NovelToon NovelToon
Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:755
Nilai: 5
Nama Author: Lingga Mn

Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kacamata Fresha Hancur.

Waktu terus berlalu dengan cepat, dan tanpa terasa, ujian semester genap kenaikan kelas sudah di ambang pintu. Fresha sedang giat belajar di rumahnya, memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Mami Yanti, manajernya, telah menolak semua tawaran pekerjaan untuk Fresha selama masa ujian, sehingga sepulang sekolah, Fresha dapat fokus sepenuhnya pada pelajaran.

Pada suatu siang, Fresha dan Zheshe sedang belajar bersama di kamar Fresha. Zheshe, dengan niat menguji, diam-diam memberikan sebuah soal kepada Fresha.

"Fresha, kalau kamu bisa jawab soal ini tanpa memakai kacamata?" tanya Zheshe, mencoba mengorek informasi tentang kemampuan Fresha.

"Oke," jawab Fresha dengan santai, menerima tantangan Zheshe.

Fresha mencoba menjawab pertanyaan tersebut tanpa memakai kacamatanya. Ia memang bisa menjawabnya, meskipun tidak secepat biasanya. Kemudian, Zheshe meminta Fresha untuk memakai kacamatanya dan mengerjakan soal-soal yang mirip. Hasilnya, Fresha dapat menjawab soal-soal tersebut dengan cepat dan tepat.

Zheshe akhirnya mengerti. Ketika Fresha memakai kacamata, kemampuan akademiknya meningkat pesat, menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang jenius dalam bidang akademik. Namun, ketika ia tidak memakai kacamata, bakat seninya yang lebih menonjol, menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang jenius dalam bidang seni.

Zheshe mengangguk-angguk paham. "Jadi, kacamatamu itu semacam pengalih fokus ya? Kalau dipakai, otakmu langsung fokus ke hal-hal akademis, tapi kalau dilepas, sisi artis mu yang lebih dominan," gumam Zheshe.

Fresha tertawa kecil. "Mungkin juga begitu. Aku sendiri juga bingung kenapa bisa begitu," jawabnya. "Tapi yang jelas, aku harus pakai kacamata kalau mau lulus ujian dengan nilai bagus."

Zheshe tersenyum. "Semangat ya! Aku yakin kamu pasti bisa!"

Mereka berdua kembali fokus belajar, mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian yang akan datang. Namun, di benak Zheshe, masih tersimpan pertanyaan besar tentang identitas Fresha yang sebenarnya. Ia merasa semakin penasaran dan ingin mencari tahu lebih banyak tentang masa lalu sahabatnya itu.

Malam harinya, Fresha tidak bisa tidur nyenyak. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai macam pikiran. Ia memikirkan tentang ujian yang akan datang, dan tentang identitasnya yang masih menjadi misteri.

Ia mencoba memejamkan mata dan menenangkan diri, namun semakin ia berusaha, semakin banyak pikiran yang bermunculan di benaknya. Ia merasa gelisah dan tidak nyaman.

Akhirnya, ia memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju balkon kamarnya. Ia menghirup udara malam yang segar dan menatap langit yang bertaburan bintang.

Di tengah keheningan malam, ia merenungkan semua yang telah terjadi dalam hidupnya. Ia merasa seperti sedang berada di persimpangan jalan, dan ia harus memilih jalan mana yang akan ia tempuh.

Apakah ia akan terus mencari tahu tentang identitasnya yang sebenarnya? Atau apakah ia akan menerima dirinya apa adanya dan menjalani hidupnya seperti biasa?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, membuatnya semakin bingung dan bimbang. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Hari ujian di mulai, pagi i itu, Fresha datang ke sekolah dengan semangat membara, bertekad meraih nilai sempurna dalam ujian semester. Kacamata kesayangannya bertengger di hidung, siap membantunya fokus. "Hari ini aku harus berhasil," gumamnya, ingin membuktikan dirinya.

Namun, saat berjalan di lorong sekolah yang ramai, kejadian tak terduga menimpanya. Carla dan Carli, yang sedang bercanda, menabrak Fresha dengan keras. Akibatnya, buku catatan dan kacamatanya terlepas dan jatuh ke lantai.

Sebelum Fresha sempat meraihnya, seorang siswa yang lewat tanpa sengaja menginjak kacamatanya, menghancurkannya berkeping-keping. "Ya Tuhan!" seru Fresha putus asa, memungut pecahan kacamatanya dengan tangan gemetar. "Ini... ini gawat."

Fresha merasa panik. Tanpa kacamatanya, ia tidak bisa fokus pada ujian. Ia merasa semua persiapan dan ambisinya hancur dalam sekejap.

Fresha berjongkok, mengumpulkan pecahan-pecahan kacamatanya yang malang. Hatinya sedih ,namun ia menarik napas dalam-dalam. Ia tidak akan membiarkan kepanikan menguasainya. Dengan perlahan, ia berdiri tegak. Matanya normal, penglihatannya jelas, namun ia tahu, kemampuan akademiknya kini berkurang drastis. Ia memaksakan sebuah senyum tipis di bibirnya.

Dengan langkah tegap, Fresha melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Ia tahu, semua mata tertuju padanya. Mereka pasti melihat kejadian tadi dan menunggu reaksinya. Namun, Fresha tidak akan memberikan mereka kepuasan untuk melihatnya panik atau bersedih. Ia akan tetap menunjukkan wajah percaya diri, seolah tidak terjadi apa-apa. Inilah aku, Fresha, batinnya, tidak akan pernah memperlihatkan kelemahan di depan siapapun. Sifat percaya diri yang mengalir dalam dirinya, ia tahu, adalah sifat dari Sha.

Carla dan Carli dengan tergesa-gesa menghampiri Nindy dan Alya. "Berhasil! Berhasil!" seru Carla dengan nada riang. "Kami sudah menabrak Fresha dan kacamatanya hancur!" timpal Carli, tak kalah antusias.

Alya, yang tidak tahu apa-apa tentang rencana tersebut, hanya bisa mengerutkan kening bingung. "Menabrak? Menghancurkan kacamata? Maksud kalian apa sih?" tanyanya, tidak mengerti. Carla dan Carli hanya saling pandang, lalu mengangkat bahu, merasa senang tanpa tahu alasan sebenarnya.

Berbeda dengan Alya, Nindy tersenyum puas mendengar laporan dari Carla dan Carli. Ia tahu betul apa arti dari hancurnya kacamata Fresha. Tanpa kacamata itu, Fresha tidak akan bisa menjadi jenius akademik seperti biasanya. Nilainya pasti akan turun drastis, dan Nindy akan memiliki kesempatan untuk mengunggulinya.

Fresha duduk di kursinya, lembar soal ujian kenaikan kelas terbentang di hadapannya. Tanpa kacamatanya, ia merasa sedikit aneh, namun ia mencoba untuk tetap tenang. Ia menarik napas dalam-dalam dan mulai membaca soal pertama.

Anehnya, soal yang tadinya terasa sulit saat ia belajar, kini terasa begitu mudah. Jawabannya muncul begitu saja di benaknya, seolah-olah ia sudah tahu semuanya. Ia tersenyum tipis. Entah dari mana datangnya, ia merasa yakin bisa menjawab semua soal dengan sempurna. Sebuah keyakinan yang kuat, sebuah kemampuan yang tersembunyi, kini bangkit dan membantunya melewati ujian ini.

Setelah menyelesaikan ujian, Fresha menghela napas lega. Beban di pundaknya terasa sedikit berkurang. Ia pulang sekolah bersama Zheshe, dan di dalam mobil, ia menceritakan semua kejadian yang menimpanya hari ini. Mulai dari insiden di lorong hingga perasaannya yang aneh saat mengerjakan soal ujian. Zheshe mendengarkan dengan seksama, dan ia tampak senang mendengar cerita Fresha.

Zheshe berpikir keras tentang bagaimana caranya memberi tahu Fresha tentang identitasnya yang sebenarnya, yaitu Sha. Ia menyadari bahwa saat ini, Fresha menjadi sosok yang "sempurna". Ia memiliki kemampuan akademik yang luar biasa saat memakai kacamata, dan bakat seni yang menakjubkan saat tidak memakainya. Zheshe merasa bahwa ini adalah petunjuk penting yang bisa membantunya mengungkap misteri tentang Fresha.

1
Johana Guarneros
❤️Karakter-karakter dalam cerita ini begitu hidup dan membuatku empati padanya.
Layla
Luar biasa!
Gái đảm
Terima kasih Thor, karena ceritamu aku jadi bisa mimpi indah malam ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!