada masalah? " (Ucap Luna menyederkan Kepala nya di bahu Aziel.)
Bukan nya nyaman, Aziel malah merasa risih.
"Aku ... aku hanya sedikit pusing. " (Ucap Aziel kepda Luna.)
"Ya sudah, sekarang pejam kan matamu jangan terlalu melihat jendela. " (Ujar Luna kepada Aziel.)
Di sisi lain.
"Yes, hari ini Aziel akan pulang, huh aku merasa sangat rindu kepada nya. " (Ucap Diva terlihat begitu bahagia.)
"Sayang kau sedang apa? " (Tanya Marisa yang melewati kamar Diva.)
"Bibi, Aziel akan pulang hari ini, satu jam lalu dia SMS kepada ku. " (Ucap Diva penuh semangat.)
Tentu nya Aziel mengabari Diva saat sebelum menaiki pesawat.
"Aishh, kau terlihat begitu bahagia hari ini, bibi senang sekali melihat mu. " (Ucap Marisa mengekus rambut Diva.)
Sementara itu Sela sedang mengintip di pintu kamar Diva, ia begitu merasa iba melihat Diva.
"Ya Tuhan, akan kah kebahagiaan kakak ipar ku akan berlangsung lama? " (Batin Sela.)
Kebetulan hari ini adalah hari minggu, jadi Sela dan Diva libur ke kantor.
Sela kembali berjalan menuju kamar nya dan mengambil ponsel nya.
Bersambung ....
hy sayang kenapa kembali dg aziel yg ufah sangat22 nenyakiti hati
kenapa dak dg fimas yg jelas2 mencintai udah lamaaa sekali