Suara klik tetikus yang hening namun cepat memenuhi ruangan itu. Cahaya biru dari layar monitor menjadi satu-satunya penerangan di kamar sempit berukuran 3x4 meter di pinggiran Shanghai.
Chen Yu, pemuda kurus dengan kantung mata tebal, menatap layar dengan tatapan kosong. Di layar itu tertulis: "GAME OVER. Server akan ditutup selamanya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kereta Hantu dan Piknik di Jalan Tol
(Adegan 1: Masalah Bagasi)
Pagi hari di depan gerbang The Iron Slums. Tim inti Chen Yu sudah berkumpul dengan ransel masing-masing.
Masalahnya: Barang bawaan mereka tidak masuk akal.
Han Xiao: Membawa genset pribadi hanya untuk mesin kopinya.
Lin Xiao: Membawa koleksi tombak dan pelat baja cadangan.
Iron Fist: Dia sendiri sudah seberat mobil.
Nyonya Zhang: Membawa seluruh isi dapur, termasuk kulkas dua pintu (melayang dengan telekinesis).
"Kita mau perang ke Beijing, bukan pindahan rumah!" omel Chen Yu.
"Tapi Nak Chen," Nyonya Zhang membela diri. "Perjalanan ke Utara itu jauh. Kita butuh logistik. Kau mau makan ransum kering setiap hari?"
Chen Yu menatap Motor Kiamat-nya yang kecil, lalu menatap timnya yang rusuh.
"Kalian benar. Motor ini tidak cukup," kata Chen Yu. Dia mengeluarkan peta digital. "Kita butuh sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang bisa tidur 5 orang, punya dapur, gudang senjata, dan meriam artileri."
Dia menunjuk ke titik di peta: Stasiun Maglev Longyang Road.
"Di sana ada bangkai Kereta Cepat Maglev. Kita akan mengubahnya menjadi... Rumah Berjalan."
(Adegan 2: Membajak Kereta Hantu)
Stasiun Maglev itu gelap dan lembap. Rel magnetiknya sudah berkarat, tapi gerbong keretanya yang aerodinamis masih utuh.
Di dalam terowongan, terdengar suara mendesis.
Sarang Electric Slugs (Siput Listrik Raksasa). Mereka menempel di rel, memakan sisa energi magnetik.
"Jangan ditembak," perintah Chen Yu pada Han. "Lendir mereka mudah meledak."
Chen Yu berjalan mendekati gerbong utama. Dia mengeluarkan Core of The Earth Eater (Mata Bor Berlian Hitam) yang dia dapat dari Jenderal Tu di episode sebelumnya.
"Sistem, Fusion Crafting."
"Bahan: 3 Gerbong Maglev + Roda Tank + Core Pemakan Tanah + Mesin Jet."
Chen Yu memukulkan Titan's Wrench ke gerbong kereta.
KLANG! WHIRRR...
Gerbong kereta yang ramping itu berubah bentuk.
Bagian bawahnya tidak lagi mulus, tapi tumbuh Roda Rantai Raksasa dan Kaki Laba-laba (untuk medan berat).
Di bagian depannya, Mata Bor Hitam terpasang, memungkinkan kendaraan ini menembus bukit atau barikade.
Di atapnya, terpasang Turret Meriam dan... jemuran baju.
[CRAFTING SUCCESS!]
[Unit: The Phantom Express (Ekspres Hantu)]
[Kelas: Land-Cruiser (Kapal Penjelajah Darat)]
[Fitur: All-Terrain, Bunker Living Quarters, Auto-Kitchen.]
"Naiklah," kata Chen Yu bangga. "Anggap saja rumah sendiri."
(Adegan 3: Komite Penyambutan)
Mesin Phantom Express menderu halus (karena teknologi Maglev yang diredam). Kendaraan raksasa sepanjang 50 meter itu merayap keluar dari stasiun, melindas siput-siput listrik yang malang.
Mereka memasuki Jalan Tol G2 (Shanghai-Beijing).
Jalanan itu hancur, penuh retakan dan mobil bekas. Tapi bagi Phantom Express, itu seperti jalan rata. Roda rantainya melibas segalanya.
Namun, baru 10 km berjalan, radar Han Xiao berbunyi.
"Boss! Ada yang mengejar! Di belakang dan samping!"
Dari balik bukit pasir (reruntuhan pinggiran kota), muncul puluhan kendaraan modifikasi yang terlihat liar. Motor dengan gergaji, truk dengan paku, dan buggy yang dinaiki orang-orang bertato.
[Musuh: The Wasteland Hyenas (Geng Hyena)]
[Afiliasi: Bounty Hunters Level Rendah]
[Tujuan: Hadiah 1 Kota Terbang]
Pemimpin mereka, seorang pria dengan mohawk merah, berteriak lewat megafon sambil mengendarai truk monster.
"BERHENTI! SERAHKAN KEPALAMU, DAN KAMI AKAN BIARKAN SISA TUBUHMU JADI MAKANAN ANJING!"
Chen Yu sedang duduk santai di kursi kapten (di dalam kokpit kereta), minum jus jeruk buatan Nyonya Zhang.
"Iron Fist," panggil Chen Yu lewat interkom. "Ada sampah di jalan. Bersihkan."
(Adegan 4: Tinju dari Jendela)
Di gerbong belakang (Ruang Kargo/Gym).
Iron Fist sedang bench press mengangkat roda traktor. Mendengar perintah Chen Yu, dia menyeringai.
Dia membuka pintu samping kereta yang sedang melaju kencang. Angin kencang masuk.
Truk monster si pemimpin Hyena mendekat ke sisi kereta. "Hahaha! Matilah kalian!"
Iron Fist melompat.
Dia tidak melompat ke tanah. Dia melompat ke atap truk monster itu.
BRAKK!
Atap truk penyok seketika karena berat badan Iron Fist. Si pemimpin Hyena tergencet di dalam setir.
"Halo," sapa Iron Fist ramah, lalu dia meninju kap mesin truk itu.
BOOM! Mesin truk meledak, truk itu terpelanting berguling-guling di jalan tol.
Iron Fist melompat kembali ke pintu kereta yang terbuka dengan mulus.
"Satu bersih," lapor Iron Fist.
Sementara itu, di atap kereta.
Lin Xiao berdiri dengan tombak di tangan. Angin menerpa rambutnya. Dia melihat para pengendara motor yang mencoba melempar bom molotov.
"Kalian mengganggu pemandangan," gumam Lin Xiao.
Dia tidak menggunakan petir. Dia hanya menggunakan Sayap Naga Biru (yang dipinjamkan Chen Yu dari mantelnya).
Lin Xiao mengepakkan sayap itu. Angin shockwave tercipta.
Para pengendara motor itu terhempas angin, motor mereka oleng dan saling bertabrakan. Domino Effect.
(Adegan 5: Menu Makan Siang Knalpot)
Satu buggy musuh yang gigih berhasil mendekat ke bagian depan kereta, mencoba menembak ban rantai.
"Bannya anti peluru, bodoh," kata Chen Yu melihat dari monitor. "Knalpot, kau belum sarapan kan?"
Pintu palka di bawah kokpit terbuka.
Knalpot (Naga Techno Remaja) menjulurkan leher panjangnya ke bawah.
Dia melihat mobil buggy itu. Dia melihat logam, bensin, dan daging. Paket lengkap.
CHOMP!
Knalpot menggigit atap mobil buggy itu, mengangkatnya ke udara (dengan pengemudinya yang berteriak histeris), lalu melemparkannya ke mulutnya.
Kriuk... Glek.
Knalpot bersendawa api.
Sisa Geng Hyena yang melihat teman mereka dimakan naga langsung putar balik.
"Gila! Mereka monster! Hadiahnya tidak sepadan!"
(Adegan 6: Batas Provinsi)
Matahari mulai terbenam. Phantom Express terus melaju, meninggalkan jejak debu dan bangkai kendaraan di belakangnya.
Mereka tiba di Jembatan Sungai Yangtze yang memisahkan Shanghai dengan Provinsi Jiangsu. Jembatan itu putus di tengah.
"Jembatan putus, Boss!" teriak Han. "Jarak celah 50 meter!"
"Rem?" tanya Han.
"Tidak," jawab Chen Yu. "Kita pakai Drill Mode."
Chen Yu menekan tombol [EARTH DIVE].
Mata bor raksasa di depan kereta berputar kencang. Roda rantai berubah posisi.
Alih-alih melompati jembatan, Kereta Hantu itu menukik ke bawah, masuk ke dalam tanah di tepi sungai.
VRRROOOOM!
Mereka menyelam ke dalam tanah, menembus dasar sungai, dan muncul kembali di sisi seberang dengan ledakan tanah yang spektakuler.
[Wilayah Baru Terbuka: The Grey Wasteland (Provinsi Jiangsu)]
Chen Yu menyandarkan punggungnya. Dia melihat peta. Perjalanan masih jauh.
"Nyonya Zhang," panggil Chen Yu. "Makan malam apa hari ini?"
"Sup Buntut Hyena... eh maksudku Sup Buntut Sapi," jawab Nyonya Zhang dari dapur.
Di luar jendela, pemandangan kota yang hancur berganti menjadi padang gurun abu-abu yang luas dan mematikan. Petualangan sesungguhnya baru saja dimulai.
hnya saja aku mnemukan sdikit kejanggalan...