NovelToon NovelToon
Miranda Anak Yang Disisihkan

Miranda Anak Yang Disisihkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Cintapertama
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: santi damayanti

bagaimana jadinya kalau anak bungsu disisihkan demi anak angkat..itulah yang di alami Miranda..ketiga kaka kandungnya membencinya
ayahnya acuh pada dirinya
ibu tirinya selalu baik hanya di depan orang banyak
semua kasih sayang tumpah pada Lena seorang anak angkat yang diadopsi karena ayah Miranda menabrak dirinya.
bagaimana Miranda menjalani hidupnya?
simak aja guys
karya ke empat saya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

rencana busuk

“Jika tidak ada pembicaraan lagi, aku pergi,” ujar Rian tegas. Ia berdiri, lalu melangkah keluar ruangan tanpa menoleh.

Kirana memperhatikan punggung anaknya yang menjauh. Rasa bangga menyelinap di dadanya. Sejak kapan Rian menjadi setegas dan seterarah itu, pikirnya, dengan senyum tipis yang sulit disembunyikan.

“Ka Kirana, tolonglah nasihati anak kamu itu,” pinta Armand dengan suara bergetar. Ketakutan jelas tergambar di wajahnya.

Kirana menoleh perlahan. “Dia sudah bertindak benar. Jadi, untuk apa aku meluruskannya?” ucapnya tenang. “Sekarang persiapkan saja diri kalian. Kembalikan aset yang kalian pakai bertahun-tahun.”

Raymond mendengus. “Baiklah, kalau begitu aku ingin tahu nasib perusahaan kamu tanpa kami,” katanya sinis.

Mereka bangkit dari kursi masing-masing. Sebelum pergi, tatapan tajam sempat mereka arahkan pada Miranda. Tanpa sepatah kata lagi, mereka melangkah keluar ruangan dengan membawa kekecewaan yang pekat.

..

..

Miranda menarik napas lega setelah mereka semua pergi. Dadanya terasa ringan, meski kegelisahan masih tersisa. Suamiku jadi punya masalah besar dengan perusahaannya gara-gara aku. Aku harus bagaimana. Namun di balik kecemasan itu, rasa bangga menyelinap pelan. Dia membelaku tadi. Senyum tipis terukir di wajahnya.

“Bagaimana, apakah ada yang terjadi semalam sampai membuat kamu senyum-senyum sendiri?” tanya Kirana, membuyarkan lamunan Miranda.

“Belum terjadi apa-apa, Mah,” jawab Miranda cepat. Meski begitu, bibirnya tetap melengkung, mengingat bagaimana semalam Rian memeluk dan menciumnya.

“Sabarlah sedikit. Dia memang agak lambat, tapi selalu pasti,” ucap Kirana lembut.

“Iya, Mah,” sahut Miranda patuh.

Ponsel Miranda berdering. Sebuah pesan masuk dari Rian, hanya berupa emotikon marah berwarna merah dengan tanduk. Miranda tersenyum sendiri tanpa sadar.

Ia lalu mengetik balasan. Aku masih di rumah, Mas.

“Kenapa sih, Mir. Siapa yang mengirimi pesan?” tanya Kirana, matanya menyipit penasaran.

“Mas Rian, Mah,” jawab Miranda jujur.

“Bilang apa dia sampai membuat kamu tersenyum sendiri begitu?” Kirana mendesak.

Miranda menyerahkan ponselnya. Kirana membaca percakapan singkat itu, lalu mengernyit.

“Hanya dengan emotikon marah, kamu sudah sebahagia ini, Mir?” tanyanya heran.

“Apa aku kelihatan gembira, Mah?” Miranda balik bertanya sambil memegang pipinya.

“Iya. Wajah kamu merah. Kelihatan sekali kamu sedang senang,” ucap Kirana sambil tersenyum penuh arti.

“Rian memang kurang ajar,” gumam Kirana tiba-tiba dengan nada ketus. “Kenapa dia tidak peduli sama sekali?”

Miranda langsung tegang. Jantungnya berdegup cepat, membayangkan kemungkinan terburuk jika Kirana marah besar.

“Enggak, Mah,” sanggahnya cepat. “Mas Rian kirim emotikon marah karena pagi ini aku belum ngasih kabar. Kemarin aku seharian juga tidak kirim pesan. Dia marah besar sama aku, Mah, lalu aku dihukum. Aku di…” suara Miranda terhenti.

“Dihukum apa sama Rian, hah?” potong Kirana tajam. “Hanya karena tidak ngasih kabar. Keterlaluan sekali dia.”

Miranda makin gugup. Pipinya memanas. Dengan suara kecil dan ragu, ia akhirnya mengaku, “Mas Rian semalam menciumku lama sekali. Aku sampai kesulitan bernapas. Katanya itu hukuman karena aku tidak taat perintah.”

Kirana terdiam sesaat. Ekspresinya berubah, lalu tersenyum perlahan. “Berarti hubungan kamu dan Rian sudah ada perkembangan pesat,” ujarnya tenang. “Pantas saja dia pagi ini terlihat agak cerdas.”

Mas Rian kan memang cerdas, batin Miranda. Aneh saja mamah mertuaku ini.

“Rian sepertinya akan seperti ayahnya,” lanjut Kirana pelan. “Ayah Rian dulu sangat posesif.” Matanya tampak mengembun ketika mengenang Ronald, mendiang suaminya.

“Benarkah begitu, Mah?” tanya Miranda hati-hati. “Apa Mamah dulu bahagia?”

“Bahagia sekali, Mir,” jawab Kirana lirih. “Itulah alasanku sampai sekarang tidak menikah lagi. Sosok ayah Rian tidak tergantikan. Walau kadang dia iseng dan penuh kejutan.”

Suasana mendadak hening. Miranda membiarkan Kirana tenggelam dalam kenangan indahnya.

“Mir, Mamah ada agenda ke luar negeri,” ucap Kirana akhirnya. “Kamu mau ikut atau tidak?”

Miranda menggeleng pelan. “Mira sudah ada agenda, Mah. Mira mau mulai kuliah.”

“Oh, baiklah kalau begitu,” kata Kirana. “Tapi ingat, jangan seperti kemarin. Kamu harus terbuka sama Mamah, apa pun yang terjadi.”

“Iya, Mah,” jawab Miranda mantap.

..

..

Di sebuah kafe mahal yang tertutup dan eksklusif, Audy duduk santai dikelilingi sepupu Rian serta para pamannya. Musik lembut mengalun, namun suasana di meja itu justru penuh kegelisahan.

“Audy, bagaimana dengan Rian?” tanya Raymond kesal sambil mencondongkan tubuh. “Kenapa sekarang kamu tidak bisa mengendalikan dia?”

Audy terkekeh pelan. “Mungkin kalian saja yang kurang tegas bicara,” ujarnya enteng. “Kemarin saja Rian baru mengisi saldo rekeningku dua puluh miliar.”

“Masa, sih?” sahut Mira antusias, matanya berbinar.

“Jangan khawatir dengan sikap Rian hari ini,” lanjut Audy sambil menyeruput minumannya. “Semua itu hanya untuk menghormati ibunya. Kalian tahu sendiri, ibunya sedang sakit. Rian tidak mungkin mengabaikan keluarga.”

“Tapi faktanya kamu juga dipecat, Audy,” sela Jelita heran.

Audy mengangkat bahu. “Gampang. Hanya dipecat secara administratif. Apartemen, mobil mewah, dan semua fasilitas masih aku pakai dan tetap dibiayai kantor.” Senyumnya mengembang. “Tenang saja. Kalian tetap harus mendukungku. Kalau aku menikah dengan Rian, fasilitas kalian akan aku tambah.”

“Masalahnya Rian akan mengaudit semua aset dan keuangan perusahaan,” ucap salah satu paman dengan nada cemas. “Sepertinya kami bisa ikut terseret.”

“Itu biar jadi urusanku,” potong Audy cepat. “Aku bisa memengaruhi orang yang mengaudit.” Nada suaranya merendah namun penuh keyakinan. “Aku masih dekat dengan calon investor dari Cina dan Belanda. Aku masih memegang kendali atas Rian. Hanya saja…”

“Hanya saja apa?” tanya Armand waspada.

“Ibunya Rian selalu menghalangiku,” jawab Audy lirih. “Selama dia masih ada, sulit bagiku mendekati Rian sepenuhnya.”

Armand menyandarkan punggung. “Tenang. Aku akan selidiki riwayat penyakitnya. Aku curiga dia sebenarnya tidak sakit jantung. Itu hanya alasan supaya tetap bisa mengendalikan Rian.”

“Kalau memang benar begitu,” sambung Raymond sambil menghisap rokok lalu menghembuskannya perlahan, “kita bisa buat laporan medis palsu. Di keluargaku tidak ada riwayat penyakit jantung.”

“Tidak bisa,” tolak Audy tegas. “Rian perfeksionis. Dia tidak suka dibohongi secara kasar.”

“Benar juga,” gumam Armand. “Aku cukup tahu karakter Rian.”

“Aku yakin Kirana tidak sakit,” ucap Armand mantap. “Aku akan cari buktinya.”

Audy terdiam sejenak, lalu menatap mereka satu per satu. “Aku punya rencana terakhir,” katanya perlahan. “Dan kalian harus mendukungku.”

“Apa itu?” tanya Mira penasaran.

“Aku akan menjebak Rian agar tidur denganku,” ucap Audy mantap. “Dan aku akan menjebak istri ingusannya itu supaya tidur dengan orang lain.”

Raymond mengernyit. “Kenapa harus dijebak? Apa kamu tidak bisa menggoda Rian sampai dia mau dengan sukarela?”

Audy menarik napas berat. “Itu yang membuatku heran. Rian selalu memberi perhatian. Apa pun yang aku minta, dia penuhi.” Wajahnya mengeras. “Tapi setiap kali aku sentuh, dia seperti jijik. Aku pernah menanyakannya. Dia hanya bilang dia paham.”

“Jangan-jangan dia penyuka sesama jenis,” celetuk Armand sambil terkekeh.

Raymond menatap Audy dari balik kacamata hitamnya. Dalam hati ia mencibir. Ternyata Audy tidak pernah disentuh Rian. Bodoh sekali Rian, pikirnya sambil tersenyum tipis.

1
Anonymous
💪💪💪💪
partini
ya jijik lah ,lendir semua aktor nempel di kamu
hemmm obat perangsang Weh Weh lagu lama Audy tapi banyak yg berhasil sih
Anonymous
Ya jangan gantung do ng thor
Anonymous
Jahan digantung ceritanya💪💪💪💪💪
partini
Bege Rian 😡
partini
super wow mamer 👍👍👍
Kakak ga punya akhlak
Lili Inggrid
lanjut
Ara putri
masih nyimak,
partini
mamer badass,,ajari mantumu biar Badas juga aihhh TK kira sisi lain nya bakal like queen mafia ehhh masih melempem
partini
Rian emang bego
partini
hemmm
Ara putri
udh sedih diawal. tiba bab ini malah gk jadi sedih
Ara putri
aku nangis bacanya tor
partini
love it
partini
pak CEO kalau artis dewasa tuh mereka ada sex scan itu real gaimana mau virgin dihhh ledhoooooooooo Weh weh
partini
sehhh artis lendir man dan Rian bilang itu wajar 🙄🙄🙄🙄 betul" something wrong with his mine CEO mau lobang bekas hee Rian adanya mah beli yg masih segel lah ,,Miranda tunjukan taringmu like queen mafia
partini
🙄🙄🙄🙄 lah siapa kamu bilang tidak sah dasar OON
partini
lah kamu aja ga perduli
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!