NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:440
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jennifer Browne

Ada seorang anak perempuan tampak mematung di samping kanan lemari kayu yang sudah lapuk. Anak perempuan itu memiliki bola mata yang indah karena iris kedua matanya memiliki spectrum warna. Nama anak perempuan itu adalah Jennifer Browne, nama panggilannya Jennie. Saat ini dia menyaksikan kekerasan yang telah dilakukan oleh ayah tirinya terhadap ibunya. Dia sering melihat adegan kekerasan yang telah dilakukan oleh ayah tirinya terhadap ibunya.

Dia juga sering menerima tindakan kekerasan dari ayah tirinya. Sering kali dia menangis dalam diam dengan tubuh yang membeku ketika setiap kali melihat adegan yang menyayatkan hatinya. Sering kali pula dia menangis kesakitan ketika dipukul oleh ayah tirinya. Jennie sejak umurnya tiga tahun sudah mendapatkan perlakuan tak enak dari ayah tirinya. Hal itu telah membuat Jennie memiliki sifat yang introvert dan pendiam. Dia bahkan jarang berbicara dengan siapa pun termasuk ibunya.

Bugh... bugh.... bugh

"Auww... berhenti, auww... kumohon berhenti, auww...," lirih ibunya Jennie yang bernama Betty. "Sudah auww, sudah kubilang aku tidak punya uang lagi," lanjut Betty dengan suara yang lemah.

"Aku tidak percaya!!" ujar ayah tirinya Jennie yang bernama Lucas, lalu Lucas menarik rambutnya Betty sehingga Betty mengadahkan kepalanya.

"Jika kamu tidak memberikan yang kepadaku sekarang, anakmu akan aku jual!"

"Jangan lakukan itu, kumohon, sebaiknya kamu jual aku aja," ucap Betty sedih.

"Mana mungkin aku menjual kamu!!" ucap Lucas marah, tak lama kemudian Lucas menyeret Betty masuk ke ke dalam kamar mereka.

Brukkk

Pintu kamar itu dibanting keras oleh Lucas sehingga membuat Jennie terperanjat. Jennie mendengar suara kesakitan dari mulut ibunya, suara pukulan, suara sabetan dan suara desahan yang menggaung di dalam kamar itu. Saking muaknya, Jennie menutup kedua telinganya dengan menggunakan kedua telapak tangannya. Dia merosotkan tubuhnya sambil menutup kedua telinganya, lalu meringkukkan badannya dan memejamkan kedua matanya.

Setelah sekian lama suara yang bergema di dalam kamar, terdengar suara lenguhan panjang dari mulutnya Lucas. Setelah itu tidak ada lagi suara yang berasal dari dalam kamar. Beberapa saat hening sehingga terdengar suara pintu kamar terbuka menampilkan sosok Lucas dengan wajah puasnya setelah memperkosa Betty. Lucas berjalan keluar dari dalam kamar dengan derap langkah kaki yang tegas.

Sekilas dia menoleh ke arah Jennie dengan tatapan mata yang tajam dan senyuman yang mengerikan. Setelah itu Lucas berjalan menuju pintu rumah. Membuka kunci pintu rumah. Menekan handle pintu ke bawah, lalu menariknya sehingga pintu rumah itu terbuka. Lucas berjalan keluar rumah, lalu menutup pintu dengan kasar sehingga membuat Jennie terkejut.

Brukkk

Seketika suasana hening. Jennie membuka kedua matanya. Mengedarkan pandangannya untuk melihat situasi rumah. Menjauhkan kedua telapak tangannya dari kedua kirinya. Mengelap air matanya berulang kali. Menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya secara perlahan untuk menenangkan hati dan pikirannya. Itulah yang diajarkan oleh ibunya jika dia ingin menangkan dirinya setelah meluapkan rasa sedihnya. Beranjak berdiri, lalu berjalan mengendap-endap menuju ke kamar ibunya.

Dia melakukan itu untuk melihat keadaan ibunya tanpa sepengetahuan Lucas. Jika Lucas mengetahui itu, Lucas pasti akan mengurung Jennie di gudang dan menjauhkan dia dari ibunya. Celingak-celinguk untuk memastikan keberadaan Lucas yang sudah tidak ada di sekitaran rumah mereka. Masuk ke dalam kamar ibunya. Dia sudah biasa melihat kondisi ibunya yang tidak menyadarkan diri tanpa sehelai benang di tubuhnya.

Dengan cekatan, Jennie menyelimuti tubuh ibunya dengan seprai tempat tidur. Jennie melihat wajah ibunya yang basah dan penuh luka sehingga membuat hatinya terenyuh. Jennie membalikkan tubuhnya, lalu berjalan cepat keluar dari dalam kamar ibunya. Berlari masuk ke dalam kamar kecilnya. Menghentikan langkah kakinya, lalu menutup pintu kamarnya, dan menguncinya. Naik ke atas tempat tidur. Merebahkan tubuhnya yang sudah lelah menghadapi takdir hidupnya hari ini. Dia ingin bermimpi indah supaya bisa menghilangkan rasa kejamnya dunia yang harus dia lakoni pada malam hari. Tak terasa dirinya terlelap pulas tanpa bermimpi.

Tok ... Tok...

Bunyi ketukan pintu kamar tidurnya Jennie yang telah membuat Jennie membukakan kedua matanya. Jantungnya berdetak lebih cepat dan lebih kencang dari sebelumnya. Jennie mengerjapkan kedua matanya untuk mengumpulkan kesadarannya. Menduduki tubuhnya sambil menatap polos ke pintu kamar. Dia ragu untuk membukakan pintu itu. Dia takut jika yang mengetuk pintu adalah ayah tirinya.

"Nak, ini Mommy," Lirih Betty.

Sontak Jennie beranjak berdiri. Berdiri kecil menuju pintu kamar. Dengan gerakan cepat, Jennie membuka kunci pintu kamar itu. Menekan handle pintu ke bawah, lalu menariknya ke dalam sehingga memperlihatkan sosok ibunya yang mengenaskan.

"Nak, cepatlah kamu kabur dari rumah ini, Mommy tidak mau terluka lagi Sayang," Lirih Betty sambil mengucur air mata dari kedua matanya.

Jennie menggelengkan kepalanya berulang kali karena dia tidak mau berada jauh dari ibunya. Jennie langsung memeluk kaki kurusnya Betty dengan erat sambil menangis tanpa bersuara. Betty membungkukan badannya, lalu melepaskan pelukan Jennie. Betty memeluk tubuh mungilnya Jennie sambil menangis tanpa bersuara. Lambat laun tangisan Betty berhenti. Betty melepaskan pelukannya, lalu tiba-tiba tubuhnya Betty terkulai lemas terbaring di atas lantai.

"Mommy!! Bangun Mommy, bangun Mommy!!" ucap Jennie sedih melihat ibunya tak berdaya.

Jennie langsung memeluk tubuhnya Betty sambil menangis terisak-isak. Menangis histeris karena ibunya tidak terbangun. Seketika pintu rumah terbuka, menampilkan sosoknya Lucas. Lucas mengerutkan dahinya melihat tubuhnya Betty tergeletak tak berdaya di atas lantai. Sedetik kemudian, Lucas tersenyum licik melihat keadaan di dalam rumah itu. Lucas berjalan cepat menghampiri Jennie yang sedang memeluk tubuhnya Betty yang masih menangis histeris. Lucas menjenggut beberapa helai rambutnya Jennie sehingga Jennie melepaskan pelukannya dan kepalanya mengadah.

"Dasar anak kurang ajar!! Tega sekali kamu, kamu telah membunuh Mommy mu sendiri!! Akan aku laporkan kamu ke polisi!!"

Jennie menggelengkan kepalanya dengan pelan. Lucas langsung menyeret Jennie ke arah pintu rumah. Sekuat tenaga Jennie memberontak, namun tenaganya tidak seimbang dengan tenaganya Lucas. Jennie menangis sambil menahan rasa sakit di kepalanya. Mereka keluar dari dalam rumah. Lucas menutup pintu rumah itu dengan kasar.

Brukkk

Lucas melanjutkan langkah kakinya sambil menyeret tubuh mungilnya Jennie. Lucas melepaskan tangannya dari kepalanya Jennie. Mengangkat tubuhnya Jennie, lalu membopong Jennie, seperti membopong karung beras. Jennie memukul badannya Lucas berulang kali karena Jennie tidak mau dibawa pergi oleh Lucas. Dengan langkah kaki yang panjang dan cepat Lucas menyusuri halaman depan rumah itu yang dipenuhi oleh beberapa pohon ek yang umurnya sudah beratus - ratus tahun.

Plakkk

Lucas memukul pantatnya Jennie dengan kasar dan keras sambil menangis histeris. Walaupun begitu, Jennie tetap memberontak. Jennie ingin kabur dari genggaman Lucas. Dia mengedarkan pandangannya melihat sekelilingnya yang sangat sunyi sambil memukuli Lucas. Dia melihat rumah mungilnya berada sangat jauh dari posisinya sekarang. Lucas membuka pintu kap bagasi mobilnya. Menaruh Jennie ke dalam bagasi mobil itu dengan kasar.

Bug

"Aauuwww!! pekik Jennie.

Sedetik kemudian, Lucas menutup pintu itu, lalu menguncinya. Gelap gulita menyelimuti Jennie. Udara yang pengap menerpa tubuh mungilnya Jennie. Jennie menendang - nendang bagasi mobil itu. Tak lama kemudian mobil itu melaju lumayan cepat menerobos dingin dan sunyinya malam hari. Dengan sekuat tenaga, Jennie memberontak di dalam bagasi mobil itu, namun usahanya sia - sia hingga dirinya tak berdaya di dalam mobil yang dikemudikan oleh Lucas.

Lucas menyetir mobilnya dengan raut wajah yang bahagia karena dia telah mendapatkan barang yang sangat bagus untuk dijual ke kelompok mafia perdagangan manusia. Dia tergiur dengan jumlah uang yang akan dia terima setelah menjual Jennie. Lucas merasakan getaran dari smartphone miliknya. Dia merogoh kantung celana jins untuk mengambil smartphone miliknya. Senyumnya mengembang ketika membaca tulisan Dennis di layar smartphonenya sekilas. Menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu, lalu mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya.

"Hallo Bro! Kamu sudah mendapatkan anak perempuan itu untuk bosku?" tanya Dennis datar.

"Aku sedang membawanya, aku akan mengantarnya di tempat biasa," ucap Lucas senang

"Baiklah, nanti aku lapor ke bosku."

Tak lama kemudian sambungan telepon itu terputus. Lucas menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya, lalu melemparnya ke jok samping kiri. Mobil itu menelusuri hutan alami menuju jalan raya. Setelah menemukan jalan raya, mobil itu belok kiri. Menelusuri jalan raya yang sangat sepi. Berkilo - kilo meter empat mobil itu melindas aspal jalan raya hingga masuk ke area sebuah bar malam. Mobil itu berhenti di tempat parkir bar itu.

Lucas membuka sabuk pengamannya, lalu membuka kunci mobilnya. Dia membuka kunci pintu bagasi mobil itu. Membuka pintu mobil setelah mencabut kunci mobilnya, lalu berlari kecil ke bagasi mobil. Membuka pintu bagasi itu. Dia tersenyum lebar melihat tubuhnya Jennie terkapar di dalam bagasi mobil. Mengangkat tubuh mungilnya Jennie, lalu membopongnya. Menutup pintu bagasi mobilnya. Berjalan menelusuri area parkiran itu. Di area itu, Lucas melihat banyak para petugas keamanan dan para bodyguard yang sedang menjaga bar itu.

Lucas menghentikan langkah kakinya ketika berhadapan dengan Dennis, lalu berucap, "Mau taruh di mana anak ini?"

"Di ruang kerja bosku, dia ingin menikmati tubuh anak itu malam ini. Jangan lupa empat puluh persen uang itu untukku Lucas," ujar Dennis datar.

"Kamu tenang aja Dennis, aku tidak akan melupakan itu. Ayo kita masuk ke ruang kerja bos kamu!"

Tak lama kemudian mereka masuk ke dalam bar itu melalui pintu khusus karyawan bar dan para anggota mafia yang telah menguasai bar itu. Menyusuri lorong yang gelap dan sempit, hingga mereka menemukan sebuah pintu. Mereka menghentikan langkah kaki mereka di depan pintu itu. Dennis menekan handle pintu ke bawah, lalu mendorongnya sehingga pintu terbuka. Mereka masuk ke dalam ruangan itu. Dennis menutup pintu itu setelah mereka masuk ke dalam ruang kerja bosnya Dennis.

"Kamu di sini dulu, aku ingin memanggil bosku."

"Baiklah."

Tak lama kemudian, Dennis melanjutkan lagi langkah kakinya menuju sebuah lorong yang menembus ke kamar pribadi bosnya. Samar - samar Lucas mendengar desahan - desahan dari beberapa wanita dan satu orang pria. Lucas berjalan pelan menghampiri sebuah sofa panjang, lalu menaruh tubuhnya Jennie di atas sofa itu dengan kasar.

Bug

Tubuh mungilnya Jennie terlempar di atas sofa panjang itu. Dia menduduki tubuhnya di atas sofa single yang berada di depan Jennie. Dengan jelas, Lucas mendengar suara lenguhan dari beberapa orang. Tak lama kemudian mendengar suara derap langkah kaki dari dua orang dan Lucas melihat sosoknya Dennis dan seorang pria paruh baya. Mereka berjalan mendekati Lucas. Pria baya itu menduduki tubuhnya di samping kanan Jennie. Menoleh ke tubuhnya Jennie dengan tatapan mata yang sangat lapar.

"Dennis, ambil uang itu sekarang juga, lalu berikan uang itu ke teman kamu. Aku sangat puas dengan barang yang dia bawa," ucap pria baya itu yang masih terpaku dengan sosoknya Jennie.

"Baik Tuan Marco," ujar Dennis, lalu dia berjalan tegap menuju ke sebuah pintu lemari.

"Siapa nama anak ini?" tanya Marco tanpa menoleh ke Lucas.

"Jennifer Browne."

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!