NovelToon NovelToon
Gadis Malang Masuk Ketubuh Antagonis

Gadis Malang Masuk Ketubuh Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sandri Ratuloly

Seharusnya Aluna tahu kalau semesta tak akan sudi membiarkan kebahagiaan singgah bahkan jika kebahagiaan terakhirnya adalah m*ti di bawah derasnya air hujan. la malah diberikan kesempatan untuk hidup kembali sebagai seorang gadis bangsawan yang akan di pe*ggal kep*lanya esok hari.
Sungguh lelucon konyol yang sangat ia benci.
Aluna sudah terbiasa dibenci. Sudah kesehariannya dimaki-maki. la sudah terlanjur m*ti rasa. Tapi, jika dipermainkan seperti ini untuk kesekian kali, memang manusia mana yang akan tahan?!
Lepaskan kemanusiaan dan akal sehat yang tersisa. Ini saatnya kita hancurkan para manusia kurang ajar dan takdir memuakkan yang tertoreh untuknya. Sudikah kamu mengikuti kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Leander berdiri di depan singgasana tahta Raja. Sorot matanya yang tajam seperti pedang tidak takut menghadapi pria yang tengah duduk di singgasana itu. Ada kemarahan besar yang nampak jelas di matanya. Sayangnya, kemarahan yang ia miliki hanya bisa ditelan dalam dada. Leander masih tidak punya kuasa untuk menentang. Pemuda itu sepenuhnya paham.

Tebakannya benar. Tidak meleset sedikitpun. Namun biarpun demikian, rasa kecewanya masih tak terbendung untuk tumbuh. Dia mengabdikan diri bekerja siang malam untuk kerajaan ini. Tapi, pemimpinnya justru memikirkan kepentingannya sendiri dan tidak berpihak pada rakyat sedikitpun.

"Leander, ini hanya salah paham. Duke Blance tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Aku bisa menjaminnya." Salah paham katanya? Leander mencibir dalam hati.

Duke Blance tersenyum mendengar Sang Raja membelanya. Walau hatinya masih berdarah karena Raja itu sangat tamak mengikis sebagian hartanya. Seperti kasus Agatha, Sang Raja hanya melihat kepentingan di atas segala yang terjadi. Saat anaknya masih bertunangan dengan Putra Mahkota, Raja memperlakukannya dengan baik. Namun saat Duke Blance membuangnya dan Putra Mahkota bersikeras menghukum ma-ti Agatha, Raja tidak menolak mereka.

"Yang Mulia, kerusakan yang disebabkan oleh Duke Blance tidak kecil." Leander berusaha untuk menghentikan Raja mengambil keputusan ini. Memelihara orang seperti Duke Blance hanya akan merugikan Kerajaan. Persetan dengan stabilitas bangsawan! Tanpa perubahan kerajaan hanya akan membusuk dari dalam.

"Duke Lucarion, kau meragukanku?"

Raja Reinhart memanggil Leander dengan gelarnya. Seolah mengingatkan pemuda itu akan posisinya. Keagungan seorang Raja menerkam Leander untuk membuatnya tunduk dengan paksa.

"Bukti yang saya berikan lebih dari cukup untuk menghukum ma-ti Duke Blance, Yang Mulia. Dia tidak pantas untuk duduk di posisi Duke. Saya akan mencari bukti lain jika perlu. Semua kejahatan Duke Blance harus dihukum sebagaimana semestinya," kata Leander tetep kekeh dengan pendiriannya.

"Duke Lucarion, apa kau benar-benar ingin menentang Raja ini? Kau benar-benar mengajariku cara bertindak? Apa kau lupa siapa yang menjadi Raja dan apa posisimu ini?" Pertanyaan retoris itu menerjang Leander. Raja Reinhart menghembuskan napas lelah. "Sungguh aku kecewa dengan dirimu, Leander. Ayahmu tidak akan melakukan kesalahan seperti ini."

"Saya tidak akan menjadi sampah seperti ayah saya." Ketegasan terdengar dari Leander. Mana mungkin dia sudi meniru perilaku pria yang paling dibencinya di dunia ini? Pria yang dengan tega menyakiti ibunya. Berperilaku seperti sampah masyarakat yang beruntung dapat lahir di keluarga Duke.

"Leander! Jaga ucapanmu! Aku bisa mengganggap tindakanmu sebagai bentuk pemberontakan terhadap Raja." Nada suara Raja meninggi. Menandakan kemarahan yang tertahan di sekujur tubuhnya.

"Silahkan, Yang Mulia. Aku melakukan hal yang benar." Leander tidak takut.

"Bagus sekali, Leander! Kau sudah bisa membuatku marah!" Padahal, sewaktu Leander kecil dia sering memuji perilakunya yang lebih dewasa. Kualitas Leander melebihi putranya. Tapi ternyata, pemuda itu telah menyimpang cukup jauh.

"Aku seorang Raja! Akulah kebenarannya!" Apapun yang dia katakan akan menjadi kebenaran. Biarpun sebenarnya salah atau melukai hati nurani, selama ia mengatakan bahwa itu benar maka kebohongan dan tipu daya pun bisa berubah menjadi kebenaran.

Raja Reinhart membuang laporan Leander ke sembarang arah. Membiarkan lembaran kertas itu menjadi sampah.

"Pergilah! Aku tidak akan menghukum dirimu karena kerja keras ayahmu semasa hidup. Lain kali tidak akan selesai dengan cara seperti ini." Raja Reinhart melambaikan tangannya. Menyuruh Leander pergi dari hadapannya sekarang juga.

Leander melangkah pergi. Untuk pertama kalinya dia melupakan salam hormat kepada Raja maupun Duke Blance dengan sengaja. Leander marah. Dia benci dunia yang telah kotor ini.

"Terima kasih, Yang Mulia." Setelah punggung Leander sepenuhnya menghilang di balik pintu, Duke Blance mengucapkan rasa terima kasihnya. Dia tahu kali ini tidak bisa lolos tanpa bantuan Raja.

Duke Blance mencibir perilaku Leander. Bocah itu tidak tahu apa-apa soal politik dan bagaimana cara memperoleh keuntungan.

"Aku akan segera berbicara di hadapan rakyat tentang masalah ini. Kau bisa tenang, Duke."

Duke Blance membungkuk. "Kalau begitu saya permisi, Yang Mulia. Ada sesuatu yang harus sa—"

"Yang mulia Raja!" Seorang ksatria masuk tergesa-gesa. "Rakyat sedang melakukan protes di depan istana, Yang Mulia. Mereka mencoba menerobos masuk, kami sedang mencoba sebaik mungkin untuk menghentikannya."

Raja Reinhart terkejut. Apakah kekuatan rumor sudah sekuat itu hingga rakyat melakukan protes secara langsung? Dia bangkit dari duduknya. "Biarkan aku menghampiri mereka."

"Tapi, itu berbahaya Yang Mulia," kata ksatria khawatir.

"Bukankah kalian ada untuk melindungi ku?" Raja tersenyum. Perkataan Reinhart membuat ksatria itu terharu dengan kepercayaan dari rajanya.

"Saya akan melindungi anda, Yang Mulia!"

Reinhart melangkahkan kakinya. Bersiap menghadapi rakyat yang entah kenapa menunjukan kekuatannya. Raja tidak menganggap dirinya salah dan ini sebagai teguran baginya. Dia diam-diam marah dengan seseorang yang memaparkan fakta ini di hadapan rakyatnya.

"Yang Mulia! Tolong hukum Duke Blance!"

"Duke Blance pantas dihukum ma-ti!"

"Kejahatannya tidak termaafkan, Yang Mulia!"

"Hukum penjahat itu!"

Ini pertama kalinya Raja Reinhart melihat begitu banyak orang menentang dirinya. Bukankah dia adalah Raja? Keputusan yang ia buat seharusnya mutlak dan tidak boleh ditentang oleh siapapun.

"Rakyatku, biarkan aku meluruskan kesalahpahaman ini." Raja mulai bicara dengan tenang. la mengangkat tangannya, menyuruh semua orang untuk diam. "Rumor yang beredar akhir-akhir ini tidaklah benar adanya—"

"Lalu apa ini Yang Mulia!" Salah seorang rakyat memotong ucapan Raja dengan berani. Dia memegang kertas berisi bukti kejahatan Sang Duke.

"Yang Mulia, anakku hilang sejak tiga tahun lalu dan ternyata satu bulan lalu aku melihatnya telah menjadi seorang budak! Aku menahannya karena takut sebelumnya! Tolong. Tolong berikan keadilan pada putra saya!" Tidak ada bukti yang lebih bisa dipercaya daripada para korban yang mengalaminya sendiri. Sakit hati mereka adalah bukti paling jelas.

Setelah seorang ibu berbicara. Suara lain mulai menggema. Satu, dua, hingga tidak terhitung jumlahnya. Beberapa orang yang mulanya ragu mulai menyingkirkan keraguannya. Mereka menatap Sang Raja dan meminta keadilan ditegakkan.

Apakah mereka bisa hidup tenang ketika seorang penjahat masih duduk di kursi kekuasaan? Mungkin suatu hari keluarga mereka yang dijual. Mungkin orang kesayangan mereka akan menghilang.

Setelah menyaksikan semua ini. Raja Reinhart tahu betul. Dia tidak bisa lagi melindungi Duke Blance. Atau kalau dia tetap memaksa, reputasinya akan runtuh detik itu juga.

"Tenanglah rakyatku! Jika semua yang kalian katakan terbukti benar, aku akan memberikan hukuman setimpal pada Duke Blance. Saya tidak akan pernah mentolerir kejahatan seperti itu menggerogoti kerajaan ini! Yakinlah padaku!"

Duke Blance menyaksikannya dari jauh. Senyum kecut tertoreh di bibirnya. Setelah ini, dia akan hancur. Semua kerja kerasnya untuk kerajaan ini akan sia-sia. Ratusan tahun sejarah keluarganya sebagai Duke akan ternoda oleh cat hitam yang tidak bisa dihilangkan.

"Agatha anakku, kau menang kali ini," bisik Duke Blance sebelum para ksatria menahan dirinya dan membawanya ke penjara.

1
Putri Ana
lanjutannya thorrrr
Putri Ana
thor kok belum ada lanjutannya
Putri Ana: yaahhh usahakan yaah kak🤭
total 2 replies
Cindy
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Sandri Ratuloly
jangan lupa bintangnya~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!