NovelToon NovelToon
REINKARNASI BERANDALAN

REINKARNASI BERANDALAN

Status: tamat
Genre:Kebangkitan pecundang / Action / Time Travel / Romansa / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:252
Nilai: 5
Nama Author: andremnm

Arya Satria (30), seorang pecundang yang hidup dalam penyesalan, mendapati dirinya didorong jatuh dari atap oleh anggota sindikat kriminal brutal bernama Naga Hitam (NH). Saat kematian di depan mata, ia justru "melompat waktu" kembali ke tubuh remajanya, 12 tahun yang lalu. Arya kembali ke titik waktu genting: enam bulan sebelum Maya, cinta pertamanya, tewas dalam insiden kebakaran yang ternyata adalah pembunuhan terencana NH. Demi mengubah takdir tragis itu, Arya harus berjuang sebagai Reinkarnasi Berandalan. Ia harus menggunakan pengetahuan dewasanya untuk naik ke puncak geng SMA lokal, Garis Depan, menghadapi pertarungan brutal, pengkhianatan dari dalam, dan memutus rantai kekuasaan Naga Hitam di masa lalu. Ini adalah kesempatan kedua Arya. Mampukah ia, sang pengecut di masa depan, menjadi pahlawan di masa lalu, dan menyelamatkan Maya sebelum detik terakhirnya tiba?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon andremnm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 33. bom yang sebenarnya...

Di dalam gua tersembunyi di bawah Bukit Harimau, keheningan yang tegang menyelimuti mereka. Arya terbaring lemah, tetapi matanya menunjukkan fokus yang kembali. Di sisinya, Ibu Sumi mengawasinya, sementara Dion, Maya, dan Rani menanti kata-katanya.

Maya: (Mendekat, memegang tangannya) "Umpan? Apa maksudmu Daftar Hitam hanya umpan, Arya?"

Arya: (Berbicara dengan suara parau, kesulitan bernapas) "Daftar Hitam... hanya daftar nama. Itu... melegitimasi Jaringan Pengawas Global... untuk bergerak. Tapi itu bukan... inti dari misiku."

Dion: "Lalu apa intinya? Rekaman video yang kuunggah? Yang hanya 35% itu?"

Arya: "Ya. Video itu... adalah bom yang sebenarnya. Video itu... bukan hanya simulasi. Itu adalah... Rekaman Waktu Nyata... dari awal kehancuran... yang ku saksikan... di masa depan."

Rani: (Mengerutkan kening) "Rekaman waktu nyata? Tapi itu terlihat seperti simulasi militer yang buram. Itu tidak akan cukup kuat untuk membuat dunia percaya!"

Arya: "Itu belum... diaktifkan. Bagian yang kalian unggah... itu hanya header data... yang berisi kode aktivasi."

Arya berhenti sejenak, mengumpulkan sisa tenaganya. Ibu Sumi memberinya sedikit ramuan herbal lagi.

Arya: "Saat kalian... memasukkan Kunci Tiga... rekaman itu... terpecah. Bagian 35% yang ku kirim... itu berisi Algoritma Validasi Temporal."

Dion: "Algoritma Validasi Temporal? Apa itu?"

Arya: "Itu adalah kunci... untuk memvalidasi asal-usul rekaman... dari masa depan. Begitu algoritma itu diaktifkan... setiap salinan rekaman 35% di Jaringan Pengawas Global akan secara otomatis terhubung ke Server Primer-ku... di Australia... dan mengunduh sisa 65% rekaman itu."

Maya: "Server Primer di Australia? Kau punya basis lain di sana?"

Arya: "Basis data tunggal... disembunyikan. 65% rekaman itu... adalah bukti tak terbantahkan. Itu menunjukkan... bagaimana Komandan Jaya... memicu perang global... dan menggunakan senjata nuklir... di Jawa Timur... untuk memusnahkan perlawanan."

Mendengar kata "nuklir," wajah Dion dan Maya memucat.

Rani: "Jadi Daftar Hitam membuat panggung. Dan rekaman 100% itu... akan memicu aksi militer internasional terhadap Jaya. Tapi bagaimana kita mengaktifkan algoritma itu? Kita tidak bisa hacking jaringan lagi!"

Arya: "Kalian tidak perlu... hacking. Algoritma itu... dirancang... untuk diaktifkan dari sumber lokal."

Arya menunjuk ke sebuah kalung yang dikenakan oleh Ibu Sumi—liontin batu hijau tua berbentuk kepala harimau.

Arya: "Sumi... dia memegang... Kunci Fisik."

Ibu Sumi membuka kalungnya. Di bagian belakang liontin batu harimau itu, terdapat port konektor kecil.

Ibu Sumi: "Kapten Arya memberiku kunci ini bertahun-tahun yang lalu. Dia bilang... hanya bisa digunakan di waktu yang sangat tepat... dan dengan orang yang tepat. Kunci ini terhubung ke frekuensi radio yang sangat rendah. Ini akan mengirimkan sinyal pemicu yang tidak bisa dihentikan ke Jaringan Global."

Arya: "Dion... Kau harus... membuat konektor. Rani... Kau harus... membidik. Maya... Kau harus... percaya..."

Rani: "Apa yang harus kubidik?"

Arya: "Server Primernya... terlindungi oleh Firewall yang sangat kuat. Tapi aku meninggalkan satu jalur masuk: menara pemancar radio militer lama di tepi Taman Nasional... di Bukit Merah... Kalian harus mendaki menara itu... dan mengalirkan sinyal Kunci Fisik Sumi melalui antena utamanya."

Misi baru mereka terungkap: sebuah perjalanan berbahaya ke menara militer yang pasti dijaga ketat, untuk mengirimkan satu sinyal pemicu dari Kunci Fisik kuno.

Dion: (Wajahnya kembali tegas) "Aku akan membuat konektornya dari sisa peralatan di ransel Rani. Maya, kau siap?"

Maya: "Aku siap. Kita akan mengakhiri semua ini."

Arya: (Menghela napas, tersenyum lemah) "Satu hal lagi... Ibu Sumi... dia yang akan memimpin... Dia tahu semua... jalan pintas. Dia... yang akan melindungi... Keseimbangan..."

Arya kembali memejamkan mata, membiarkan tubuhnya beristirahat setelah pengungkapan yang monumental itu. Kini, nasib dunia tidak lagi di tangan Arya, tetapi di tangan para pelarinya.

Waktu adalah musuh terberat mereka di dalam gua. Di luar, suara helikopter pengintai mulai terdengar samar di kejauhan, pertanda bahwa Pasukan Khusus militer semakin mendekat ke wilayah Taman Nasional.

Dion dengan sigap membongkar sisa-sisa peralatan komunikasi dan drone pengintai mini dari ransel Rani. Dia meletakkan liontin batu harimau milik Ibu Sumi di atas meja batu, memeriksa port konektor kecil di belakangnya.

Dion: (Fokus, tangannya bergerak cepat) "Port ini sangat kecil. Aku butuh konektor tembaga yang sangat halus dan sumber daya eksternal kecil untuk memberi dorongan pada sinyal pemicu. Aku bisa menggunakan baterai drone dan kawat tipis dari headset Rani."

Rani dan Maya membantu mengumpulkan material. Sementara Dion merakit konektor, Rani dan Ibu Sumi merencanakan jalur serangan.

Rani: (Memelototi peta topografi usang) "Menara pemancar militer itu ada di puncak Bukit Merah. Itu adalah benteng yang dijaga ketat. Tidak ada jalan yang mulus. Militer pasti sudah memblokir semua jalan utama."

Ibu Sumi: (Menunjuk ke jalur yang tidak ditandai di peta) "Aku tahu jalur pendakian yang curam. Itu hanya digunakan oleh pemburu badak yang paling nekat. Kita bisa mencapainya dalam waktu lima jam. Jalur itu melewati Air Terjun Naga—tempat yang penuh dengan kabut tebal di pagi hari. Itu akan menutupi kita."

Rani: "Kabut tebal bagus untuk penutup. Tapi bagaimana dengan penjaganya? Begitu kita mencapai menara, kita akan terbuka."

Ibu Sumi: "Penjaga yang ditempatkan di Bukit Merah adalah militer yang bosan. Mereka mengandalkan pagar kawat dan jebakan. Mereka tidak mengira ada orang yang akan mendaki tebing curam itu. Aku akan memimpin. Kalian berdua yang akan naik menara."

Maya: (Memeriksa senjata yang tersisa) "Kita hanya punya senapan semi-otomatis Rani dan satu senapan berburu Ibu Sumi. Kita harus menggunakan elemen kejutan. Kita tidak bisa menembus benteng itu."

Rani: "Kita tidak akan menembus. Kita akan menyelinap. Begitu sinyal pemicu dikirimkan, Komandan Jaya akan tahu kita ada di sana. Kita harus masuk dan keluar dalam waktu kurang dari lima menit. Setelah sinyal terkirim, misi kita di darat selesai."

Sementara mereka merencanakan taktik, Dion menyelesaikan perakitannya. Ia berhasil menyambungkan kabel tipis ke port liontin batu harimau, lalu menyambungkannya ke baterai drone dan soket konektor eksternal.

Dion: "Selesai. Aku menyebutnya Kunci Pemicu Temporal. Begitu liontin ini dicolokkan ke antena menara pemancar, sinyalnya akan mengalir, dan Algoritma Validasi Temporal akan aktif."

Ibu Sumi: (Mengambil Kunci Pemicu Temporal) "Bagus. Kita bergerak dalam setengah jam. Arya harus tetap di sini. Jaringan Konservasi akan menjaganya sampai dia pulih sepenuhnya."

Arya yang terbaring lemah, tiba-tiba memanggil Dion dan Maya.

Arya: (Memegang tangan mereka) "Dion... Maya... Kalian harus mengerti. Bom yang sebenarnya... adalah kebenaran yang tidak bisa dibantah. Setelah rekaman 100% tersebar, seluruh dunia akan melihat wajah asli Jaya. Dia adalah penjahat perang. Itu akan memicu Intervensi Global. Ini adalah akhir dari perangku."

Maya: "Kami mengerti, Kapten. Kami akan pastikan bom itu meledak."

Rani: (Mengecek amunisi) "Baiklah. Ini adalah pelarian terakhir kita, dan serangan frontal pertama kita. Kita harus berhasil."

Mereka mengambil perbekalan yang tersisa dan bersiap untuk meninggalkan gua, jantung dari Jaringan Konservasi, menuju pertarungan terakhir mereka.

1
Calliope
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
andremnm: makasih🙏🙏
total 1 replies
Deqku
Aku jatuh cinta dengan ceritamu, tolong update sekarang juga!
andremnm: makasih ya
total 1 replies
tae Yeon
Terlalu emosional, sampai menangis.
andremnm: makasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!