Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 33
Rosanda hanya diam, mengamati dengan mimik wajah bosan melihat rengekan Gracia pada Harvi yang sangat membuatnya mual.
Sementara Harvi terpaksa menerima kerepotan permintaan Gracia yang hendak membatalkan penjualan.
"Okey, terserah padamu, aku tidak akan ikut campur lagi urusan mu, cari sendiri jalan keluar atas masalah mu Gracia" Akhirnya Harvi merasa jengah juga, hampir lima menit berdebat dan tak berujung selesai.
Terdiam, Gracia terkejut akan ucapan yang di dengar barusan, apalagi perkataan dimana Harvi tak akan ikut campur lagi, apa ini, jelas sangat berbahaya, batin Gracia.
"Kalau aku mengikuti katamu, Apa semua akan selesai dan kamu akan selalu membantu ku?" ucap Gracia dan nampak jelas ada kekhawatiran yang mendalam disana.
"Hem, dalam batas wajar"
"What?!, dalam batas wajar, apa maksud nya beb?" Gracia makin panik dengan ucapan terakhir Harvi.
"Sudahlah, jadi kamu setuju dengan saranku, dan akan menjual restoran ini pada Nona Rosanda?" tanya Harvi sekali lagi untuk memastikan kembali.
Gracia mengangguk, kali ini sambil menatap dengan angkuh ke arah Rosanda yang hanya duduk diam dan sesekali memainkan ponselnya untuk mengikuti kabar berita yang berkaitan dengan pekerjaan di hidupnya.
Tak lama kemudian, sesuatu yang diharapkan, Grey muncul dengan langkah tergesa sambil membawa sebuah surat kepemilikan Sah yang akan diserahkan kepada pembeli Restoran.
Terkejut, jelas sekali nampak pada wajah Grey, sosok Rosanda yang pernah di temui sekali dan sangat sulit untuk dia hubungi rupanya sudah ada di depan matanya saat ini.
"Nona Rosanda?" ucap Grey setelah sebelumnya menyapa Harvi dan juga Gracia.
"Jumpa kembali tuan Grey Harison" jawab Rosanda dengan tenang.
Grey menjabat tangan Victoria, lalu duduk dan membahas hal penting seputar penjualan Restoran milik Gracia.
Jelas sekali disini Grey tidak keberatan, bahkan bersedia membantu proses percepatan pemindahan kepemilikan, tentu karena Rosanda menyetujui untuk memakai jasanya dalam beberapa bisnisnya.
Dan pada akhirnya, di hari itu, Restoran yang dulu miliknya, kini kembali berada di tangannya.
"Bagaimana kalau saya antar?" Grey menawarkan bantuan.
"Tidak, kau sebagai pengacara dan sahabat Garcia, sebaiknya antar saja dia, biar Nona Rosanda aku yang mengurusnya" HarVi langsung menyahut, tak peduli lagi dengan perasaan Gracia yang terkejut dan merasa tak di pedulikan lagi.
"Maaf semuanya, biar saya_"
"Aku yang antar" Ucap Harvi memutuskan ucapan Rosanda dan mutlak harus dituruti.
Rosanda berjalan lebih dulu, lalu memberitahukan kalau dirinya tadi menaiki mobilnya sendiri.
"Tidak perlu merepotkan anda semua, saya bisa pulang sendiri" Jalan teraman adalah menolak semuanya.
"Tidak bisa, ini larut malam, dan aku tak akan membiarkan tamu istimewa ku mengalami sesuatu yang tidak diinginkan dijalanan, apalagi tingkat keamanan di jalan sangat mengkhawatirkan" Harvi segera mencegah langkah Rosanda, lalu berjalan menyusul nya hingga mereka berdampingan.
Rosanda tak bisa berbuat apapun, saat ini kerjasama yang baik harus dilakukan demi terbalasnya sebuah dendam, lalu dengan langkah kakinya yang jenjang, Rosanda berjalan di samping Harvi sampai masuk kembali ke dalam mobilnya.
Rupanya masih tidak puas, Gracia mengejar Rosanda dan Harvi, hingga pada akhirnya berteriak memanggil.
"Baby!, aku ikut di mobilmu, bukankah kalian akan berangkat sendiri-sendiri!" teriak Gracia.
"No, pulang lah bersama dengan Grey, aku akan mengantar Nona Rosanda sampai di Apartemennya.
Rosanda masuk ke dalam mobilnya begitu saja, tak harus ikut pusing dengan drama yang sedang di lakukan oleh Gracia saat ini.
Grey yang tidak mungkin juga mengambil Rosanda dari pengawasan Harvi segera menyusul Gracia dan menariknya untuk di bawa pergi
"Aku tidak mau Grey!" teriak Garcia tak peduli dengan keadaan sekitar, dimana banyak pasang mata merasa risih dengan kelakuan Gracia.
Grey segera menarik tangan Gracia, lalu membawanya masuk ke dalam mobilnya,
"Diam dan jangan berisik, kalau mau nangis karena kesal silahkan, tapi jangan merusak sesuatu di dalam mobilku" Grey memperingatkan.
Rosanda pergi begitu saja membawa mobilnya, sedang di belakangnya disusul oleh mobil Harvi yang mengikutinya.
Sementara Gracia masih meluapkan emosi dan ras kesalnya akan sosok wanita bernama Rosanda.
"Kenapa kau setuju begitu saja Grey, bahkan malah mau membantunya, keterlaluan!" teriak Gracia.
"Jangan salahkan aku, kau sendiri yang mau menjual restoran itu, aku sudah memperingatkan mu sebelumnya" Grey jelas tak mau disalahkan.
"Bukan hal itu, tapi kau juga tertarik dengan wanita itu bukan, Rosanda?!" teriaknya.
"Shit!, Cukup Gracia, jangan berteriak di dalam mobilku, kau bisa merusak telingaku!" Grey memberikan peringatan keras.
Gracia terdiam, air matanya kini menggantikan untuk meluapkan emosinya, Grey yang melihat itu pun hanya terdiam, tetap fokus memperhatikan jalanan.
"Kau dulu sangat menyukai ku, Harvi juga begitu, dn sekarang kalian bahkan tak menganggap ku, kalian semua laki-laki breng-sek" ucapnya lirih, namun Grey masih bisa mendengarnya dengan baik.
Grey tak tahan dengan ucapan Gracia segera menepikan mobilnya, sebenarnya grey juga mengalami kegelisahan karena Rosanda yang saat ini bersama seorang milyarder tua yang sangat mudah mendapatkan wanita.
"Aku sudah jelaskan soal hubungan kita, kau yang dulu meminta bahwa kita melakukan hubungan intim karena hanya kebutuhan semata, kau bahkan tau siapa wanita yang aku cintai saat itu bukan?"
"Victoria" ucap Gracia.
"Iya, benar, aku sangat mencintainya lebih dari apapun, aku bahkan rela mengkhianati sahabatku sendiri karena ingin mendapatkan nya, tapi sayang, karena kelakuan gilamu waktu itu, aku gagal mendapatkan nya dan bahkan terjadi tragedi yang membuatnya harus mati"
"Bukankah itu lebih baik?, jangan munafik, kau juga tidak ingin perbuatan kita yang lain di ketahui olehnya bukan?" ucap Gracia sambil tersenyum sadis.
"Kau yang merencanakan semuanya, dan aku mendukungmu karena ingin mendapatkan wanita ku, tapi nyatanya semua hilang lenyap"
"Dan jangan menyalahkan ku"
Grey menarik nafas dalam, "Apa kau tau?, saat aku bertemu dengan Rosanda, entah kenapa aku seperti merasa ada sosok Victoria, dari abu tubuhnya bahkan seperti merasakan kehadirannya"
"Jangan menghayal, Victoria sudah membusuk di liang kuburnya"
"Jaga bicaramu Gracia!" tentu saja grey tak terima dengan perkataan Gracia walau pada kenyataanya Victoria waktu itu terluka oleh tangannya.
Terdiam sesaat, Gracia lalu meminta Grey untuk melanjutkan perjalanan, hingga keduanya tiba di hunian mewah milik Gracia yang di dapat dari mendiang suaminya.
"Masuklah" ucap Gracia.
"Hem, aku akan bermalam disini, ini sudah terlalu larut"
"Silahkan saja" ucap Gracia.
Keduanya berjalan beriringan, memasuki lantai dua, dan seolah mereka sudah terbiasa melakukan hal itu.
Saat Gracia akan menutup pintu, Grey mentahannya, dan meminta untuk masuk ke dalam kamar Gracia.
"Aku capek Grey" ucap Gracia.
"Aku hanya ingin tidur ditemani olehmu saja, seperti yang biasa kita lakukan dulu bukan?"
"Okey, jangan berlebihan, sekalian aku akan mengingatkanmu akan sesuatu"
"Apa?" tanya Grey sambil melangkah maju mengikuti Gracia di dalam kamarnya.
"Pencucian uang"
"Aku sudah menemukan tempatnya" jawab Grey.
Gracia terkejut, lalu berbalik dan menatap Grey dengan serius. "Pantas kau tidak khawatir saat Restoranku terjual cepat"
"Karena Rosanda menerima jasaku, dan aku akan memanfaatkan hal itu" jawab Grey.
"Sialan, jadi kau berniat memanfaatkan nya?"
"Tidak sepenuhnya, karena aku juga menginginkannya, jadi bantu aku dengan menjaga otak kekasih breng-sek mu Harvi, agar tak berani menyentuh Rosanda, mengerti?"
"Tentu saja"
Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.
Bersambung.