NovelToon NovelToon
Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Di Campakakan Camat Di Kejar Komandan Elite

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pengantin Pengganti / Romansa
Popularitas:248.9k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Aisya Humaira gadis berjilbab dengan sejuta pesona, harus menelan pil pahit karena tiba-tiba calon suaminya memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka yang sudah di depan mata.

Hanya karena ia di nyatakan mandul, dan ternyata semua ini ulah dari Riska sahabat masa kecil dari calon suaminya sendiri.

Setelah mencampakkan Aisya, Adriansyah Camat muda yang tampan itu malah melanjutkan pernikahannya dengan Riska.

Aisya akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota, karena tidak sanggup menahan malu setelah pernikahannya batal.

Hingga membawa Aisya pada sosok Satria Pratama Dirgantara. Seorang Komandan Elita yang sedang dalam penyamaran sebagai Kakek-kakek karena satu alasan.

Satria melamar Aisya dengan tetep menyamar sebagai seorang Kakek.

Apakah Aisya akan menerima si Kakek menjadi jodohnya di saat seorang Camat baru saja mencampakkan durinya?

Bagaimana Perjuangan Satria dalam mengejar cinta Aisya?

Bagaimana kisah mereka selanjutnya langsung baca aja ya kakak. Happy reading semua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Mentari pagi merayap malu-malu di antara rerimbunan pohon kelapa, menyinari teras rumah Ardian dan Riska. Akhirnya setelah minum obat, Riska dan pak camat sudah lebih baik, sehingga mereka tak perlu lagi bolak-balik ke toilet. Sebuah ironi kecil di tengah badai rumah tangga yang mengamuk.

Sejak kemarin, Ardian bersikap dingin sama Riska. Setiap sapaan Riska hanya dijawab dengan kebisuan. Adrian menatap lurus pemandangan jalan desa yang mulai ramai, dengan aktivitas para warga.

Namun tak mampu mencairkan hatinya yang membeku. Sepeda ontel berderit membawa rumput dan cangkul, aroma kopi dari dapur tetangga beradu dengan masakan, tapi semua terasa hambar. Pikiran Ardian masih tertambat pada sosok bunga desa, siapa lagi kalau bukan Aisya mantan terindahnya.

"Mas Ardian!" seru Riska, suaranya bergetar menahan badai emosi yang sudah lama terpendam.

Ardian mendongak, sorot matanya dingin. Riska balas menatap dengan wajah masam, matanya merah dan berkaca-kaca.

"Apa sih?" dengus Ardian, tak acuh.

"Mas tuh dari tadi aku panggilin. Nggak denger apa?" Riska mencoba sabar, tapi hatinya mulai mendidih.

"Nggak. Emang mau ngomong apa?" jawab Ardian sekenanya, tanpa minat sedikit pun.

"Mas tuh dari kemarin ngediemin aku! Kita tuh pengantin baru, Mas. Nggak ada kepikiran buat bulan madu gitu?" Riska merajuk, ada getir dalam suaranya. Apakah Ardian benar-benar menginginkannya?

Sebenarnya, Riska sendiri juga sedang merasa kesal dan juga kecewa karena Satria, sosok Komandan elit nan tampan itu, justru akan menikahi Aisya. Alih-alih membuat Aisya kalah dan merana, Riska malah merasa dipermalukan. Liburan adalah pelarian yang ia idamkan saat ini.

"Nggak ada. Senin aku udah masuk kerja," jawab Ardian singkat, tanpa menatap Riska.

"Ya udah deh, kalo gitu aku balik ke kota aja. Mau kerja juga!" Riska membalas dengan nada tinggi, merasa tak dihargai.

"Terserah!" sahut Ardian santai, Riska yang mendengarnya bagai di sambar petir di siang bolong. Riska ternganga. Ia ingin dibujuk, ditahan, tapi Ardian justru mempersilakan.

"Jadi, aku beneran boleh balik kerja?" Riska memastikan, masih berharap ada penolakan dari sang suami.

"Iya, suka-suka kamu lah, Riska. Kamu emang beda sama Aisya. Kalo Aisya, pasti nurut aja sama suami," keluh Ardian, tanpa sadar mengiris lebih dalam hati Riska.

"Enak aja! Kok malah dibanding-bandingin sama mantan sih? Nggak banget, deh! Buka mata lebar-lebar, Mas. Aku tuh lebih baik dari Aisya. Dia tuh gadis bar-bar ... ya gitu deh. Mas masih aja bilang dia lebih baik?" Riska mendengus, merasa harga dirinya diinjak-injak.

"Buktinya, Komandan elit Satria, lebih milih Aisya daripada kamu," sindir Ardian, tanpa berpikir panjang.

"Ih, nggak gitu! Satria tuh dulu ngejar-ngejar aku, tapi aku tolak. Aku lebih milih nikah sama Mas. Harusnya Mas tuh seneng, aku lebih milih Mas daripada dia!" Riska membela diri dengan mengarang cerita.

"Alah, bohong! Nyatanya, kamu masih mikirin Satria kan?" tebak Ardian menuduh.

"Mas juga sama aja! Dari tadi ngelamun, pasti mikirin Aisya terus. Nggak penting banget!" sembur Riska, emosinya meledak.

"Jangan mulai deh! Masih pagi, udah ajak berantem. Bikin pusing aja!" Ardian tampak geram, merasa terusik.

"Oh, jadi aku bikin pusing, Mas Ardian?" Riska bertanya sinis.

"Iya!" jawab Ardian tanpa ragu, bagai vonis yang menghancurkan hati.

"Oke! Kalo gitu, sekarang juga aku balik ke kota! Nggak betah aku di sini!" amuk Riska sambil berkacak pinggang, siap angkat kaki.

"Silakan aja! Itu pagar rumah, bisa buka sendiri kan?" sindir Ardian, bangkit dari duduknya, menantang Riska.

Hati Riska makin panas. Matanya berkaca-kaca. Ia membayangkan pernikahan yang bahagia, namun yang ia dapati hanyalah pertengkaran dan air mata. Pagar rumah itu kini menjadi simbol, bukan hanya pembatas fisik, tapi juga jurang yang memisahkan hatinya dan Ardian.

 

Suasana hening membisu saat kekesalan Riska memuncak. Bahkan semalam, mereka memilih tidur di kamar yang berbeda.

"Bu Sari pasti kaget deh, Mas, kalau aku tiba-tiba balik ke kantor lagi. Kerja lagi di perusahaannya," keluh Riska sambil menyeka air matanya yang mulai menetes.

"Perusahaannya? Hei, denger ya, perusahaan itu diwariskan padaku. Bu Sari itu cuma mengolahnya saja. Jangan lupa itu!" tegas Adrian dengan nada tidak terima.

"Ya, tetap saja dia itu ibunya Mas Adrian," balas Riska, masih melanjutkan pertengkaran dengan suaminya.

"Siapa juga yang bilang dia ibuku? Ibuku nggak akan bisa diganti oleh siapapun, Riska. Aku memang nurut dengannya, tapi itu bukan berarti aku menganggapnya sama dengan ibuku," tegas Adrian yang kini tak lagi melihat ke arah Riska.

Pandangannya beralih ke jalan raya, di mana sebuah gerobak pedati yang ditarik oleh kerbau melintas. Gerobak itu membawa beberapa karung padi yang baru selesai dipanen.

Riska terdiam. Dia sampai mengerutkan kening, bingung dengan arah pembicaraan suaminya. "Bagian ini aku juga nggak ngerti apa maksudmu, Mas," gumamnya dalam hati.

"Ya sudah, kalau memang kamu maunya kerja, pergi saja ke Jakarta. Di sini kan sudah ada mbok yang mengurusku. Aku juga sudah biasa mengurus semuanya sendiri," kata Adrian lagi dengan nada datar.

Tiba-tiba, ingatan Adrian kembali pada percakapannya dengan Aisya sebelum pernikahan mereka. Aisya bahkan bersedia meninggalkan pekerjaannya di Jakarta dan kembali ke desa jika memang dirinya menginginkan dia selalu mendampingi dan tak terpisahkan oleh jarak.

Namun, Riska berbeda. Dia malah ingin kembali ke Jakarta. Adrian yang masih kesal dan marah marah memilih untuk membiarkan Riska pergi, supaya tidak harus bertengkar terus-menerus dengannya.

Riska menghembuskan nafas kasar. Dengan langkah yang sengaja dikeraskan, dia menghentakkan kakinya di lantai dan melangkah masuk ke dalam rumah. Dia masih menghentakkan kakinya supaya Adrian tahu kalau dia sedang marah. Dan berharap Adrian membujuknya.

Tak lama kemudian, Riska sudah kembali ke teras dengan kopernya. Adrian hanya melirik sekilas, namun dia justru terlihat tenang sambil menikmati kopi paginya.

"Mas Adrian, aku pergi beneran ya!" pamit Riska dengan nada mengancam.

"Oh, mau pergi? Ya sudah, aku panggilkan ojek sekalian. Kang ojek, sini!" teriak Adrian pada seorang kang ojek pangkalan yang kebetulan lewat di depan rumahnya.

Riska sampai melongo melihat reaksi suaminya. Dia benar-benar tidak ditahan untuk pergi. Akhirnya, dengan perasaan campur aduk, Riska benar-benar pergi dari rumah Adrian naik motor ojek pangkalan.

Sepanjang jalan, muka Riska terlihat murung. Namun, ekspresinya berubah menjadi melongo saat melihat Aisya di jalan. Aisya sedang naik mobil, dan sekilas Riska bisa melihatnya dari jendela mobil.

"Itu kan Aisya? Dia mau ke mana? Ih, enak banget dia naik mobil bagus gitu. Sok kali gayanya, sampe buka jendela segala," cibir Riska dalam hati. Hatinya yang sedang porak poranda semakin tambah hancur.

"Kang, bisa ikuti mobil mewah yang ada di depan itu, ya? Jangan sampe ketinggalan!" pinta Riska pada kang ojek dengan nada penasaran.

"Tenang aja, Neng. Kan di sini nggak ada lampu lalu lintasnya. Pasti bisa kita ikuti," sahut kang ojek dengan nada meyakinkan.

Perjalanan cukup jauh. Ada beberapa motor lain juga yang ikut melintas menuju kabupaten.

"Apa mungkin Aisya juga mau balik ke Jakarta ya? Kalau gitu, apa artinya Satria juga mau balik Jakarta?" Riska jadi bertanya-tanya dalam hati.

Hingga akhirnya, mobil yang membawa Aisya berhenti di sebuah rumah singgah yang lumayan bagus dan besar, dari rumah singgah yang ada di seberangnya.

Bersambung ....

1
Ita Xiaomi
Apakah target yg akan ditemui adalah Satria dan Aisyah? 😁
ifha latifa
Arya sama Cindy klo jujur k keluarga dirgantara pasti bakal d lindungi dan ibunya bakalan bisa d selamatkan.
klo nurutnya sama si cecunguk bule bakal hancur lebur semuanya
Mama lilik Lilik
🤣🤣🤣🤣 bisa aja
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mending Arya & Cindy kasih kode ke tim bodyguard dirgantara. pasti ada solusi nanti
Wulan Sari
si cindi dan arya blm kapok juga mau nyulik? jangan biyarkan Thor gagalkan sj...
Gustie Cibby
seru baca ngakak trus semngt kek 😂😂
ifha latifa
Semoga otak si Arya masih berjalan dengan baik, dan diam² melaporkan hal teraebut sama Satria
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
elvina manusia pengecut. ingin melakukan kejahatan tapi memanfaatkan orang lain. 🤬🤬🤬🤬🤬
semoga keluarga dirgantara memaklumi posisi Arya & Cindy, serta membantu mereka nantinya
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
✓™N!NA 💗 MO®O™✓
🤣🤣🤣 khodam nenek gayung dan kakek cangkull'y udah lengket🤣🤣🤣🤣
Ita Xiaomi
Ndak kebayang nasibnya Elvina pas ketangkap di tangan Ray.
Ita Xiaomi
Apakah Elvina ini suruhan bpk kandungnya Arsya?
Ita Xiaomi
Terus terang aja ama Satria dan Aisyah.
Ita Xiaomi
Nama jalannya mendukung tuh😁
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mereka ini punya dendam apa pada keluarga dirgantara?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ada juga petuah jangan menolak rezeki.
ifha latifa
haeuuhh apa lagi nih?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
satria pasti tau..
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
buang name card nya, aisya..
Ita Xiaomi
Mamaku jg pernah berpesan spt ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!