NovelToon NovelToon
Berondongku Suamiku

Berondongku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Ibu Tiri
Popularitas:86.9k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Kirana harus menerima kenyataan bahwa calon suaminya meninggalkannya dua minggu sebelum pernikahan dan memilih menikah dengan adik tirinya.

Kalut dengan semua rencana pernikahan yang telah rampung, Kirana nekat menjadikan, Samudera, pembalap jalanan yang ternyata mahasiswanya sebagai suami pengganti.

Pernikahan dilakukan dengan syarat tak ada kontak fisik dan berpisah setelah enam bulan pernikahan. Bagaimana jadinya jika pada akhirnya mereka memiliki perasaan, apakah akan tetap berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Puluh Tiga

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika akhirnya apartemen itu kembali tenang.

Setelah kejutan tak terduga dari Mami yang kini secara resmi dinobatkan sebagai Queen of Kekepoan Nasional, Samudera dan Kirana sama-sama ingin mengakhiri malam dengan tidur cepat. Lingerie merah pemberian Mami kini tersimpan aman di dalam lemari, terlapisi tiga tumpuk pakaian polos, dua jaket tebal, dan sebuah selimut, seolah-olah Kirana mencoba mengurung energi memalukan dari benda itu.

Kirana sudah berada di sisi tempat tidur, rambutnya digerai, wajah masih hangat malu. Samudera duduk di sisi lain, baru hendak rebahan ketika gawainya tiba-tiba berdering.

Samudera menghela napas pelan sebelum mengangkatnya. “Ya?” katanya sambil berdiri, berjalan menjauh.

Kirana tidak berniat menguping. Tapi suara apartemen terlalu sunyi. Jadi otomatis terdengar, apalagi Sam berbicara sedikit keras karena mungkin mencoba terdengar tegas.

“Sekarang?” suara Sam sedikit terkejut. “Serius kalian mulai malam ini?”

Kirana mengerutkan dahi sedikit. Mencoba mencerna apa yang sedang pria itu bicarakan.

“Iya. Iya gue datang. Tunggu di sana.” Telepon dimatikan Samudera.

Samudera menatap gawainya beberapa detik, lalu menghela napas panjang seperti orang yang baru saja dititipkan tanggung jawab memindahkan gunung Himalaya ke Ciledug.

Kirana yang memperhatikannya dari ranjang bertanya pelan, “Ada apa, Sam?”

Sam terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menjawab pendek. “Ada perlu.”

“Perlu apa?”

Dia tidak menjawab langsung. Hanya mengambil jaketnya.

“Kamu tidur duluan, ya. Jangan tunggu aku pulang.”

Kirana menatapnya, kali ini lebih serius. Ada rasa tidak nyaman yang aneh. “Sam … kamu mau ke mana?”

Sam tersenyum tipis, tapi jelas senyum itu palsu. “Ada urusan. Nggak lama.”

Ia tahu Kirana tidak akan berhenti bertanya, jadi ia cepat-cepat menunduk untuk memakai sepatu, lalu berdiri.

“Aku balik nanti,” ucap Samudera sambil menepuk kepala Kirana lembut, kebiasaan kecil yang ia lakukan kalau ingin menenangkan gadis itu.

Sebelum Kirana sempat bertanya lagi, Samudera buru-buru keluar dari kamar, mengambil kunci mobil, dan pergi.

Pintu tertutup. Keheningan menyelimuti ruangan itu lagi.

Kirana duduk diam di tempat tidur, jari-jarinya mengepal kecil di atas selimut. Ada sesuatu yang tidak enak. Bukan karena Samudera pergi tengah malam, tapi karena caranya pergi, gelisah, terburu-buru, seperti seseorang yang menyembunyikan sesuatu.

Ia menatap pintu apartemen itu lama. Lalu berdiri. Dia tidak bisa diam saja.

Masih memakai baju tidur, kaus oversized putih dan celana pendek biru, Kirana mengangkat jaket, melapisinya, mengambil tas kecil, lalu keluar menyusuri lorong apartemen. Ia tidak peduli soal waktu. Tidak peduli soal tampilannya yang benar-benar jauh dari kata “siap keluar rumah”.

Ia hanya tahu satu hal, Samudera menyembunyikan sesuatu. Dan Kirana ingin tahu apa.

Di luar, angin malam cukup dingin. Kirana menggigil sedikit sambil memesan taksi online. Untung jarak ke arena balap tidak terlalu jauh.

Sampai di sana, deru mesin sudah terdengar dari kejauhan, suara knalpot khas mobil balap yang memekakkan telinga. Lampu-lampu sorot yang tidak resmi menerangi area aspal luas yang dipenuhi banyak anak muda, mobil-mobil sport, motor-motor modifikasi, dan musik EDM yang entah siapa yang nyalakan.

Kirana menelan ludah. Suasana ini agak menakutkan. Tapi dia melangkah maju juga.

Salah satu alasan dia bisa menemukan tempat ini, adalah karena sekali waktu dia pernah ikut Samudera saat lelaki itu datang ke sini, sekitar beberapa bulan lalu, sebelum semua kekacauan dan pernikahan kilat mereka terjadi.

Dan sekarang, ketika ia berdiri di tepi lintasan tanpa ada Samudera di sisi untuk menjelaskan, jantungnya mendadak berdetak ratusan kali lebih cepat. Semuanya terasa lebih liar. Lebih keras. Lebih berbahaya.

Sebuah motor hitam melaju kencang melewatinya sampai angin yang terbawa membuat rambutnya berantakan.

Kirana spontan memegang dadanya, takut jantungnya tiba-tiba copot. Pandangan matanya mengikuti motor itu.

Dan di balik helm itu, ia tahu siapa pengendaranya, Samudera. Gaya balapnya tidak salah.

Bahkan dari kejauhan saja, Kirana bisa melihat bagaimana Samudera mengambil tikungan dengan angkuh dan kecepatan tinggi seperti orang yang tidak punya rasa takut.

Balapan berlangsung sekitar beberapa menit lagi. Setiap putaran membuat Kirana semakin gelisah. Bahkan ia sampai meremas ujung jaket dengan kedua tangan. Rasanya ingin menutup mata, tapi tidak bisa. Rasanya ingin menjerit "Samuderaaaa!!" tapi tentu saja tidak mungkin.

Akhirnya balapan selesai. Sorak-sorai pecah. Dan Samudera keluar sebagai pemenang.

Kirana hampir ambruk lega. Lututnya benar-benar terasa lemas. Seandainya ia tidak berpijak pada satu pagar besi di dekatnya, mungkin dia sudah duduk di tanah.

Samudera turun dari motor dengan langkah santai dan penuh percaya diri. Helmnya ia angkat ke atas, rambutnya sedikit basah keringat. Wajahnya … ya Tuhan, kalau tidak sedang membuat Kirana ingin marah, pasti ia akan mengakui Samudera terlihat luar biasa keren.

Namun, perasaan kagum itu langsung sirna ketika sekelompok gadis remaja langsung mengerumuni Samudera. Mereka tertawa-tawa, menyentuh lengannya, dan beberapa bahkan minta foto sambil mendekat tanpa jarak.

Samudera menanggapinya dengan ramah, tapi tidak berlebihan. Tetap, Kirana merasa dadanya nyeri aneh. Apakah itu cemburu? Rasa itu muncul pelan, menusuk. Dia membuang wajah, tidak mau melihat lebih lama.

“Aku ngapain datang …,” gumam Kirana lirih sambil memeluk dirinya sendiri.

Ia berbalik, memutuskan untuk pergi sebelum Samudera melihatnya. Bukan karena ia takut pria itu marah, tapi karena ia malu.

Malu karena ia merasa peduli. Malu karena ia cemburu. Malu karena ia tidak tahu apa yang ia rasakan ini.

Kirana baru melangkah dua langkah ketika dua pria berjaket hitam berdiri di jalurnya.

“Heh, cantik,” kata salah satu, suaranya serak dan tidak menyenangkan. “Malam-malam begini sendirian? Ikut kita yuk.”

Kirana langsung menegang. “A ... aku mau pulang,” ucapnya cepat.

Yang satu mendekat, wajahnya tidak sopan. “Pulang? Jangan buru-buru. Temenin kita sebentar.”

Kirana mundur selangkah. Jantungnya berdetak tak nyaman. Ketakutan naik perlahan.

“Maaf, saya harus pergi,” ucap Kirana mencoba mendorong pria itu, namun pria itu justru memegang pergelangan tangannya.

“Ah jangan gitu dong, cantik ….”

Kirana tersentak. Wajahnya memucat.

“Lepaskan …!”

“Kalau kamu ikut baik-baik, kita kasih pulang.”

“Apa yang kalian lakukan?”

Suara itu meledak dengan tegas, keras, dan penuh amarah. Pria-pria itu menghentikan gerakan mereka. Kirana menoleh.

Samudera berdiri di belakang mereka, napasnya masih naik turun setelah balapan, tubuhnya masih panas, tapi matanya sama sekali tidak ramah. Bukan seperti Sam yang biasanya sengaja pura-pura sok cuek.

Ini Samudera yang marah. Bahkan sangat marah. Jari-jarinya mengepal. Rahangnya mengeras.

“Aku tanya sekali lagi,” ulang Samudera sambil mendekat, langkahnya pelan namun penuh ancaman. “Apa yang kalian lakukan sama istri gue?”

1
Naufal Affiq
lambat laun usaha mertua mu tidak sia-sia,berhubung kalian sudah merasa nyaman dengan kehidupan untuk saat ini
Fitria Syafei
Semoga makin romantis ya mama ☺️ mm cantik kereeen 😍😍
Teh Euis Tea
perlahan tp pasti cinta datang di antara mereka
shenina
bunga2 cinta mulai bersemi di hati keduanya
Ida Nur Hidayati
naaaah....cinta mulai bersemi
shenina
co cuit... smg segera di unboxing biar cepet di kasih cucu buat mami vania
Cindy
lanjut kak
Felycia R. Fernandez
udah cap cip cup aja ternyata Samudera dan Kirana...
bakar gih kontrak kalian,jalani aja pernikahan yang sesungguhnya...
Felycia R. Fernandez
nanggung Kirana jam 12 sekalian,biar kayak ikan asin dijemur kamu 😆😆😆
Humaira
sam yang pertama buat Kirana, tapi Kirana....????
Ayna Adam
Tinggal menunggu mereka berdua membatalkan kontrak pernikahan
Agar mereka berdua bisa menjalani pernikahan yg sebenarnya 😊
Tinggal menunggu besok pagi nih mereka berdua adegan ranjang🤭
Siti Amyati
lanjut kak emang pacaran setelah menikah itu beda
Radya Arynda
semangat sam kamu yang prawani bibir nya kirana,,,ssujses lah bulan madu nanti,,bisa jebol gawang sekalian 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Fitra Sari
lanjutttt makk 💪💪😍😍😍
Eka ELissa
Nex.....Mak.....😘🤭
Eka ELissa
awal dri cinta nih...😘😘😘 beruntung bgt kmu samudra dpt Kiran yg ori...😘😘
Ilfa Yarni
iyalah Kirana ga nolak dicium sam berarti dia ada rasa tp bagus sih masak iya bulan madu ga ngapa2in rugi dong
partini
hemmm curigong ma Sam
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
mami Mika itu mantan nya menantu mami lho😅😅😅
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
bener banget mami🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!